A Wonderful Day!

8.7K 455 16
                                    

Cuaca sore ini begitu mendukung acara yang sedang diadakan di rumah keluarga Wiryawan. Mendadak rumah yang biasanya sepi berubah menjadi ramai dengan kehadiran para anak beserta menantu dan cucu. Yoda tampak santai menggandeng Farhan dengan setelan pakaian mereka yang sengaja dibuat kembar.

                “ Lucu banget sih mbak bapak sama anak di samain gitu bajunya”, kata Sinta saat mendekati Laras yang sibuk menata kue-kue untuk disajikan pada para tamu. Laras tersenyum sambil memandangi suami dan anaknya yang selalu tampak keren dengan setelan kembarnya. Pasalnya Farhan tak hanya duplikat dengan bajunya namun kelakuan serta sifatnya benar-benar menyerupai Yoda, Yoda kecil.

                “ Iya dong siapa dulu fashion stylist’nya. Itu pesen khusus lho Sin, mbak nunggunya hampir satu minggu, keren kan?”, Ujar Laras begitu bersemangat menunjukkan hasil kreasinya mendandani suami beserta anaknya.

                “ Ibu, Fira mau puding dong!”, Seru Fira yang tiba-tiba saja mendekati Laras dengan wajah berseri. Laras berjongkok agar sejajar dengan anaknya yang baru berusian enam tahun.

                “ Rasa apa sayang?”, tanya Laras. Fira tampak berfikir. Tangan mungilnya mengusap dagunya dengan gaya khas. Khas dari sang Ayah yang menurun kepada dirinya. Laras menahan diri untuk tidak tertawa melihatnya.

                “ Apple one, strawberry one and chocolate one”, celoteh putri bungsunya dengan menggemaskan. Sinta yang melihat ikut berjongkok dan menjawil hidung Fira dengan gemas.

                “ Dedek Alwan bagi ya?”, tanya Sinta. Fira mengangguk penuh semangat. Laras dan Sinta pun tertawa melihatnya.

****

                “ Sabar ya Ram”, kata Oscar pada adik iparnya. Mereka tampak santai menikmati hidangan untuk acara nujuh bulanan kehamilan Jani yang sedang di adakan di kediaman keluarga Wiryawan.

                “ Sudahlah, Mas bikin aku bete aja, aku udah tahu kali, aku harus puasa minimal dua bulan, ya kan?”, sahut Rama setengah sewot. Oscar terkekeh geli. Ia merangkul pundak Rama dengan santai.

                “ Itu kalau Jani nggak sibuk ngurusin baby, kalau dia sibuk dan ngeluh capek ya bisa tambah lama deh ”, ujar Oscar, ucapannya membuat Rama melotot ngeri.

                “ Arrrrggghhh “, Rama mengerang kesal sedangkan Oscar hanya tersenyum melihat adik iparnya frustasi.

                “ Kemu kenapa Ram? “, tanya Rinjani yang tiba-tiba saja muncul disampingnya. Rama berjengit kaget.

                “ Nggak papa kok Beb, kamu nggak papa kan? Sehat kan?”, tanya Rama sibuk memperhatikan istrinya yang tengah hamil besar.

                “ Sehat, tapi tadi kamu kenapa teriak-teriak gitu? Mas Alwan, Rama kenapa sih?”, tanya Jani memburu, ia bahkan sudah melotot kearah Oscar.

                “ Rama? Dia nggak papa, udah sana kamu masuk, nanti masuk angin lagi”, Ujar Oscar membantu Rama. Rama nampak bernafas lega.

                “ Ya sudah aku masuk ya..”,

Rama menghembuskan nafas lega saat Jani menghilang dari pandangannya.

                “ Santai aja kali”,

                “ Gimana bisa santai mas, kalau aku ngebahas soal jatah lagi yang ada Jani bakal ngeledekin aku terus tahu nggak”, sewot Rama menggebu-gebu.

Box Of LoveWhere stories live. Discover now