1

9.6K 586 72
                                    

Nesya melirik sekitar, matanya terhenti ketika menemukan sepasang mata yang sangat amat dikenalinya. Geraldo! Geraldo menatapnya? Yang sedang dilamar lelaki lain? Apa Reaksinya? Nesya tidak dapat membaca arti tatapan Geraldo saat ini.

Nesya mengabaikan Abraham yang sedang melamarnya itu, Nesya melewati Abraham begitu saja, lalu melewati beberapa orang bahkan kerumunan orang yang menghalanginnya untuk menemukan Geraldo.

Akhirnya, Nesya berdiri di hadapan Geraldo. Ya, diharapan Geraldo yang sedang di gandeng seorang wanita.

Nesya meraih lengan Geraldo yang bebas, yang tidak digandeng wanita itu, Khanza.

"A.." Nesya memanggil Geraldo dengan nada bergetar.

Geraldo hanya tersenyum.

"Kenapa? Kenapa? Kenapa aa bisa ngelakuin ini? Aku salah apa? Salahku dimana? Tolong kasih tahu." Nesya mengguncang lengan Geraldo.

Geraldo memegang salah satu pipi Nesya, menghapus air mata Nesya yang mengalir begitu saja.

"Aa hancurin mimpi mimpi aku, mimpi aku yang ingin didampingi aa ketika wisuda. Mimpi aku yang ingin lanjutin S2 di bimbing aa, sampai mimpi aku mempunyai keluarga kecil dengan aa didalamnya." Nesya terisak.

"Aku sudah terlanjur mengagumi aa terlalu dalam. Aa bagaikan panutan untukku, aa bisa menuntunku dan aku butuh tuntunan aa di hidupku." Nesya terisak lagi.

"Kenapa harus gini? Kenapa? Tidak bisakah waktu diputar? Jika bisa, aku tidak akan mengizinkan aa pergi keluar Negeri jika ujung ujungnya aa malah akan bertemu masalalu aa disana dan sampai menikahinya."

"Awalnya aku percaya aa, tapi ternyata, kepercayaan ku aa sia sia kan begitu saja. Kenapa?" Tanya Nesya

Geraldo membisu.

"Jawab!!"

"Nesya." Geraldo meraih Nesya kepelukannya dan melepaskan gandengan Khanza.

"A, aku gak mau lihat aa sama cewek lain. Aku gak mau nerima kenyataan kalo aa udah menikahi wanita lain. Apakah tidak ada kesempatan untuk kita bisa bersama lagi?" Nesya nangis histeris dan berkata tak jelas.

"Stttttt. Udah dong, jangan apa apa nangis." Geraldo mengelus punggung Nesya. Nesya semakin mengeratkan pelukannya,

tetapi ada satu tangan yang menarik lengan Nesya untuk melepaskan pelukan itu, ya siapa lagi jika bukan Khanza.

"Nesya, namamu Nesya? Tolong ya, Nesya, yang cantik, yang masih muda. Kamu harus bisa menerima kenyataan jika, sekarang, Geraldo adalah suamiku. Aku adalah istrinya. Kamu bukan siapa siapanya, kamu hanya orang lewat di masa lalu Geraldo." Kata Khanza tegas.

"Aku heran, kamu masih muda, masih sangat amat cantik dan menarik. Ya aku akui kamu cantik, tapi mengapa kamu mengemis cinta suami orang? Seperti tidak ada lelaki lain saja yang lebih baik dari suami saya."

Memang, hanya Geraldo yang terbaik yang pernah dikenalnya. Mungkin, Nesya tidak bisa menemukan sosok yang seperti Geraldo lagi.

Found YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang