01. Pengemis Tua Aneh

7.1K 95 1
                                    

GEDUNG Lie-wangwe, seorang hartawan bernama Lie Ti, merupakan rumah terbesar dan terindah di kota Bi-ciu. Temboknya tebal dan tinggi, sedangkan pintunya terbuat dari kayu gunung yang kuat dan diukir bagus sekali. Tiang-tiang bangunan yang berbentuk bulat dicat aneka warna dan diukir-ukir pula. Di depan rumah terdapat emper yang lebar yang berlantai batu licin dan bersih.

Lie Ti adalah seorang hartawan yang lahir kaya. Telah beberapa keturunan keluarga Lie di kota Bi-ciu terkenal kaya karena majunya perdagangan mereka. Mereka berdagang hasil bumi dan memiliki banyak rumah dan tanah. Keluarga Lie bukan saja merupakan keluarga terkaya di kota itu, juga merupakan keluarga tertua. Bahkan banyak orang berkata bahwa pendiri kota Bi-ciu adalah nenek moyang Lie Ti sendiri.

Lie Ti suami isteri mempunyai dua orang anak. Keduanya laki-laki, yang pertama bernama Lie Kiat dan yang kedua bernama Lie Bun dan pada waktu itu kedua kakak beradik itu baru berusia tiga belas dan sepuluh tahun.

Pada suatu hari di musim panas, ketika matahari membanggakan kekuasaannya dan memuntahkan cahaya dan panas ke muka bumi, seorang pengemis duduk meneduh di emper gedung Lie-wangwe. Ia duduk bersandar tembok dan lantai batu yang dingin itu, membuat ia duduk dengan enaknya dan perlahan-lahan datang rasa kantuk, hingga tak lama kemudian pengemis tua itu melenggut-lenggut tidur ayam sambil bersandar tembok. Kedua kakinya diselonjorkan dan sebatang tongkat bambu melintang di atas pahanya.

Pengemis itu sudah tua, sedikitnya berusia lima puluh tahun. Pakaiannya penuh tambalan-tambalan yang beraneka warna itu telah membuat pakaian itu tampak lucu karena sukar dicari lagi mana kain aslinya. Karena tambalan itu dilakukan dengan sembarangan dan bertumpuk-tumpuk, maka bajunya itu menjadi sangat tebal.

Rupanya selama dipakai, baju itu tak pernah dicuci, terbukti dari warnanya yang kegelap-gelapan, kaku, dan mengeluarkan bau apek. Pengemis itu mengenakan celana hitam yang tebal juga tapi panjangnya sampai batas lutut. Kakinya yang telanjang dari lutut ke bawah tampak kurus kering dan betisnya hanya merupakan dua batang tulang terbungkus kulit seperti kaki burung kuntul. Ia tidak pakai sepatu dan telapak kakinya yang selalu beradu dengan tanah dan batu-batu yang panas menjadi tebal dan kebal.

Rambut di kepala pengemis itu ganjil dan berbeda dengan orang biasa. Agaknya ia gunakan pisau untuk memotong rambut sebatas telinga hingga rambut itu menjadi kacau balau dan ngacung kesana sini. Tapi yang aneh, biarpun pakaiannya kotor, kulit tubuhnya dari muka sampai ke kaki dan lengan tangannya tampak bersih sekali seperti orang yang baru habis mandi. Juga muka yang kurus dengan mata tertutup dan mulut ternganga itu tercukur bersih dan kulitnya kemerah-merahan.

Pada hari sepanas itu jarang tampak orang keluar pintu dan di jalan depan gedung Lie-wangwe itu, hanya kadang-kadang saja kelihatan orang berjalan kaki tergesa-gesa karena panas. Tapi tiap orang yang lewat di situ pasti menengok dan melihat ke arah pengemis itu dengan heran. Bukan keadaan pengemis itu yang menarik perhatian mereka, karena sesungguhnya tak seorangpun pernah melihatnya namun tetap saja ia seorang pengemis seperti yang banyak sekali terlihat di mana-mana. Yang membuat mereka terheran-heran adalah keberanian pengemis itu.

Lie-wangwe selain terkenal hartawan juga terkenal dermawan. Tapi semua orang tahu bahwa hartawan itu sekali-kali tidak suka diganggu. Tak seorangpun boleh dengan sesuka hati saja duduk diemper gedungnya tanpa keperluan penting. Dan sekarang di situ duduk seorang pengemis kotor yang tidak hanya duduk, bahkan melenggut seenaknya seperti sedang duduk di atas pembaringan dalam kamar sendiri. Hal ini merupakan kejadian baru yang dianggap aneh dan luar biasa, maka sekiranya hari tak sepanas itu, tentu mereka akan berhenti dan menanti disitu untuk melihat apa yang akan terjadi selanjutnya dengan pengemis aneh itu. Tapi hari terlampau panas dan pintu yang tebal dari gedung hartawan Lie tertutup rapat hingga mungkin takkan ada pelayan yang tahu tentang pengemis itu sampai ia pergi lagi dari situ.

Pendekar Bermuka Buruk - ASKPHTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang