:: I think i love you ::

Start from the beginning
                                    

Chelsea mengangguk-anggukkan kepalanya mengerti.

"Hai Chel, udah siap main malam ini?" interupsi dari Cikal membuat kecanggungan di antara mereka mencair.

Chelsea mengangguk semangat, "udah. Gue lawan siapa aja?" tanya Chelsea pada Cikal. Cikal tersenyum penuh makna, "lo lawan Lexi, Gue, sama satu lagi," Cikal mengarahkan telinjuknya pada Aden.

"Hah? Aden?" tanya Chelsea tak percaya. Cikal mengangguk pasti, dengan senyum di bibirnya.

Aden yang melihat itu hanya mampu diam saja, sebenarnya dia tak tau apa alasan Cikal membuat duel ini. Awalnya dia tak ragu, dia berniat untuk mengalahkan siapa pun lawannya. Tapi setelah melihat Chelsea, dia ragu, dan takut.

"Ok lebih baik sekarang kita mulai," ucap Cikal.

Chelsea menatap Aden sekilas, hanya sekilas lalu pergi begitu saja meninggalkan Aden termenung di sana. Dia hanya bisa mengamati setiap langkah Chelsea yang terus menjauhinya. Hingga Cikal menepuk bahunya dan menyuruh Aden untuk segera bersiap.

Pertandingan itu di mulai lima belas menit kemudian, bola ada di tangan Aden. Aden terus mendribble bola itu ke arah ring, dua orang menghadangnya, membuat Aden segera melemparkan bola di tangannya ke arah Lexi yang bebas tanpa penjagaan. Lexi bergerak cepat, langkahnya di halangi oleh Chelsea, membuatnya geram dan dengan sengaja mendorong badan Chelsea hingga tubuh kecil itu jatuh terduduk di lantai lapangan.

Aden yang melihat itu langsung berjalan cepat ke arah Chelsea dan mengulurkan tangannya untuk membantu, Aden menatap Chelsea khawatir, tapi Chelsea hanya mendongak sekilas lalu berdiri sendiri mengacuhkan tangan Aden yang masih terulur.

Aden masih terdiam di tempatnya, sampai suara teriakan Farel yang menyuruhnya fokus membuat Aden dipaksa bangun dari lamunannya.

"Gue nggak mau kita kalah! Jangan hancurkan pertandingan ini dengan lamunan nggak penting lo!" geram Cikal di dekat telinga Aden.

Aden mengangguk kaku, dan mencoba fokus pada permainan. Lexi bergerak dengan lincah, cowok berotot itu tampak nyaman dengan permainan, berbanding terbalik dengan Aden yang merasa tertekan sejak dimulainya pertandingan.

Lexi menghentikan langkahnya saat salah satu pemain tim Chelsea menghadangnya. Skill pemain itu sangat bagus, dan badannya besar walau jika dibandingkan dengan Lexi, masih jauh lebih besar badan Lexi. Akan tetapi sepertinya Lexi memilih cara damai ketimbang harus adu badan dengan salah satu pemain tim Chelsea itu, dia mencari keberadaan Aden dan melemparkan bola itu ke arah Aden.

Aden dengan siap menerimanya, mendribble ke arah ring, dan melakukan lay-up dengan sempurna.

"Bagus! Jangan pernah lemah dengan pesona Chelsea!" ucap Cikal mengingatkan Aden. Kembali hanya anggukan singkat yang diberikan oleh Aden. Dia sudah terlanjur lemah Kal, mau bagaimanapun Aden sudah terlanjur terpengaruh dengan Chelsea.

Angka di tim Cikal terus bertambah, sedangkan angka di tim Chelsea bergerak lambat layaknya siput.

Aden sempat beberapa kali melihat ke arah Chelsea dan menemukan cewek itu sudah bermandikan keringat dengan wajah lelah yang dipaksakan. Hal itu ternyata membuat Aden lengah. Bola di tangannya langsung diambil oleh tim Chelsea. Orang itu melakukan shoot dari luar garis tiga angka, tapi gagal. Bola rebound di manfaatkan oleh Lexi, dan melakukan tembakan bebas ke arah ring.

Shoot dari Lexi mengakhiri pertandingan malam itu yang dimenangkan oleh tim Cikal. Cikal ber-highfive dengan Lexi dan Aden. "Good!! Permaian kalian malam ini bagus banget. Tenang aja, bayaran udah gue siapin." Lexi bersorak girang, sedangkan Aden terlihat tidak terlalu berminat.

Raden (New Version)Where stories live. Discover now