L i m a

32 3 0
                                    

Kara

Omg

Omg

Omg

Hari ini, hari gue dan Audrey ngedate. Dan gue bingung harus pake baju apa. Katanya sih pake baju casual aja.

Kebetulan Ayah dan Mamah lagi ada bisnis tour ke luar negeri. Jadi di rumah cuman ada Gue, kakak laki-laki gue yang namanya kak Awan, dan adek perempuan gue yang namanya Raya.

Gue pun memutuskan untuk pake crop sweater merah maroon dan jeans warna hitam. Untuk rambut, gue kepang fishtale.

Setelah semua udah siap, gue ngeline Audrey.

KaraDelevinge- woy gue udah siap nih

AudreyDiv- Nih gue udah masuk rumah lo, lagi ngobrol nih sama kak awan;)

Wtf..

KaraDelevinge- Ooo, ok. Btw date nya dalam rangka apa nih:)?

AudreyDiv- Hmm. Dalam rangka perdamaian kita, tanda kalo kita gak ada rasa dendam untuk satu sama lain:)

Prang. Hatiku pecah

KaraDelevinge- wkwk oke. Gue ambil tas dulu ya:)

AudreyDiv- okee. Gc yaa_-

Setelah gue udah sembuh dari kata-kata Audrey, gue pun menaruh HP gue dikantong celana, dan juga memasukan dompet gue kesitu juga.

Sepanjang jalan gue mikirin kata-kata Audrey sampai-sampai gue jatuh Dari tangga. Untung lantainya kayu, kalo lantai marbel bocor gue. Kepalanya ya guys.

Suara lantai kayu yang tiba-tiba nempel ke muka gue dan anggota tubuh yang lain telah mengundang kak Awan dan Audrey lari ke tkp gue dengan muka yang khawatir. Tapi waktu mereka liat posisi jatuh gue, mereka ketawa terbahak-bahak seakan mereka akan mati besok.

"WOY SETAN LU BERDUA!! BUKANNYA NOLONGIN MALAH KETAWA!!" Teriak gue.

"Lagian- siapa suruh- jatuh," kata kak Awan di sela-sela tawanya. Untung kakak gue.

"YA KAN BUKAN SALA-"

"Apaan sih lu,"

"Dih gak jel-"

"Enggak, lu apaan?" Gue tatap kakak gue yang anti mainstream ini dengan aneh.

"Gue berangkat dulu ya kak," kata gue, menarik tangan Audrey agar menjauh dari kan Awan yang aneh nan ajaib.

"Yaudah, jangan pulang pagi ya," canda kak Awan. Ew.

"Ih. Whatever you say bro, semua sayang awan," kata gue, gak sedikit pun peduli untuk menggunakan kata kak.

"H*ll, everyone will run off their asses to see my aesthetic face," jawab kak Awan, gak mau kalah pake B. Inggris. Selain bahasa indo, bahasa inggris juga bahasa wajib di keluarga gue.

"Aesthatic my ass" kata gue. Gue pun menarik tangan Audrey untuk keluar dari rumah gue.

Saat gue memakai sepatu, tiba-tiba Audrey ketawa dan gue langsung liat ke arah dia. Setelah berhasil mengikat sepatu tanpa melting karena melihat lesung pipit nya Audrey, gue berdiri. Audrey masih ketawa dan gue bingung. Sedikit takut kalo Audrey ketularan Kakakku yang tercinta.

"Aesthetic? Really?" Kata Audrey yang belum berhenti ketawa. Gue menggeleng-geleng kepala, lalu mengambil sepeda abu-abu gue.

"Hanya saja dia sadar kalo muka dia itu campuran bekantan dan kodok." Padahal enggak. Kak Awan adalah cowok populer di sekolah karena prestasi dan tampangnya yang ganteng dan keren.

"Waduuh, parah lu, kakak sendiri loh," kata Audrey.

"Biarin lah. Btw lo udah siap?" Tanya gue ke Audrey.

"Udah, yuk jalan Sekarang," kata Audrey.

Gue pun naik ke sepeda yang sedikit terlalu tiggi buat gue.

Sepanjang Jalan, sepeda gue selalu di samping Audrey. Waktu gue tanya tujuan kita kemana, dia cuman jawab 'hayo kemana'. Gak tau kenapa, gue gak parno waktu dia bilang gitu.

"Daan kita sudah sampai," kata Audrey sambil turun dari sepedanya dan memarkirkannya dekat sebuah pagar, lalu membuka pagarnya.

Dan saat itu gue sadar kalo ini komplek rumah Audrey.

Ups, kita di depan rumah Audrey

"Bukannya ini rumah lo ya drey?" tanya gue. Anehnya, perasaan paranoid gue gak keluar.

"Iya, gue mau nunjukin lo sesuatu. Tapi lo parkirin dulu sepeda lo di dalem," kata Audrey.

Tanpa bertanya gue memarkiran sepeda gue di garasi. Audrey sudah nunggu di depan pagar.

"Yuk," kata Audrey.

Kita mulai berjalan kaki menuju destinasi kita. Oke sip gue penasaran kita mau kemana.

"Drey, kita mau kemana sih?" tanya gue dengan frustasi, tapi masih dengan lembut.

"Udahlah, ikut aja. Lo percaya kan sama gue?" tanya Audrey.

"Iya deh iya," jawab gue.

Semuanya kembali sunyi, sebelum Audrey memutuskan untuk bicara.

"Btw, lo tau ini rumah gue dari mana?" tanya Audrey.

"Gue banyak intel dan informa, gue stalker sejati, dan gue pernah melihat biodata lo," jawab gue dengan jujur.

"Ooh ok ok," tawa Audrey.

Saat gue melihat ke arah Audrey, dia lagi tersenyum lebar, dan lesung pipitnya itu lho guys, bikin lutut lo lemes. Gigi kelincinya nya tersusun rapih dengan warna putih natural, dan iman gue masih kuat, jadi gue gak mau lihat bibirnya.

"Nah, kita udah sampai!" kata Audrey

Hell

Audrey ngajak gue,

Ke rumah pohon.

A/N

Yaaay akhirnya di post juga..

Hi AudreyWhere stories live. Discover now