19 :: Theater and Rose

1.3K 143 122
                                    


Luke

Dimana?

Rico

Deket teater

Ada kayak tenda2

Luke

Ok

Rico

Ditunggu ya ganteng:*

Luke

Goblo

Rico

Kurang k

Luke

Coba lo ke depan stand

Kalau kemarin-kemarin kelas gue sempet diskusi soal bazaar, hari ini adalah hari pelaksanannya. Berbeda dari tahun-tahun sebelumnya yang biasanya anak kelas 12 tidak dilibatkan sama sekali dalam acara tahunan, tahun ini sekolah memutuskan untuk melakukan kebalikannya.

Ya lumayanlah, masa-masa terakhir gue jadi anak sekolah.

Dan mungkin masa-masa terakhir satu sekolah sama Caca.

Gue terus berjalan dari gerbang hingga mata gue menangkap banyak stand bazaar milik angkatan gue yang dipayungi oleh tenda. Lalu tidak lama gue melihat Rico yang melambaikan tangannya, membuat gue berlari ke arahnya.

Makanya pas nyampe sana ngos-ngosan. Elah, semoga tetep cakep.

Tangan gue terangkat untuk tos dengan Hugo dan yang lain, karena mereka mengangkat tangannya.

"Dari mana?" tanya Hugo begitu gue duduk di pinggiran stand.

Kepala gue terangkat untuk melihat Hugo lalu menjawab, "Abis lari."

Gak, gue gak bohong. Sebelom ke sini gue sempet jogging dulu baru siap-siap. Makanya agak telat.

But that was day one.

Hari pertama gak menarik menurut gue, karena interaksi antara gue sama Levina sedikit. Jadi, biarkan gue memulai hari kedua ini dengan tarikan napas yang panjang lalu mengembuskannya perlahan.

HAH. Grogi-grogi gorilla.

Masih jam 7 pagi tapi gue udah ganteng, karena udah sabunan alias mandi. Kaki gue melangkah ke arah meja makan lalu bikin sarapan terbiasa aja, roti sama susu.

Sementara gue menaruh sprinkles di atas roti, gue melihat Caca baru masuk kamar mandi. Tuh kan, kebayang dong kalau gue berangkat sekolah sama dia tiap hari? Lama anjir kayak kukang. Itu baru mandi, belom siap-siapnya. Halah, keburu jenggot yang baru gue cukur tumbuh lagi.

Sambil sarapan, gue mencoba melakukan multi-tasking yang katanya cuma bisa dilakuin sama cewek. Mata gue tertuju pada layar hp sementara mulut gue masih mengunyah. Gue membuka LINE dan memastikan bahwa gue akan nebeng Arsen hari ini.

Terakhir kali, gue janjian sama Arsen jam setengah delapan pagi. Jarak antara rumah gue dan sekolah bisa dibilang lumayan jauh tapi sebenernya gak sejauh itu sih, makanya harus berangkat lebih pagi dibanding Levina yang bisa merem kalau jalan ke sekolah.

Setelah selesai dengan segalanya, gue pamit pada Caca yang kini sedang menonton TV sambil memakan sarapannya.

"Ca, aku pergi," kata gue. Gue tau, Caca cuma akan ngangguk tanpa membalas ucapan gue maka dari itu gue melenggang pergi.

Tapi untuk pertama kalinya setelah sekian lama, Caca membalas pamit gue meski hanya, "Iya," yang terlontar dari mulutnya.

TaciturnTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang