bolanyaa!

7 2 0
                                    

Pandangannya beredar ke seluruh penjuru taman, dapat ku baca ada kegelisahan di dalam mata ge.

"Mmmm, nenek opy telah tiada" Deggg jantung ku seraya membeku mendengar peryataanya. Dia telah kehilangan sosok yang telah menggantikan peranan seorang ibu di masa kecil hingga remajanya, bukan karena ibu nya telah tiada namun karena kedua orang tua Ge penggila kerja, sama seperti kedua orang tua ku. Dapat kalian bayangkan, bagaimana rasanya kehilangan sosok yang telah menemani,mendidik,dan menjaga kalian di saat orang tua kalian belum pulang kerja,dan itu telah berlangsung belasan tahun.

"Geee,a...aku masih belum percaya tentang ini semua. Tt...tapi memang inilah faktanya." bulir bening mulai jatuh membasahi pipiku.

Ge mengulurkan tangannya, menghapus cairan bening yang mengalir membasahi pipiku. "kamu tidak perlu ikut menangis seperti ini, cukup aku saja yang merasakan pahit dan sakitnya ini semua." ucapnya.

"Bagaimana bisa aku tidak menangis, nenek opy sudah kuanggap seperti neneku sendiri. sudah biarkan aku berlarut sejenak dalam kesedihan ini." ucapku. sosok nenek opy yang terus terbayang di benaku membuat bulir bening ini sulit berhenti mengalir.

"Jika kita sama' berlarut dalam kesedihan ini,maka tak ada yang akan menjadi seorang penenang. ok!kita harus ikhlas menerima ini semua." Ge langsung membawaku ke dalam pelukannya,lalu dia mengelus rambutku.

"Dasar bodoh!aku bersedih jga karena kamu. seharusnya aku yang menenangkanmu." ku pukul-pukul pelan punggungnya.

"Sudahh gapapa,kalau tidak seperti itu maka aku tidak akan bisa memelukmu." Tawa renyah ge mulai terdengar.

Segera kulepaskan pelukannya. "uhh dasar modus." ku cubit lengannya membuat dia mengeluh kesakitan.

^^^^^^^^^^

Entah apa yang membuat aku berangkat sekolah sepagi ini. lihat! Jam tanganku masih menunjukan pukul 06.10 dan aku sudah berada di sekolah. so bored!

Tak ada niatan untuk memasuki kelas, jadi kulangkahkan kakiku ke mading. Mengunjungi mading sudah menjadi kegiatan rutinitasku. Ku edarkan pandanganku berharap menemukan sesuatu hal yang menarik disitu.

DUGDUGDUG BUK

Sesuatu menyentuh kakiku. Ku jatuhkan pandanganku ke bawah, oh!hanya sebuah bola. Ku raih bola tersebut dengan tangan kananku, lalu ku putar-putar.

"Oh bola basket," gumamku. "what!it is a basketball,isn't it?. iya bener ini bola basket.kenapa aku baru menyadarinya?!" ku bulatkan mataku, lalu pandanganku mulai beredar.

"Hii!apakah bolanya ada bersamu?" tanya seseorang dari belakangku. Dapat kurasakan langkah kakinya mulai mendekat ke arah ku.

Spontan ku langsung menolehkan kepalaku. Pandangan kami bertemu di satu titik. Hatiku mulai berdesir,detak jantungku meningkat.

"Ka Ell.."gumamku.

Langkahnya semakin mempersempit jarak di antara kita. Oh shit! Jantungku berdetak sangat cepat. Dan aku mulai merasakan reaksi di tubuhku. Akuu kebelet buang air kecil. Sial banget, kenapa harus saat ini.

Segera ku balikan badanku lalu berlari menjauh darinya menuju toilet, tapi kenapa dia justru ikut berlari di belakangku? Apa dia juga ingin ke toilet?.

"Hiiii! Berhentilah berlari, ini menguras energiku" teriaknya. Dia masih mengejarku.

Ku hiraukan ucapannya. Kenapa di saat darurat seperti ini toilet terasa sangat jauh. Semakin ku percepat kecepatanku,jujur ini sangat menyiksa.

"Apa kamu seorang pelari? siapa namamu" tanyanya, dia masih bertahan dibelakangku.

Degggg! Apa aku mimpi? Tadi dia menanyakan namaku. Uuuuu aku baper. Gimana ga baper coba,ketika cowok yang kalian suka tiba' bertanya siapa nama kalian. But,kebaperan ini masih saja kalah dengan kebelet buang air kecil yang kurasakan dari tadi.

"Berhenti mengejarku. Aku ga bisa lari dan bukan pelari." Teriaku

"Tapii saya ha..."

"aduhh berhenti deh!aku kebelet, ingin ke toilet." Teriaku setelah memotong ucapannya.

"Tapi bola saya masih bersamamu."ucapnya

Ucapannya menghentikan langkahku.Mataku langsung tertuju pada bola yang kupegang dari tadi. Sial ternyata karena ini dia mengejarku. Padahal aku udah terlanjur baper.

Ku lemparkan bola tersebut ke arahnya. Lalu aku berlari kembali untuk menggapai tujuan utamaku,yaitu toilet.

"Dia unik"gumam el.


Dari awal baru tahap perkenalan mulu,bingung mau masuk ke tahap permasalahan nya,padahal permasalahan,konflik sama klimaks udah tercatat rapih di otak.But,next part kayaknya bulir' permasalahan udah mulai ada deh :v


love u in silence,captain.Where stories live. Discover now