Untitled part

42 2 1
                                    

Aku dan Devan berjalan beriringan menuju ruangan VIP 1. Ruang tempat Leona di rawat. Saat ini memang jadwal Devan untuk visite gadis kecil itu.

" Hai, Princess" sapa ku pada Leona. Dia duduk di atas tempat tidur dengan kepala bersandar di bednya. Gadis kecil itu memegang buku dalam pangkuannya. Mungkin sedang membaca buku cerita seperti biasa.

" Suster Jingga!" Leona terlihat senang melihatku datang. Dia bahkan sampai ingin berlari kearahku. tapi segera ku tahan karena mengingat selang infus yang di pakainya.

" Jangan bergerak kayak gitu sayang. Nanti selang infusnya lepas" ucapku lembut padanya. Aku duduk di atas tempat tidurnya kemudian Leona langsung saja menyerbuku dengan pelukannya.

" iya abis Ona kangen Suster Jingga. Kemaren suster Jingga gak ada. Leona jadi kesepian" ucapnya sedih. Aku memang tidak masuk 2 hari kemarin karena memang jadwalku libur.

" Iya maaf ya sayang. Besok-besok kalo Suster Jingga Libur lagi, suster jingga pasti akan tetap kesini temenin Ona"

" janji ya Suster Jingga?" ucapnya masih tidak percaya. Aku tersenyum lembut dan menggangguk padanya.

" iya janji"

"he'mmm"

terdengar nada batuk yang di buat buat. Astaga aku lupa bila Devan juga ada di ruangan ini. aku meliriknya. Dia terlihat seperti angin lalu yang diabaikan.

" Maaf" ucapku kemudian beranjak dari tempat tidur.

" Hai Leona, gimana kabar kamu hari ini" tanya Devan ramah.

" Ona baik kok Dokter Devan" jawab gadis kecil itu riang. Kami sama-sama tersenyum melihat wajah bersinar Leona hari ini.

Aku mebiarkan Devan yang memeriksa Leona. Leona menjelaskan tanpa ragu apa yang di rasakannya satiap kali Devan Devan bertanya padanya. Dan sesekali di barengi tawa kecil di antar mereka berdua pada saat Devan mengajaknya bercanda.

" Wahh, iya nih Leona udah mulai baikan. Semangat terus ya Leona. jangan lupa minum obat sama banyak istirahat. Gak boleh banyak baca buku dulu ya" Devan menegakkan tubuhnya kembali setelah memeriksanya

" Nah, dengerin tuh kata Dokter Devan. Ona gak harus banyak istirahat. Siniin bukunya. Biar Suster Jingga simpan" aku mengambil buku cerita yang berada di pangkuannya.

" Yahh, suster Jinggaaa. Itu Pangerannya udah mau nemuin Cinderella " rengek Leona.

" Eitss, gak boleh bandel lho nanti gak cepet sembuh, mau ?" Leona hanya pasrah mendengar ancamanku. Dia merengut kesal sebentar namun kemudian melontarkan pertanyaan yang sukses membuatku melongo seketika" Tapi suster Jingga Leona penasaran deh, kalao di dunia nyata Pangeran itu beneran ada gak sih ?"

Aku berfikir keran untuk menjawab pertanyaannya. Aku melirik Devan untuk meminta pertoolongan. Namun laki-laki itu hanya menampilkan ekspresi yang menjengkelkan. Dia malah memalingkan wajah dan tersenyum puas di baliknya.

" Pangeran itu adanya cuman di Dunia Dongeng sayang. Gak ada di dunia nyata" jelaskan. Leona mengerutkan kening mendengarnya. Seprti tidak setuju.

" kalau menurut Dokter Devan, Pangeran itu ada kok di dunia nyata. Karena setiap laki-laki di dunia ini adalah seorang pangeran yang sedang mencari Cinderellanya"Aku menatapa tajam pada Devan. seenaknya saja dia memberikan pemikiran seperti itu pada Leona

" jadi Dokter Devan sedang nyari Cinderellanya juga dong ya ?" tanya Leona Polos.

" iya dong" jawab Devan dengan percaya diri.

You've reached the end of published parts.

⏰ Last updated: Sep 28, 2016 ⏰

Add this story to your Library to get notified about new parts!

Discovery Of LoveWhere stories live. Discover now