Senja Persahabatan

17.6K 241 25
                                    

Kring... kring... kring... jam alarm di kamarku berbunyi. Aku bergegas ke kamar mandi untuk bersiap-siap Berangkat ke sekolah. "Wildan, ayo cepat sarapan". Ibu memanggilku dari meja makan. "Iya sebentar bu..". Aku menjawab sambil merapihkan buku pelajaran.
Aku duduk di kelas 6 SD, dan sekitar 3 bulan lagi aku akan menghadapi UN. Hari ini hari sabtu, jadi aku pulang lebih cepat sekitar jam 11.

     Bel sekolah berbunyi. Aku masuk ke kelas dan seperti biasa aku duduk di sebelah sahabatku. Dia sahabatku dari TK, kadang jika ada pr ataupun tugas aku dengan dia suka mengerjakan bersama. Tak heran jika aku dengan dia suka berganti-gantian menjadi juara kelas. Bel pulang sekolah tiba. Aku dengan dia, pulang bersama dan dilanjutkan bermain ke suatu tempat yang selalu kita kunjungi hampir setiap hari. sebelum kita ke tempat tersebut kita mengajak dua sahabat kami yg berbeda sekolah. Setelah semua berkumpul kami berangkat ke tempat yg indah yaitu saung di tepi sawah.

     Canda, tangis, senang, dan sedih kita lalui bersama. Tepat jam satu siang setelah sholat dhuhur, kami membawa makan siang masing-masing dari rumah untuk bacakan bersama di saung tepi sawah sambil menikmati angin sawah di siang hari. Disana kita mencurhatkan segala sesuatu yg kita miliki, kadang kita berempat bermain lumpur di sawah pada sore hari. Dan seperti biasa, setelah bermain lumpur kami duduk di saung sambil melihat indahnya senja di sore hari.

Disaat itu aku dan sahabatku mengabadikan moment terpenting dalam hidupku yaitu moment kebersamaan.

     Esok, hari pertama UN di seluruh indonesia. Selama tiga hari aku selalu belajar full bersama dengan keempat sahabatku. Alhamdullillah berkat rahmat Allah S.W.T aku bisa mendapatkan nilai UN tertinggi di sekolahku. Setelah UN berlangsung kami berempat memilih sekolah lanjutan. Akan tetapi, ketiga sahabatku memilih sekolah lanjutan ke pesantren. Disitu aku mulai sedih karna harus berpisah untuk sementara waktu. Dan disaat itu aku telah diterima di sekolah favorit yg aku inginkan. Perasaanku tercampur aduk bagaikan adonan kueh.

     "Bani, apakah kamu yakin akan melanjutkan sekolah ke pondok ?". Aku menanyakan kepastian ke pada Bani. Kita berempat duduk di saung sambil menyakan sekolah lanjutan masing-masing dari kita. " Ya, aku akan melanjutkan ke pondok meskipun ini adalah pilihan terberatku. tapi, harus bagaimana aku ingin sekali sekolah di pondok". Dia menjawabnya sambil terharu.
Hari demi hari berlalu, waktu terus mengikutiku tanpa pernah menatap senja yg dahulu selalu bersama. Tiga hari lagi, aku akan duduk di bangku SMP/MTs. Aku mulai mempersiakan keperluanku untuk masuk sekolah. Setelah semua beres,

aku menatap langit dari dinding kamarku. Sambil berfikir, Mungkin mereka sudah menemukan teman baru yg lebih baik dari diriku. Setiap aku ke saung tepi sawah, aku melihat bayangan yg dahulu selalu kita lewati bersama-sama. Aku hampir menangis melihat kenangan dahulu yg telah tersimpan paling dalam di hatiku.

     Ku injakkan kakiku di sekolah ku tercinta. Lalu aku langsung mencari mading untuk melihat namaku dan kelasku. Setelah aku melihatnya aku langsung bergegas dan mencari kelas tersebut. Ku buka pintu kelasku,

ternyata masih sepi. Lantas aku langsung menaruh tasku di bangku paling depan. Bel masuk berbunyi, semua berhamburan masuk dan mencari kelas masing-masing. Kemuadian, aku berkenalan dengan teman sebangku ku. Namanya Zifan, dia mempunyai tahi lalat di atas alis sebelah kiri. Kelihatannya sih dia baik, dan juga pintar.

Senja PersahabatanWhere stories live. Discover now