"Kita?" Wajahnya berseri.

"Ya, aku tidak tau susu hamil apa yang cocok untukmu. Kalau aku tau, aku sendiri yang akan membelinya." Ucapannya membuat sinar mata Tiara meredup. Ia mencoba untuk bersabar.

"Kita dan bayi kita lebih tetapnya!" Ucap Tiara sinis.

"Aku selesai," disesapnya kopi yang tinggal setengah. Dalam hati Tiara menggerutu. Rotinya habis disantap Reno tapi tidak ada ucapan terimakasih. Itu artinya sarapannya menggunggah selera Reno kan?.

"Terimakasih sudah menikmati sarapannya," sindirnya. Sudut bibir Reno berkedut ingin tertawa.

"Sarapan sederhana yang menyenangkan," selorohnya.

Tiara mengantar Reno sampai dipintu apartement. Sebenarnya ia malas, momen sarapan yang mengesankan hancur karena sikap dingin Reno. Ia menggelung rambutnya dengan asal.

"Kamu tidak perlu mengantarku," Reno berbalik. Mata Tiara enggan berpaling darinya. Diselipkannya tangan mungil di antara lengan dan melingkar di pinggang Reno. Menyenderkan kepalanya di dada suaminya. Tubuh Reno yang dipeluknya menegang.

"Hati-hati di jalan dan jangan nakal," ucapnya pelan. Detakkan jantung di dada Reno semakin berpacu kencang. "Aku menunggumu disini." Tautan tangannya terlepas. Bibirnya pun terpantri senyuman karismatik. Istrinya begitu sempurna dihadapannya. Mata yang agak sipit seperti kucing, bibir sensual dan wajahnya cantik walaupun belum mandi. Desakan untuk mencium Tiara sangat besar. Luapan gairah menghantarkan ke seluruh aliran darahnya.

Tiara tersenyum geli, "aku belum mandi," ucapnya dengan nada jahil seakan tau apa yang di inginkan Reno. Ia menunjuk dahinya, "disini boleh," Reno ragu untuk melakukannya. "Tidak pun, tidak apa-apa." Raut wajahnya kecewa.

"Aku pergi," ia tidak bisa berpikir jernih. Sebelum memegang knop pintu, otaknya berkerja untuk mengecup dahi Tiara. Dan ia melakukannya.

Cup

Wanita itu tercengang dengan apa yang dirasanya. Pria itu sudah pergi namun Tiara masih saja mematung. Matanya mengerjap seperti burung hantu.

"Reno menciumku?" Teriaknya kegirangan. Ini adalah kemajuan. Hatinya berbunga-bunga dengan langkah ringan ia menuju ke kamar mandi. Hari yang membahagiakan untuknya.

***

Tiara sedang dilanda kebosanan teramat sangat, apartemennya cukup luas namun sendirian. Berkali-kali ia menyibukan diri dengan menonton tv atau membaca novel tidak membuatnya terlepas dari kejenuhan.

Di Jakarta ia tidak mempunyai teman selain Raina dan teman kantor Bayu. Mereka pasti sibuk. Raina sibuk menjelang pernikahannya sedangkan Mira, Puput dan Putri sibuk bekerja. Minggu besok Raina akan mengucap janji suci dengan Bayu, mantan tunangannya Tiara. Otomatis ia dan Reno akan datang ke Bogor sekaligus bertemu dengan orangtua Reno, Mertuanya.

"Aku bosan sekali, lebih baik aku pergi jalan-jalan disekitar sini," ucapnya sendiri. Ia bergegas mengambil tas kecil sebelum pergi. Syukurlah semalam Reno memberikan kunci apartementnya. Sehingga Tiara bisa jalan-jalan tanpa harus menunggu Reno pulang untuk membuka pintu.

Wanita cantik yang duduk sekarang ini sambil mengaduk-ngaduk Iced Caramel Macchiato itu bernama Tiara Clara Jacson seorang gadis cantik yang berusia 22 tahun. Bisa dikatakan ia bukan gadis lagi melainkan wanita tepatnya seorang ibu yang sedang hamil. Tiara lelah mengitari daerah Jakarta seorang diri tak ada teman untuk menemani. Sehingga ia memutuskan untuk istirahat sejenak. Cukup jauh ia pergi dari apartemen Reno. Ia menggunakan taksi untuk berkeliling kota Jakarta.

Wanita itu duduk di pinggiran taman, sebuah tangga yang memang menjadi salah satu tempat favorit para mahasiswa yang berkuliah di tempat itu, air mancur yang berada di tengah taman, taman bunga dan pepohonan yang menjulang tinggi memberikan kesejukan bagi mereka yang duduk di taman itu, beberapa kelompok mahasiswa tengah asyik mengerjakan tugas kuliahnya, gadis itu pun sesekali memainkan ponselnya, ada sebuah pesan masuk ke dalam ponselnya, tak menunggu lama ia pun membalas pesan itu sambil tersenyum kecil.

Seseorang tiba-tiba melompat, mengambil satu headset yang sejak tadi terpasang di telinga wanita itu, ia tersenyum melihat kekagetan wanita itu. Tiara terdampar di sebuah universitas di Jakarta. Niatnya ia ingin jalan-jalan tanpa tau arah tujuan. Melihat taman yang begitu indah dirinya menyempatkan untuk istirahat di taman kampus tersebut.

"Hey! Kamu siapa?" Tanya pria itu. Tiara masih diam. "Apa kamu tuli?" Ulangnya dengan pertanyaan berbeda. Ia sempat terpana akan sosok pria yang berdiri di hadapannya. Seorang pria yang tampan dengan kulit kecoklatan. Berpakaian casual dan dipunggungnya terada tas gendong.

"A.. Aku.. Tiara," jawabnya gugup.

"Aku, Gilang. Sedang apa kamu disini? Kelihatannya kamu bukan mahasiswi kampus ini kan?" Pria itu menelusuri penampilan Tiara.

"Memang bukan, aku cuma sedang istirahat disini." Jawabnya tanpa melihat pria itu. "Maaf, bisa aku minta tolong?"

"Ya, apa?" Kening Gilang menyergit bingung.

"Bisa kamu antarkan aku pulang?" Tanya Tiara malu-malu. Mata Gilang terbelalak sekaligus tidak percaya. Hey!! Kita baru saja bertemu!!. Mata mereka saling berpandangan. Pria itu menilik dalam wanita yang baru dikenalnya. Bimbang untuk menyetujui permintaan yang dianggapnya masih gadis untuk mengantarkannya pulang.

"Please..."

Udah sampe sini dulu... Hohoho
Tuh,, ada cowok baru.. Kira" ada yang minat ga? Atau buat Tiara aja? Reno tinggal ditendang aja.. Beres.
Abisnya Reno gitu sih sikapnya plin-plan!!
*Reno melotot

Sorry typo & aburd

Love u, my readers!!!
Thankyuuu.. 😘😘😘
Muuuaaaahhhhh

Remember Me Where stories live. Discover now