4

23 1 0
                                    

Andini kira, setelah pertemuan tidak sengajanya dengan Raja, ia tak akan jadi pengagum rahasia Raja lagi. Ia kira kehidupannya akan berubah. Ia kira semuanya akan berjalan mulus sesuai khayalannya. Namun Raja adalah Raja, dingin dan diam.

"Ko lo sama Raja kaya yang gakenal aja sih din" sindir Viola sambil meminum es jeruk yang dipesannya.

"Gue bisa liat dia dari jauh gini aja udah seneng Viola,ga harus kenal kan buat suka sama orang?" ujar Andini dengan nada kecewe.

Andini munafik kalau mengatakan ia tidak ingin dekat dengan Raja. Perempuan mana yang tidak ingin kenal dengan orang yang sudah dikaguminya setahun.
Setahun bukan waktu yang sebentar hanya untuk menunggu bayang bayang.

Tiba-tiba saja tanpa di duga duga Raja berjalan menghampiri meja Viola dan Andini.

"Lo balik sama gue hari ini. Nyokap lo lagi arisan di rumah gue" ujar Raja yang membuyarkan lamunan Andini. Andini terkejut bukan main, apalagi Viola. Ini bener bener kejadian langka seorang Raja mengajak pulang cewe.

"Eh kenapa?" tanya Andini yang masih setengah sadar karena diajak ngomong oleh manusia es,Raja.
"Pulang sekola langsung parkiran.lama gue tinggal" cetus Raja yang langsung berlalu disusul oleh dayang dayangnya.

--

"Mana sih Raja, nyuruh cepet tapi malah dia yang ga muncul muncul" ujar Andini yang sudah mulai kesal karena harus menunggu sepuluh menit, sampai akhirnya Raja muncul.

"Yu buru mobil gue parkir disana." ujar Raja tanpa menoleh sedikit pun ke Andini.
"Eh lo bawa mobil? tumben." ujar Andini ketika sampai di mobil.
"Motor gue lagi di bengkel" ujar Raja singkat.

Suasana di mobil terasa sangat membosankan. Bayangkan saja jarak dari sekolah ke rumah Andini cukup jauh dan mereka harus terus diam diaman seperti ini.

"Hmm Raja" ujar Andini mulai membuka suara. Yang diajak bicara hanya mendengung seperti engga bicara.
"Gue nyalain radio boleh yaa? Gue bosen" ujar Andini yang langsung menyalakan radio tanpa menunggu persetujuan Raja.

Lantunan lagu Fall For You-Secondhand Serenade menggema sepanjang perjalanan. Andini bernyanyi untuk menghilangkan suasana bosannya. Bukan Andini namanya kalau hanya duduk manis dan diam.

"Lo suka lagu ini?" tanya Raja yang akhirnya membuka suara.
"Eh apa? Gue ga denger" tanya Andini seraya mengecilkan volume musik.
"Lo suka lagu ini?" ulang Raja
"Iya ini lagu kesukaan gue kalau lagi galau gitu" ujar Andini yang diselipi kode diperkataannya.
Raja tidak menjawab dan malah menaikan kembali volume musik.

Tiba-tiba saja suara perut Andini merusak suasana. Andini sudah menahan agar perutnya tidak bunyi sedari tadi masuk mobil.

"Laper? Mau makan dulu? Nyokap lo sama nyokap gue arisan masih lama. Masih ada waktu buat makan" ujar Raja. Ini adalah kalimat paling panjang yang Andini dengar dari mulut Raja.

"Cari nasi tumpeng yuk!!" seru Andini antusias.
Raja memasang raut bingung. Permintaan Andini sangat tidak masuk akal. Dimana yang jual nasi tumpeng hanya untuk makan siang biasa.

"Lo ga nanya buat apa nasi tumpengnya?" tanya Andini dengan wajah jailnya.
"Buat apa?"
"Buat ngerayain kejadian tadi!! Lo baru aja ngomong kalimat terpanjang yang pernah gue denger dari mulut lo!!" Ujar Andini penuh semangat.

Mau tak mau Raja harus mengikuti kemauan Andini. Udah lama juga engga makan nasi tumpeng, batin Raja.

Setelah hampir dua puluh menit mencari dimana rumah makan yang menjual nasi tumpeng,akhirnya mereka sampai juga.

Mereka memesan satu porsi nasi tumpeng ukuran mini.
"Sumpah niat gue kan becanda nyari nasi tumpeng." ujar Andini sambil tertawa jail.
"Sialan."
"FOTO DULU YUUUUU" ujar Andini antusias sambil mengeluarkan sebuah kamera polaroit berwarna biru muda.

Andini memaksa tangan Raja untuk bergaya seperti anak kecil yang memegang pipinya. Jelas ini bukan Raja banget, tapi entah kenapa Raja mau melakukan apa saja yang disuruh Andini.

Andini menyerahkan satu foto untuk Raja. Difoto itu jelas raut muka Raja yang senyum terpaksa dan Andini yang sedang tersenyum sambil memegang paha ayam.

"Ini buat lo satu. Kalo engga suka boleh dibuang kok." ujar Andini.
"Gue simpen tenang." ujar Raja sambil memasukkan foto tersebut ke dalam dompet miliknya.
Sumpah Andini merasa banyak sekali kupi kupu beterbangan di perutnya yang membuat pipinya merah.

"Pinjem dong kameranya" ujar Raja.
Andini langsung menyerahkan kamera tersebut.
Ternyata diam diam Raja memfoto Andini yang sedang sibuk dengan paha ayamnya.

"Buat kenang kenangan kalau aja lo gabisa ngomong sama gue lagi" ujar Raja lalu memasukkan juga foto tersebut ke dalam dompetnya.

Kalau keadaannya memungkinkan, Andini sudah berteriak sekencang kencangnya. Bayangkan saja, seseorang yang tadinya hanya bisa liat dari jauh, sekarang orang itu menyimpan dua foto Andini di dompetnya. Mimpi apa Andini semalam.

"Udah yuk pulang. Nyokap lo pasti udah nungguin di rumah gue." Ajak Raja sambil melirik jamnya yang sudah menunjukkan pukul 4 sore.
Mereka sudah menghabiskan sekitar tiga jam bersama.
"Yuk" ujar Andini sambil berlari keluar tempat makan.
"KEJAR GUE KALO BISA!!" lanjut Andini sambil menjulurkan lidahnya ke Raja.
Mau tak mau Raja ikut berlari menyusul Andini.

Tetep kaya gini,Raja, batin Andini.

Invisible GirlHikayelerin yaşadığı yer. Şimdi keşfedin