Musikalisasi Puisi

11.2K 1K 107
                                    

Pelajaran bahasa kali ini sama saja dengan yang biasanya. Membosankan. Hanya diisi dengan ceramah tujuh puluh menit dari sang guru dan sesekali dibumbui candaan garing, membuat seisi kelas tertawa terpaksa.

Seperti biasanya juga, setiap akhir pembelajaran sang guru memberi tugas. Bedanya, tugas yang ini berkelompok. Tidak individu.

Bagi para murid malas, tugas berkelompok itu surga dunia. Tidak perlu bekerja asal nama tercantum dalam sampul, maka dipastikan nilai baik juga didapat. Apalagi jika sekelompok dengan anak-anak pandai macam Jisoo. Kebahagiaan tiada tara.

"Tugas kali ini, musikalisasi puisi. Jadi, kalian membuat puisi lalu diberi nada kemudian dinyanyikan. Untuk nada, dilarang mengambil dari yang sudah adaㅡartinya kalian harus membuat nada sendiri," terang sang guru dan seisi kelas mendadak menjadi kebun binatang (penuh dengan hewan).

"Masalah kelompok, kalian bisa menentukan sendiri. Nah, nikmati jam istirahat kalian!"

Sang guru berlalu pergi dan macam-macam binatang yang diteriakkan makin brutal.

Kemudian pada detik yang sama, ponsel mereka bergetar. Menandakan sebuah pesan masuk lewat grup kelas mereka. Ternyata dari sang guru bahasa tercinta.

"Pertemuan selanjutnya langsung tampil, ya!"

Mereka saling berpandangan sebelum Changkyun berteriak putus asa.

"PERTEMUAN SELANJUTNYA BESOK, COEG!"

Dan kalian tahu apa yang terjadi selanjutnya. Perang kebun binatang yang semakin menjadi.

---

Pembagian kelompok sudah selesai. Terdapat lima kelompok disini dan satu kelompok merasa tidak puas.

Yang tidak puas itu, kelompoknya Jun.

Jadi, pembagian kelompok sebong itu seperti ini:

Jisoo, Seungcheol, Jihoon, dan Jeonghan.

Soonyoung, Wonwoo, Jun, dan Taeyong.

Jun tidak terima bruh. Dikelompoknya, tidak ada yang bisa main alat musik. Sebenarnya ada Jun yang bisa main piano. Tapi masa iya harus bawa piano ke sekolah?!

Padahal, tadi Soonyoung sudah berlutut di depan Seungcheol agar tidak memilih Jihoon untuk masuk ke kelompoknya. Karena di kelompok Seungcheol sudah ada Jisoo si master gitar.

Tapi Seungcheol sedang dalam mode jahil, jadi ya begitu.

Sekarang mereka para penghuni kelas, tidak pergi ke kantin tetapi membuat puisi untuk kemudian dinyanyikan.

---

Keesokan harinya, tepat pada saat pelajaran bahasa, sang guru meminta mereka untuk menampilkan hasil karyanya di depan kelas. Tapi mungkin sang guru menyadari raut memelas para siswanya sehingga beliau memberi kesempatan hari ini untuk mencari nada yang sesuai.

"Tapi minggu depan harus sudah tampil, ya!"

Dijawab dengan dua huruf bernada pasrah dari para siswa.

---

Hari ini hari Minggu. Artinya, besok empat kelompok yang lain harus maju. Kemana satu kelompoknya lagi?

Kelompok Seungcheol adalah yang pertama tampil. Kalian masih ingat, kan, kalau di kelompok Seungcheol ada Jisoo dan Jihoon si master gitar?

Genjrengan gitar yang pas, suara merdu dari keempat anggota, lagu sedih, dan cuaca mendung sukses membuat seisi kelas melupakan sejenak deg-degannya dan memilih ber-baper-ria.

Jadi, disinilah mereka sekarang. Di sebuah taman dengan gitar pinjaman di tangan Jun. Taeyong membuka youtube dan berusaha mengaplikasikan kuncinya pada gitar.

Gagal total. Yang ada malah jarinya lecet.

"Anjir, mending gausah aja deh. Jangan bikin malu." Wonwoo sudah lelah melihat teman-temannya itu berdebat.

"Kunci A. Jarinya disitu, telunjuknya disana. Nah coba genjreng." Ini Taeyong yang masih semangat.

"C-c-c-c-chewing gum." Ini Soonyoung yang bernyanyi sambil mengunyah permen karet.

Wonwoo dikacangin.

Oke, gapapa.

"ANJIR! KENAPA SUARANYA KEK GINI?!" Jun berteriak frustasi, hampir membanting gitar.

"Tanya satpamnya aja deh, siapa tau bisa main gitar terus ntar suruh ajarin kita." Celetuk Soonyoung.

Tiga manusia lainnya menatapnya ogah. Siapa yang mau mempermalukan diri sendiri seperti itu? Maaf saja, heh.

Taeyong langsung menyahut gitar dan pura-pura mengatur nada bersama Jun. Sementara Wonwoo membaca soal IPA yang kebetulan dia bawa.

"Sialan, ayolah. Nanti kalo gabisa yaudah."

"Sibuk anjir, Yong itu bukannya kunci C, ya?"

"Rumus frekuensi sama periode apaan, sih?"

Soonyoung menggeram macam kucing minta dikawini. Dia buru-buru menarik Jun pergi ke pos satpam dan acara mempermalukan diri sendiri akan segera dimulai. Setidaknya begitu menurut Jun.

"Permisi, bisa main gitar gak, Pak?"

"Oh, dia tuh dek yang bisa. Saya mah gabisa."

Kemudian, Soonyoung beralih menatap mas-mas yang ditunjuk si bapak. "Mas, ajarin, ya?"

"Aduh, dek. Saya juga gabisa."

MerekaㅡSoonyoung dan Jun- masih gigih memaksa si mas-mas supaya mau membantu mereka menemukan nada. Si mas juga gigih menolak dan kalian tahu apa yang terjadi selanjutnya.

Dua manusia itu kembali ke bangku dan menatap Taeyong serta Wonwoo lesu.

"Giliran kalian," ujar Jun menunjuk pada salah satu pengunjung. Seorang pemuda dan ayahnya. "Gamau tau pokoknya kalian. Gue udah cukup malu."

Taeyong menolak sambil merengek menjijikkan membuat Soonyoung mengalah dan akhirnya pergi menemui sang pengunjung bersama Wonwoo.

Lima menit menunggu, dua manusia beda ekspresi itu kembali dengan tangan hampa. Singkatnya, mereka ditolak.

"Gaes," Soonyoung menghela nafas. "Anterin gue pulang. Mau bobo ganteng aja."

---

Senin. Hari yang dibenci kebanyakan pelajar. Termasuk sebong.

Hari ini, giliran mereka tampil. Sang guru memasuki kelas dengan muka berseri. Sangat berkebalikan dengan muka siswanya yang pucat dan berkeringat.

"Siapa yang mau tampil duluan?"

Taeyong mengangkat tangannya, pasrah. Diikuti Wonwoo, Soonyoung, kemudian Jun.

Nyali yang tadi sudah dikumpulkan mendadak menciut.

Suara pas-pasan, alat musik seadanya (untuk informasimu, alat musik mereka itu botol le mineral yang diisi beras), serta lirik lagu yang bahkan diragukan keindahannya.

Lagu selesai dan Jun berteriak 'yey' kemudian seisi kelas bertepuk tangan.

Heh, padahal mereka bertepuk tangan hanya untuk mengusir kegugupan.

FIN

Ha, ini apaan. Ini sebenernya kisah nyata aku, jadi maklum kalo garing yomz.

Btw, sebenernya aku tau suara jun hoshi itu bagus, suara wonu sm tiwai pas nyanyi jg bagus. Tapi disini aku bikin bobrok karena ya... mencerminkan kelompok kita yang gabisa nyanyi sama sekali.

Sekian. Tq.

daily life of seventeen✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang