Two

22.4K 505 6
                                    

"Hi Ji Seul, kau masih tinggal di apartemen yang dulu kan ?"

'Heol, lihat dia. 'Sok asik' banget'

"Yha, kenapa kau tidak pindah saja di dekat sini ? Lagipula masa sewamu mau habis kan ?"

"Chang- ah, ko lu tau ?" otomatis mata gua melotot

"Sudah hampir 10tahun kan sejak kita masuk SMA. Dan kau belum berubah, masih berbicara dengan aksen yang tak sopan"

"Serah gua donk, mungkin gua bakal perpanjang 10tahun lagi"

"Tak perlu, pindah saja di apartemenku. Aku punya 3 dan yang 2kosong. Kau boleh memilih. Itu dekat dengan kantor dan denganku" gua noleh

'Tumben-tumbenan nih, pasti ada maunya'

"Tapi ada syaratnya"

'Nah kan!'

"Apa ? Gua ga mau kalo susah"

"Ga akan. Emmh,.. Kamu kemasin dulu barang kamu, pagi aku jemput langsung pindah apartemenku. Abis itu baru aku kasih tau...Ga usah bawel ikut aja"

Dia mulai seenaknya lagi, tapi gua cuma diem dan nahan kesel. Gua juga mikir sewa, perpanjang perbulan aja susah, apalagi pertahun. Waktu itu kan gua di sewain ortu, sekarang mana bisa. Gua uda kerja pasti di maki kalo minta duit mereka.

~~~
Dia bener-bener nganter gua sampai depan gedung apartemen dan langsung pergi. Di apartemen gua baru sadar kalo ruangan ini sangat kecil dan gua memang harus pindah ke tempat yang lebih luas kaya apartemen Suho mungkin.
Butuh waktu hingga akhirnya gua mantep mengemas barang dan menerima tawaran Suho. Gua kemasin semua barang gua di dalam kerdus2 dengan rapi. Sampai gua tertidur di sofa dengan keadaan belum mandi seharian.

~~~

'Jam berapa ini....'

Dengan keadaan setengah sadar gua berusaha nglihat jam di ponsel gua. Jam 6pagi. Gua langsung bangkit dan mandi.
Abis mandi gua buka pintu dengan niatan biar ga pengap. Dan saat gua buka pintu, kesadaran gua langsung pada puncak nya. Ya, Suho dengan tegap dan kacamata hitamnya itu sudah berdiri di depan pintu.

"Anyeong, udah wangi cuma masih jelek. Sana ganti aku angkutin dulu barang-barangmu" Ujar Suho sembari masuk dan mengacak-acak rambut gua.
Gua yang masih kebingungan langsung masuk dan ganti.

Ganti dan sedikit bersolek, 20menit. Gua keluar dan tinggal 3pack di ruangan. Entah darimana Suho mengambil pack terbesar dan dikasih ke gua. Dia jinjing tas gua dan angkat 2pack sedang.

"Kayeo" katanya beranjak pergi. Gua menyusul.

Ternyata dia bawa mobil sejenis Jeep yang muat angkut semua barang gua. Abis naruh yang terakhir kita langsung ke Apartemennya di Pusat Kota Seoul. Kalau gasalah sih namanya 'Galleria Foret'.

~~~

Sampai sana ada beberapa orang angkutin barang-barang gua masuk. Mungkin suruhan Suho. Gua dikasih kamar nomer '1894' katanya biar deket sama Suho, dia '1898'. Gua ditengah lorong, dia diujung lorong. Gua ngrasa ini hotel-.-

"Ji Seul-ie, kau tata barangmu sesukamu. Jika butuh apa-apa aku ada di apartemenku. Dan nanti pukul 11 tepat aku akan menghampirimu, kita berangkat kantor bersama"

Tepat setelah Suho pergi gua langsung beres-beres dan sedikit beristirahat. Bagusnya apartemen ini bikin gua seneng kaya orang gila.

~~~

Malam ini pukul 7 kita uda ada di lift apartemen. Kita udah selesai ngan-tor. Dan gua masih gapercaya bisa tinggal di apartemen bagus kaya gini.

"Yha, Suho lu belum kasih tau gua syaratnya !" Suho tertegun

"Emmh,...Kita ke apartemenku"

~~~

"Apa ?! Tunangan sama lu ?! Cuma demi dapetin warisan dan perusahaan Bokap lu! Ogah ! BIG NO SUHO ! Mau alesan lu gaada cewek lain yang bener lah, apalah, gua ogah!"

Ya ogah lah, lu pikir gua cewek apaan ? Gua bener - bener marah malem itu. Gua triak-triak sejadinya gapeduli tetangga denger atau engga.
Sayangnya Suho ngomong sambil minum, dia mabok. Jadi dia cuma bisa dengerin. Keliatan banget mukannya kecewa dan sedih. Gua yang merasa bersalah duduk di depannya dan minum beer itu. Rasanya enak, hangat. Akhirnya gua minum semua bareng Suho.

~~~

Pagi ini gua kebangun karena sinar matahari musim gugur masuk lewat jendela dan kena mata gua. Gua berusaha membuka mata. Hingga akhirnya mata gua terbuka lebar-lebar ketika gua sadar ada wajah Suho yang tertidur beberapa senti dari muka gua. Gua nglihat kebawah, tubuh kita berdua diselimuti selimut putih tebal. Gua nge-rasa-in tubuh gua telanjang bulat, tubuh gua sentuhan dengan tubuh Suho yang juga tak dibalut kain sehelai-pun. Tangannya memeluk pinggul lemas dan hampir menyentuh pantat gua. Tangan gua juga memeluk lemas namun lebih erat ke punggung lebar Suho.
Gua memejamkan mata, dan mengingat apa yang telah terjadi. Yang gua inget cuma, gua dan dia mabok - kita bercanda - kita buka baju - gelap. Dan saat gua buka mata lagi, mata besar Suho sudah terbuka disana. Gua narik nafas panjang sebelum dia ngehentiin pergerakan gua.

"Diam, aku cuma mau mastiin satu hal. Boleh ?"

"Neee" karena gua ga tau maksud dia, gua jawab seadanya, lirih.

Dia mendaratkan mulutnya tepat di mulut gua. Dan detik itu juga, entah bagaimana junior Suho yang panjang dan berisi menjebol masuk vagina gua yang gatal. Gua sulit untuk teriak karna mulut Suho melumat habis mulut gua. Dia mulai melumat semua bagian bibir dan mulut gua sampai basah dan dia turun menjilati leher gua sedikit menggigit tentunya. Disaat itu juga dia meremas-remas kedua payudara montok gua dan memposisikan badannya di atas gua dan mempercepat dorong-tariknya.
Mulutnya mulai melumat nipple gua kanan-kiri secara bergantian. Di saat gua agak membrontak, dia genggam erat kedua tangn gua dengan satu tangan ke atas. Dan satu tangan lagi mulai nakal di mulut vagina basah gua. Junior nya semakin kencang maju-mundur. Gua mengeram pelan takut di dengar tetangga.

"Aaakh..Aaakhh. Afff Afff Hu-emmmmhh... Aaahh"

"Apa kurang nikmat ?" kata Suho yang langsung memasukan junior nya lebih dalam.

"Aaaaaaakkkhh...Mmmhhh mmmpph" desahan gua semakin menjadi.

Saat junior Suho berhasil menembus dinding rahim, gua gabisa nahan triak.

"Teriak aja, ruangan ini kedap suara"

"Huaaaaaahh.... Euuuh Aaaaaakkhhh"

Gua semakin menjadi dan merasakan kenikmatannya. Dia mengeluarkannya di dalam. Dan saat itu selesai, Suho mengeluarkan Juniornya dan secara otomatis gua bangkit dan melamuti junior Suho 'mmmpph mmmmph' ini nikamt banget.
Gua mulai naik menjilati abs, leher dan berhenti di mulut. Kita saling melumat mulut dengan sangat hebat. Tangan gua melingkar ke leher Suho dan tangan Suho memeggang kepala gua dan yang satu memainkan vagina basah gua dan masuk semakin dalam dengan jari-jari itu membuat vagina gua gatal.
Suho menarik rambut panjang dan basah gua, gua hanya tertawa kecil. Dia dorong gua dan gua otomatis pegangan atas ranjang. Suho membuka selangkangan gua lebar-lebar. Dia melamut vagina gua dan sdikit menggigit. Sedikit sakit namun sangat nikmat. Kadang dengan lidahnya dia menjilat sampai dalam vagina gua. Vagina gua makin basah dan gatal. Gua hanya menikmatinya dan berharap ini tak akan pernah berakhir.

***
Sepecial Maljum, ini kan yang kalian tunggu-tunggu (¬‿¬) Uda dapet FEEL nya belum ? Jangan lupa voment nya ya readers^^

PARTNER [FINISH]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang