Our Past (2)

19 0 0
                                    

Sudah 2 hari aku mengabaikan semua panggilan dan sms dari Devan. Aku menolak untuk bertemu dengannya sejak kemarin. Untung setelah kejadian itu hari libur. Jadi aku bisa bersembunyi di rumah dan memperkecil kesempatan baginya untuk menemuiku. Terserah orang bilang aku egois karena tidak menanyakan langsung padanya. Tapi aku tidak bisa. Aku sudah terlanjur sakit hati mendengar ucapan beberapa teman Devan itu. Dan aku masih belum bisa untuk memaafkannya. Kulirik ponselku yang mengelurkan nada pesan. Aku bergerak malas dari tempat tidur dan mengambil ponselku di nakas.

From : Love

Aku udah nyampe di Desa. Aku harap saat aku pulang nanti kamu udah mau bicara dan bertemu sama aku. Jaringan disini gak bagus. Mungkin aku gak bisa menghubungi kamu selama disini. Jaga diri baik-baik.

Air mata tidak bisa lagi ku bendung. Terisak pelan setelah membaca pesannya. Aku tahu bahwa Devan akan pergi ke salah satu Desa di Jogja untuk melakukan Pelayanan Sosial. Selama dua minggu. Dua minggu yang menyiksa bagiku. aku baru menyadari bahwa tindakan ku ini salah. aku bersikap seperti anak kecil yang tidak mau mencari tahu kebenaran. Bodoh! Seharusnya aku selesaikan dulu permasalahan ini sebelum dia pergi. Masih lama rentang waktu untuk kami bertemu. Banyak hal yang bisa saja terjadi. Dia akan banyak menghabiskan waktu dengan si Carissa. Gimana kalau si Carissa menggoda Devan. Bagaimana kalau Devan tergoda dengannya. Tidak! itu tidak boleh terjadi. Aku sangat menyayanginya dan aku tidak ingin kehilangannya.

Meraih ponsel kemudian aku segera menguhungi Devan. Mailbox! Ponselnya tidak aktif!

Aku mendesah frustasi. Merasa sangat kesal dengan kebodohanku sendiri. Aku harus bersabar selama Dua minggu. Dan setelah itu aku akan menemui Devan dan menyelesaikan permasalan kami. Bisa saja kan si Carissa itu yang bohong. Karena dia sangat menyukai kekasihku dan dia berusaha untuk mengarang cerita pada teman-temannya,kan ?

***

Seperti yang kuduga bahwa ini adalah dua minggu yang sangat menyiksa! Aku sangat merindukannya. Sangat ingin bertemu dan memeluk dirinya. Aku tidak tahan lagi bila harus menampung perasaan ini lebih lama lagi. Sudah jam 4 sore. Apa Devan sudah pulang ? Aku ingin ke rumahnya. Setelah yakin. Ku putuskan untuk mengganti pakaian ku. Mengambil kaos Sabrina berwarna pink dan rok selutut. Dandan seadanya dan membiarkan rambut panjangku terurai di punggunggu. Aku bergerak turun dari kamarku di lantai 2 dan berjalan cepat melewati tangga.

" Mau kemana Al? " Tanya papa mengagetkan.

Tumben jam segini sudah pulang.

" eh Papa. Kok udah pulang jam segini ?" tanyaku bingung. Aku berjalan menghampiri papa yang sedang duduk di sofa dan mencium tangannya.

" tadi Papa ketemu klien di kafe dekat rumah kita. jadi ya udah Papa langsung pulang aja" jelas papa.

" kan belum jam pulang Pa. Mentang-mentang Bos, mau seenaknya aja nih. Korupsi waktu tau Pa"

" sekali-kali gak papa dong sayang. Lagi pula papa pengen ngabisin waktu sama kamu. Semenjak mama kamu meninggal, papa jadi terlalu sibuk dan sering ninggalin kamu di rumah sendirian" Papa meraih tubuhku dan membawaku ke pelukannya.

Rasa sedih memang tidak bisa ku elakkan. Iya Mamaku telah meninggal 2 tahun yang lalu. Ketika aku masih duduk di bangku kelas X. Saat itu kami baru pulang dari acara pesta pernikahan anak temannya papa, kemudian entah bagaimana kejadiannya mobil papa menabrak tiang pembatas jalan dan masuk kejurang. Karena kecelakaan itu Papa koma selama hampir 2 minggu. Aku mengalami retak pada tangan dan kakiku dan di rawat di rumah sakit selama hampir sebulan. Tapi takdir berkata lain untuk mamaku. Dia meninggal karena peristiwa itu karena berdasarkan cerita yang ku dengar mama terlempar dari mobil dan tubuhnya terpental jauh masuk ke jurang. Aku sempat depresi berat karena peristiwa itu. mengingat bahwa mama telah tiada dan papa yang masih koma. Tapi perasaan itu tidak kujalani sendiri. karena pada saat aku di rawat disitulah aku bertemu dengan Devan. Pada saat itu dia sedang menjalani tugas praktik di rumah sakit tempat ku di rawata. Dia lah yang membawa ku dari keterpurukan. Dia yang selalu menyemangatiku selama menunggu Papaku sadar. Semakin hari kami menjadi semakin akrab. Sehingga setelah beberapa lama kenal, entah bagaimana awalnya kamipun saling jatuh cinta dan akhirnya menjadi sepasang kekasih sampai sekarang.

Discovery Of LoveWhere stories live. Discover now