BAB 6

39 6 0
                                    

Aku mencari buku-buku biologi di rak, begitu pula yang dilakukan oleh Nadia. Aku menghela napas karena Nadia hanya diam, tidak berbicara apa-apa. Padahal—

"Van."

"Apa?" sahutku tanpa berhenti mencari buku.

"Lo udah nggak--"

"Emang kenapa?" aku memotong perkataannya karena aku memang sudah mengetahui ke mana arah pembicaraannya.

"Nggak apa-apa, cuma nanya."

Aku menghela napas lagi untuk kesekian kalinya. Dugaanku benar. Nadia mengajakku pergi ke perpustakaan untuk membicarakan sesuatu. Dan sesuatu itu tentang Sakha.

"Kita udah nemu bukunya. Jadi bisa balik sekarang, kan?"

***

"Lo beneran suka sama Sandra, Ram? Gila lo ya, kayak nggak tau seleranya aja."

"Cantik gitu siapa yang nggak suka coba? Selera mah kalah sama yang bikin nyaman, Bay."

Sakha berdehem.

"Kenapa lo? Keselek?"

Sakha menggeleng.

Rama melempar kuaci ke arah Sakha. "Diem aja lo kek lagi galau. Kenapa sih? Kena virusnya Faisal lo ya?"

Mendengar namanya disebut-sebut, Faisal yang sedang memainkan game di ponselnya pun mendongakkan kepala menatp Rama sebentar lalu kembali fokus dengan ponsel.

Saat ini mereka sedang berada di kafe tempat biasa Rama dan Bayu nongkrong sepulang sekolah. Sakha yang diajak oleh Rama pun memaksa Faisal untuk ikut juga. Awalnya cowok kutu buku itu merasa enggan tapi akhirnya ia mau juga.

Sakha memandang ke arah pintu kafe. Ia memicingkan mata untuk memperjelas penglihatannya. Matanya menangkap sosok Vanesha dan Delia yang masuk ke kafe.

Rama, Bayu dan Faisal menyadari ada sesuatu yang aneh pada Sakha pun mengikuti arah pandang cowok itu.

"Berdua doang mereka, nggak ada Sandra." Rama tampak kecewa.

"Lo mau ke mana Bay?" tanya Rama heran melihat Bayu beranjak dari duduknya. Sementara Bayu tak menyahut, ia terus berjalan menghampiri Vanesha dan Delia.

Mereka tampak membicarakan sesuatu. Entah apa. Sakha melihat Vanesha tersenyum ketika berbicara dengan Bayu. Bukankah itu sesuatu hal yang wajar?

"Gue balik."

Sakha meraih kunci mobilnya kemudian pergi.

"Tuh anak kenapa sih Sal?"

Rama menatap punggung Sakha yang kian menjauh. Ia mengernyit kala melihat Sakha dan Vanesha saling tatap selama beberapa saat. Tatapan mereka bukanlah tatapan biasa. Ia yakin betul. Pasti ada sesuatu diantara mereka.

"Lo lihat nggak tuh Sal? Tatapan Sakha barusan. Dalem banget! Biarpun cuma sebentar, gue yakin tadi mereka tatap-tatapan."

Faisal bergeming. Ia juga melihat itu. "Gue duluan," pamitnya melenggang pergi.

"Buset dah, gue ditinggalin sendiri. Nasib jomblo gini amat."

Rama mengusap wajah dengan kedua telapak tangannya.

"Kenapa lo?"
Bayu kembali duduk di tempatnya. Ia memainkan ponsel sembari menyeruput jus alpukat pesanannya.

Rama menggeleng.

"Gue balik ya Ram, mau jemput Wulan."

"Gue balik juga deh, daripada sendirian di sini."

Bayu tersenyum kecil.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Nov 08, 2016 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

The Way Into YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang