Part 1

157 3 1
                                    

Seseorang tolong bawa aku kabur dari sini aku mohon itulah kata kata ku yang ku lontarkan dari dalam batin kecilku, aku tak kuat bila terus bertemu dengan nya terlebih jam kuliahku dan jam kuliah dia telah usai, kami berpapasan lagi ditangga dekat lobby seperti biasa tidak ada kata kata yang terucap oleh ku hanya sebuah kebisuan yang menyelimuti diantara kami

Aku memerhatikan dia dari jauh tanpa harus ketauan oleh teman temanku, setelah aku tau dia pergi dan menghilang ku arahkan pandangan ku pada arah kemana dia pergi, ternyata dia pergi kekantin yang tak jauh dari lobby atau tempat dimana aku berada sekarang.

"Ehm liatin Abraham nih yee, lu suka ra ama abraham"ucap Friska teman satu kelasku

"Hah? Engga kok"jawabku dengan gugup, aku bingung harus mengeluarkan kata apa lagi selain itu.

"Jangan boong, gue bisa ngebaca dari wajah lu"ungkapnya. Ini tidak tepat ini sungguh tidak tepat setelah lama aku menyimpan perasaan padanya, tanpa harus diketaui oleh siapapun baik teman sekelompok ku ataupun teman ku yang baru. Perasaan ini rapat dan masih tersimpan rapat dihatiku

Aku diam dan tidak merespon apa apa mungkin sekarang pipi ku sudah memerah, karna dia juga ada didekatku atau mungkin dia mendengarnya entahlah aku bahkan tidak mau peduli akan hal itu. Sebisa mungkin aku menetral kan perasaan ku saat aku berhadapan dengannya.

"Gue tau lu suka sama dia kan, tapi lu sembunyiin perasaan lu" bisik Friska ditelinga ku

Dengan susah payah aku menelan saliva ku sedangkan abraham, aku melihat nya sedang menatapku, entah itu menatap ku atau melihat kearah depan.

Aku mengangguk membenar kan apa yang dikatakan oleh Friska. Perasaan ini memang benar dan semua yang dikatakan oleh Friska adalah kenyataan. Kenyataan yang sesungguhnya, kenyataan bahwa aku menyukai nya memang itu benar adanya dan semua yang diucapkan oleh Friska adalah Fakta bukan sebuah dusta.

"Abraham"aku mendengar David memanggil abraham David adalah teman sekelompokku pada saat ospek.

Abraham menoleh kearah David dan mengobrol berdua dengan David. sedangkan aku, aku masih memerhatikan Abraham dari tempat aku berada. Senyumnya wajahnya dan tampang nya yang manis membuatku menatapnya sambil terus tersenyum seperti orang gila layaknya.

Abraham berbalik melihatku dan menatapku, hanya diam dan tidak ada kata kata apapun yang terlontar dimulut kami hanya pandangan mata yang dapat menyorot komunikasi kami

"Abraham" panggilku

"Eh Ara, lu udah balik kuliah?" tanya nya tumben banget dia jawabin obrolan aku.

"Udah nih, lu ngga ada kelas lagi" tanyaku duluan.kalau tidak aku yang memulai duluan mungkin kami akan terus berkomunikasi melalui indra penglihatan.

"Udahlah Ra, kalau belum ngapain coba gue di lobby bareng lu gini" ucap Abraham apakah dia tidak sadar bila di lobby ini penuh dengan orang.

David menatap ku dari tadi sedangkan Abraham asik mengobrol denganku, aku fikir abaraham itu cuek tapi tidak dugaan mungkin salah karena aku melihat Abraham pada saat ospek yang sedikit pendiam maka nya aku bilang dia cuek.

"Oh gitu ya hehe"tawaku sopan

"Oh iya Ra, lu ikut senat kan?" tanya nya

"Heeh ikut emang kenapa Am?" jawabku aku bingung akan menjawab apa lagi. Sedari tadi aku menahan rasa gugupku

Kata orang rasa suka itu cuman bertahan 3-6 Bulan sedangkan aku, aku menyukai abraham saat dia masih menjadi calon mahasiswa dan mengikuti mos sampe pada saat dia menjadi mahasiswa dan tentu nya anggota senat sama sepertiku. Entah kenapa abraham dan aku sama sama mengikuti organisasi yang sama yaitu senat. Tapi aku yakin ini hanyalah kekaguman dan bukan rasa sayang ya semoga sajalah, aku tau abraham itu tipe cowo seperti apa cowo setampan dan sekeren dia tidak akan mungkin memilihku menjadi calon kekasihnya.

Stupid Girl Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang