29

55.5K 2.7K 10
                                    

Selamat membaca... 😊😊

----

"Angel," panggil Leo pada Angela yang masih sibuk berkutat dengan tugas kuliahnya. 

"Hemmm..."

"Angela," panggil Leo sekali lagi saat melihat Angela hanya menyahut tanpa menoleh dan menatapnya.

"iya,  sebentar."

Leo menutup matanya sejenak.

Dia mendekat kearah Angela dan memutar kursi putar yang sedang Angela duduki. 

"Apa yang kau lakukan?" teriak Angela kesal. 

Leo tak menjawab.  Dia memandang Angela yang sedang marah dengan lekat. 

"Kamu tahu Ngel,  aku tidak pernah bisa marah kepadamu.  Jadi dengarkan perkataanku kali ini baik-baik."

"Tap-"

"Jangan memotong pembicaraanku, kali ini aku benar-benar tidak bisa membiarkanmu."

Leo menatap Angela terdiam. Ada sedikit keterkejutan yang ditangkap Leo dari mata Angela. 

Leo menjongkokkan tubuhnya sehingga dia bisa sejajar dengan Angela yang sedang duduk dikursi.

Dipegangnya kedua pundak Angela dengan lembut. 

"Aku tidak berniat mengkritikmu Ngel. Aku hanya ingin memberitahumu bahwa sikapmu selama ini salah.  Kamu tidak apa mengabaikan aku,  tapi jangan abaikan anak-anak kita Ngel. Mereka membutuhkanmu. Mereka lebih penting daripada tugas dan kuliahmu."

Leo dapat melihat kebingungan Angela akan maksud kata-katanya. 

"Aku tidak mengabaikan anak-anak, " Angela membela diri. 

"Kamu memang masih mengajak mereka bicara,  tapi waktu mu untuk mereka sedikit, kau lebih mementingkan urusan kuliahmu," jelas Leo.

"Aku hanya mencoba menjadi remaja sesuai umurku Le."

"Aku tidak melarang,  asal jangan kamu abaikan mereka."

"Tugasku banyak,  aku tidak berniat mengabaikan mereka.  Sungguh."

Leo menghela nafas melihat mata Angela berkaca-kaca. 

Susah berurusan perempuan dan air mata mereka. 

"baiklah,  terserah kau saja."

***

Leo menatap pemandangan Jakarta dari cafe Jimbaran Outdoor.  Tempat ini selalu menjadi sasarannya ketika sedang suntuk dan menghadapi masalah. 

Matahari terbenam dari tempat ini begitu memukau dan lampion yang hidup ditambah musik yang mengiringi ketika malam. 

Menatap pemandangan disini membuat penatnya hilang. 

Sesekali Leo ikut bersenandung mengikuti lagu yang mengalun. 

"Mas Leo disini?"

Leo mendongak menatap perempuan yang baru saja menegurnya. 

"Laila,  sejak kapan diJakarta?"

"Baru tadi pagi,  rencana besok aku mau kerumah mas,  mau ketemu tante,"ucap Laila dengan senyum khasnya. 

Leo mengangguk,  bagaimanapun Laila akrab dengan ibunya. 

"Mas terlihat kacau.  Mau cerita dengan Laila? "

Leo menggeleng.

"Temanmu sudah menunggu,  pergilah."

Laila terdiam kemudian mengangguk. 
"Laila.. " panggil Leo saat Laila mulai membalikkan badannya. 

"Terima kasih dan maaf untuk semuanya."

Laila membalikkan badan dan tersenyum.

"Begitu pula untuk mas,  semoga cepat menggapai kebahagiaan,  Laila menunggu undangan pernikahan kalian. "

***

"Menikahlah denganku Ngel."

Angela mengerjabkan matanya, terkejut. 

"Aku sudah berbicara pada papamu dan beliau memberi restu."

"Tap-"

"Kita sudah lama menundanya Ngel, restu sudah didapat, tolong jangan mencari alasan lain."

"Ini bukan perkara restu,  tapi ini terlalu terburu-buru," Angela menggigit bibir bawahnya.

"Apa yang membuatmu berkata terburu-buru? ini momen terlama yang pernah aku nantikan.  Ini demi Kita,  anak-anak, dan kedua keluarga."

"Tapi Le,  ak-"

"Atau memang,  kau sudah tidak memiliki niatan untuk menikah denganku?"

Angela terkejut mendengar ucapan Leo.  Dia meneguk ludahnya dengan susah payah. 

"Apa kamu memiliki lelaki selain aku diluar sana?"

Entah ada apa dengan diri Leo,  kalimat itu terucap begitu saja.  Pertanyaan yang selama ini selalu dirinya simpan dihati kini terlontar begitu saja.

Tapi dunia kampus memang begitu menyeramkan untuk dibayangkan Leo.  Begitu banyak manusia yang lebih dari dirinya disana.  Mungkinkah Angela memiliki lelaki yang dikagumi atau disukai wanita itu?

Leo tak bisa berkata lagi. 

Dia butuh jawaban dari wanita didepannya.

Leo melihat Angela membuka mulutnya.

Leo memejamkan mata.  Dirinya harus siap mendengar jawaban apapun yang keluar dari mulut Angela. 

"Apa...  Kamu meragukanku?"

Leo membuka matanya kemudian menatap Angela yang juga sedang menatapnya dengan mata berair. 

***

Tbc...

Jangan lupa vote dan komen yaaa 😊

Our FaultWhere stories live. Discover now