One

24.4K 684 19
                                    

Pagi ini sangatlah cerah, daun-daun berguguran di musim ini. Daun-daun yang jatuh tersapu kaki-kaki orang yang berjalan kesana kemari mencapai tujuannya. Bus kota berdatangan dan remaja berseragam mulai berlalu lalang. Semua nampak santai dan menikmati perjalanannya.
Dan gua ? Ya, gua satu-satunya orang yang berlari melawan ketenangan dan membuat daun-daun yang jatuh berhamburan terbang. Dengan kemeja putih yang berantakan, jas menggantung ditangan kiri dan tas ditangan kanan terus berusaha membenarkan dasi dengan model pita itu di lingkar leher, gua berlari sekuat tenaga menuju subway terdekat. Gua tau ini masih pagi, tapi masalahnya hari ini ada meeting penting pembahasan project baru.
Baru aja sampai dan pintu gerbong kereta gua hampir tertutup. Gua lari dan melesat masuk dengan memiringkan badan harap-harap badan gua ga terhimpit.

"Huuft,...."

Orang-orang heran nge-lihat ke-nekat-an gua, tapi ga lama mereka sibuk sendiri-sendiri. Gua dengan cuek langsung duduk di dekat pintu dan mulai merogoh-rogoh isi tas.

"Bedak...mana bedak...ini..pake yang rata"

"Liptint liptint...tipis aja, okeh"

"Eyeliner...ati-ati....yak bagus"

"Apalagi...oh ya rambut iket yang rapi..."

"Oh ya gua blm mandi, pakai parfum yang banyak"

Waktu gua semprot parfum secara brutal dan acak, orang-orang mulai menjauh mungkin karna eneg sama bau wangi yang berlebihan. Tapi gua ga peduli.
Beberapa menit berlalu akhirnya sampailah gua di Pusat Kota Seoul. Tempat kerja gua. Begitu pintu gerbong terbuka gua melesat keluar secepat kilat bagaikan ayam yang keluar saat kandangnya terbuka.
Menerobos banyak orang gua lari sekuat tenaga melewati 3blok ke arah utara dari subway. Sebenarnya bisa naik bus, tapi apa daya karna otak gua selalu inconnect setiap kali gua mentok.
Dengan nafas dan detak jantung yang tak beraturan gua lari masuk lift kantor yang langsung menekan tombol lantai '30' , lantai tempat meeting hari ini.
Butuh waktu empat menit untuk sampai tujuan, tapi setidaknya dengan waktu itu gua bisa menstabilkan nafas dan menata ulang rambut dan kemeja yang compang camping itu.
Begitu keluar dari lift dengan songong nya gua jalan teratur bhak model fashion show. Gua agak lega begitu lihat orang-orang baru masuk ruang meeting, dan gua langsung berdiri di belakang mereka mengantri masuk.

"Converse ? Sunray ?"

Kata manager gua yang ternyata di samping gua itu dengan tatapan bingung. Otomatis gua lihat bawahan gua dan langsung menepuk jidat dengan ekspresi acak-acakan.
Gua baru sadar ternyata gua berangkat bukannya pakai high heels dan rok span melainkan dengan converse hitam dan sunray skirt putih. Pantes aja gua berasa bebas waktu lari sana sini. Setidaknya warnanya matching dengan atasan dan tas gua.
Meeting berjalan sekitar 2jam. Jangan tanya hasilnya karna selama 2jam itu gua tidur di balik laptop yang menyala, menutupi muka gua dari anggota meeting. Yang gua tau begitu selesai temen kerja gua dalam segala project, Kim Na Eun nyeret gua yang masih setengah sadar dengan laptop, tas dan kertas-kertas di tangan gua ke cafe depan kantor.
Butuh waktu sekitar lima menit baru gua sadar sepenuhnya.

"Sekarang apa ? Drama atau Deadline ?

"Drama"

Ya, Na Eun sangat tau gua. Kalo gua tidur di jam kantor pasti karna malamnya kejar deadline atau maraton-in drama sampai episode terakhir.

"Sekarang minumlah kopi itu dan makan roti manis itu. Itu akan memberimu tenaga"

Secepat kilat gua menyantap kopi dan roti di depan gua yang ternyata memang buat gua.

"Yha, makanlah seperti wanita anggun!"

"Waeyeo ? Memang kaya gini kan gua ?"

Kalo dipikir-pikir gua emang men-jijikan. Paras cantik gua turun pamor karna gua makan kaya binatang buas dan ngomong dengan mulut seperti bendungan makanan yang hampir jebol.

"Memang, masalahnya kita kesini mau bahas project baru, dengan partner baru"

"Terus ?"

"Partner kita, dua namja tampan Seoul"

Seketika gua berhenti ngunyah dan menatap Na Eun

"Dan mereka udah nyebrang mau kesini" Kata Na Eun menunjuk arah kantor di sebrang jalan.

Gua gatau yang mana namja itu karna banyak manusia disana. Tapi yang gua tau pasti gua harus cepet-cepet benerin diri. Secepat kilat gua paksa telen roti di mulut gua, bersihin remah-remah roti di meja, rok, baju, urai rambut, benerin poni, dan bersihin mulut.

"Mereka datang" kata Na Eun langsung menengok ke arah pintu cafe.

Dengan muka 'sok anggun' gua nglihat namja pertama itu tampan sekali. Kami berjabat tangan dan dia ramah. Sesaat gua kaget ketika berjabat tangan dengan namja kedua. Heol, tampang sombong dan familiar-nya begitu kental membuat roti di perutku tadi ingin keluar semua. Dengan santai nya dia duduk di sebelah gua di susul namja satunya yang bersebelahan dengan Na Eun dan setelah itu gua duduk.

"Maaf, tadi saat meeting teman-ku tidak fokus sehingga belum paham project baru kita dan belum begitu mengenal kalian. Sebaiknya kalian membahas nya dulu, aku akan pesankan makan dan minum untuk kalian"

Gua menatap tajam Na Eun yang beranjak pergi. Gua tau betul dia lihat tapi dia tak acuh.

"Choi Dae Hwan" kata namja itu mengulurkan tangannya.

"Park Ji Seul" balas gua semanis mungkin sambil menjabat tangannya.

"Nama yang bagus" katanya menggoda.

"Gamsahabnida" kata gua dengan 'sok malu-malu'

"Kim Jun Myeon" kata namja di sebelah gua mengulurkan tangan dengan tampang nya yang menyebalkan itu.

"Temen-satu-kelas-yang-suka-pamer-dan-menggoda" sambungnya sebelum gua berhasil meraih tangannya.

'Bangsat' batin gua dan tangan gua langsung nepuk tangannya keras-keras.

"Oh jadi, kalian sudah saling kenal sebelumnya ? Baguslah" Sahut Dae Hwan bikin gua langsung noleh.

"Hei, hei aku ke-tinggalan apa ini ?" kata Na Eun yang tiba dengan nampan berisi 2 Latte dan beberapa potong Tiramishu yang menggoda itu.

"Ternyata Jun Myeon dan Ji Seul sudah saling mengenal sebelumnya, mereka satu sekolah dulu"

"Benarkah ? Aku baru tau" kata Na Eun sambil menaruh makanan itu.

"Aku juga baru tau" Sahut gua pelan yang lalu melihat Suho yang juga melihat gua dengan senyuman yang tak kunjung pudar itu.

Kali ini kita benar-benar membahas project itu sampai matang. Banyak jam, menit, detik yang berlalu. Banyak juga Latte dan cake yang habis.
Kita selesai membahas ini sekitar 6 jam (?) entahlah yang jelas sekarang sudah jam 4 sore. Begitu selesai Suho langsung keluar meninggalkan kami. Gua bersyukur dia pergi. Dae Hwan membayar bill dan kami beranjak keluar.

"Ji Seul dimana rumahmu ?" tanya Dae Hwan penuh percaya diri.

"Yongmun-dong, kamu ?" nampak sekali ada kekecewaan di wajah Dae Hwan.

"Hanya beberapa blok dari sini"

"Bagus, kau bisa pergi bersama Na Eun"

"Yha, Ji Seul ndo-"

Tinnn,...

Mobil mewah berwarna hitam berhenti di depan kami. Pria tegap berkacamata hitam turun dan langsung dorong gua dengan senonohnya masuk mobil. Setelah itu melesat cepat meninggalkan Na Eun dan Dae Hwan.

***
Lanjut ? Maljum nanti yakXD
Jangan lupa Vote and Comment na-dongseng^^

PARTNER [FINISH]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang