28

1.7K 128 22
                                    

Chap kali ini dapat sumbangan ide dari om rezaldywsaputra ..  Thanks ya omm..  Dan maaf kalau aku nulisnya kurang greget dan jelek..

Dan lagu di atas agk kurang nyambung sma cerita. Tapi suka aja sma lagu ituJadi yaaBiarlah..





**Check it out***

Mobil pajero sport hitam shania melaju kencang membelah jalanan ibu kota yang kebetulan cukup lenggang malam ini.  Di balik kemudi tampak shania yang tengah fokus menyetir dan sesekali tngn kanan nya mengusap pipinya yang basah karna air mata yg terus mengalir dari pelupuk matanya. 

Sepanjang perjalanan kelebat kenangan manis bersama kinal terus terngiang di benak nya seakan memutar kembali sebuah kaset nostalgia terindah yang pernah mereka Lalui bersma.. Suka duka tawa canda yg pernah mereka lewati bersama seakan menjadi pemecut keberanian tumbuh dalam hatinya.. 

Rasa tak rela melepas karna tak akan pernah bisa melepaskan..

Benar kata jeje..  Dia bodoh klau harus pasrah dan menyerah.

Benar kata jeje bullshit jika ia akan bahagia melihat kinal bahagia bersama orang lain..

Dan ini saat nya untuk ia jujur pada dirinya sendiri memberikan kesempatan pada hatinya untuk mengungkapkan rasa cinta yang telah memfosil

Sudah cukup bagi nya bersembunyi di balik ikatan persahabatan. Sudah cukup baginya menjadi pengecut.. Sudah cukup baginya tersenyum dalam getir rasa perih.. 
Sudah cukup...

"Tunggu aku nal, aku pulang sayang" lirih nya tersenyum tipis meski air mata mengalir namun saat ini tangis nya bukan lah tangis perih kesakitan namun saat ini  tangisnya  adalah tangis asa..  Asa akan rasa yang di terima.. 

"Chiiitt"

Shania memparkir asal mobilnya dan dengan tergesa melepas seatbelt nya lalu dengan tergesa pula turun dari mobilnya..  Ia tampak berlari kecil menuju apartemennya..  Tak ia hiraukan wajahnya yang sembab dan terlihat begitu berantakan..  Yang ada dibenaknya segara sampai di aprtement dan memeluk tubuh pemilik rindunya.. Pemilik hati bahkan jiwa raganya..  dan. Malam ini ia akan mengakui segalanya, mengungkapkan isi hatinya,terserah apapun resikonya ia tak peduli.. Tekad nya telah bulat ia tak mau menyesal nantinya..  MEski akan berakhir perih biarlah.  Biarlah..  Setidaknya ia telah berjuang dan tak lagi menjadi pengecut yang hanya mampu menangis di dalam hati.

" Bip  "

"Ceklek."

"Naaall kinaaall " seru nya bergetar memanggil kinal seraya melangkahkan kaki memasuki apartemennya yang tampak sepi..  Matanya liar menjelajah setiap sudut aprtmen berharap menemukan sosok yang saat ini begitu ia rindukan..namun nihil..    Air mata shania kembali mengalir mendapati tak ada kinal di sini bahkan tak ada sautan sama sekali dari kinal..

"Naaaall aku pulang sayang". Serunya lagi dengan linangan air mata dan berjalan cepat menuju kamar milik kinal.. Besar harapannya  Menemukan sosok kinal di sana yang mungkin sudah terlelap tidur dengan berselimut elsa dan mulut yang sedikit terbuka yang menjadi pemandangan favoritnnya selama ini..

" Naaaa.. "  Shania tercekat.. Lidah nya seakan kelu. IA menatap nanar  ranjang queen size bersprey biru yang kosong..    Tak ada kinal di sana..  Tak ada..  HAnya selimut elsa dan guling bermotif sama yang saat ini berada disana.. 

Air mata shania kembali tumpah..  Ia pejamkan matanya kuat menahan sesak.. Sesak kesakitan yang kembali menyapa..  Sesak yang luar biasa di saat kesadaran mulai menguasainya..  Sadar bahwa dirinya telah kalah...  Sadar bahwa saat ini kinal telah dimiliki..  Sadar bahwa ia telah terlambat..  Terlambat karna terlalu pengecut.. Dan sadar ini adalah resiko yang harus ia tanggung karna kepengecutannya.. 

Bukan Salah Mu (revisi)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang