Part 1 : Kenyataan

25.6K 997 25
                                    


WritingProjectAE

"Papa gak mau tahu kamu harus mencari keberadaan gadis itu!" ucap Wildan pada anaknya dengan suara meninggi.

"Rizky gak ngerti sama Papa! Kenapa Papa menjodohkan Rizky dengan gadis yang sama sekali kita gak tahu keberadaannya..." Rizky menjawab begitu tenang namun tetap dengan nada tak setuju.

Wildan hanya bisa mendengus kala mendengar anaknya bersikeras dan tak menginginkan ini semua. Namun bukan Wildan kalau ia tak bisa menaklukkan anaknya.
"Kalau kamu masih bersikeras seperti ini. Papa akan tarik semua fasilitas dan jabatanmu di perusahaan ini."

Seketika wajah Rizky menegang dan matanya sudah terbelalak tak menyangka Pak Wildan membuatnya tak bisa menolak ini semua. "Tapi Pa..."

"Tidak ada tapi-tapian, gadis itu bernama Rizqina Al Kahfi dia mahasiswi di UNILA. Begitu yang Papa tahu." Wildan sudah berlalu meninggalkan Rizky yang sudah geram dengan semuanya.

♡♡♡

Ia masih sibuk mengerjakan tugas di perpustakaan bersama sahabat karibnya sejak SMA. Ia tampak serius namun berbeda dengan sabahatnya itu yang tampak santai dan selalu mengganggu konsentrasinya.

"Tha! Udah sih jangan bahas cowok itu lagi. Aku lagi mau konsen biar tugas kita kelar hari ini juga." Qina tampak kesal dengan sikap sahabatnya itu. Namun tampaknya Thata tetap biasa-biasa saja.

"Tapi aku heran kamu kenapa gak mau terima dia. Padahal dia kurang apa coba, ganteng iya, famous iya, tajir iya, terus apa lagi coba kurangnya?" cerocos Thata yang sudah membuat Qina menghela napas lelah mendengar Thata yang memuji-muji lelaki brengsek macam Ferdy.

"Dia badboy dan suka mainin hati perempuan." jawab Qina dengan wajah datarnya, namun walau begitu ia tetap cantik.

"Aku duluan." Qina sudah beranjak dan meninggalkan Thata sendiri. Sementara Thata hanya menggerutu dan mengecek tugas mereka.

"Huft, ternyata udah selesai." Cerca Thata sambil menutup labtopnya setelah semua tugas mereka selesai.

Namun sebelum Thata beranjak ia sudah dihadang oleh Ferdy. Lelaki yang begitu mengejar-ngejar cinta dari seorang gadis sederhana Rizqina Al Kahfis alias Qina. Gadis cuek namun religius, smart, dan cantik.

"Qina mana?"

"Qina udah duluan. Ya biasa dia mau kerja!" Jawab Thata pada Ferdy yang sudah mendengus kesal. Dan kemudian berlalu meninggalkan Thata tanpa sepatah katapun.

"Ganteng sih tapi dingin banget orangnya, dan tapi kenapa kalau sama Qina dia beda banget ya?" Thata sudah memutar bola matanya jengah dan ikut pergi meninggalkan perpus yang tampak sepi karena semua penghuninya sudah tenggelam dalam buku bacaan mereka.

Ditempat lain Qina sedang berkutat dengan pekerjaannya. Namun tiba-tiba semua pelayan yang sedang melakukan pekerjaan mereka seketika berhenti karena sang pemilik Art Cafe datang dan memasuki cafe tersebut.

Setelah sang pemilik Art cafe masuk kedalam ruangannya, semua kembali pada aktifitas masing-masing.
"Rah itu tadi pemilik cafe ini?" Tanya Qina yang memang belum tahu siapa pemilik cafe, karena selama ini Sang pemilik jarang datang dan hanya Tangan kanannya saja yang menjalankan semuanya atas perintah Sang pemilik cafe.

"Dia Pak Rico. Orang yang punya Art Cafe, kamu belum pernah liat ya?" Qina hanya mengangguk dengan begitu serius.

Sarah berdehem kecil, "Iya emang Pak Rico jarang mengunjungi cafenya dan hari ini dia kesini. Siap-siap aja di perhatiin dari ruangannya." Qina terdiam mendengar penjelasan dari Sarah, sementara Sarah sudah tersenyum dan berlalu melanjutkan pekerjaanya.

My Destiny (Sudah TERBIT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang