My Body - 09

99.7K 1.1K 89
                                    

Sila Fernandez

Sila Fernandez

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Sila POV

Aku tertawa mengingat kejadian saat aku mengganggu Farel.  Ah,  lelaki tampan itu membuatku terkikik geli sendiri. Bisa-biasanya  dia berjalan dalam keadaan junior  yang menegang itu.

Digo pasti baru saja mengisenginya dan membuatnya tersiksa. Good job, Digo!!! Kamu berhasil membuat para karyawati melihat big boss milik Farel dan membuat mereka menelan ludah membayangkan bagaimana rasanya beda tumpul itu menyesaki selangkangan mereka.

Uuuuuhhhh, its so delicious!!!! Aku jadi ingin merasakannya lagi. Sepertinya  punyaku  langsung  basah hanya dengan mengingat permainan ranjang seorang Farel.

Farel Crosta,  lelaki ganteng dan mesum yang sangat kaya raya. Kekayaannya membuat begitu banyak cewek  rela  memberikan  apapun  demi dirinya.

Termasuk diriku  yang harus merelakan  keperawananku padanya. Ah, aku bahkan masih mengingat segala detailnya. Saat tawaran pekerjaan itu datang di saat aku belum lulus kuliah. Gaji dan jabatan yang ditawarkan sungguh membuatku tak akan menolak kesempatan emas itu. Tapi sungguh, persayaratannya membuatku sempat bimbang.

Apa aku harus menyerahkannya secepat itu???

Flashback On

"Siapa namamu???" Farel bertanya padaku saat aku duduk tepat di hadapannya.

Saat itu masih masih mamakai kacamata besar kesayanganku, berkawat gigi dan rambur dikuncir kuda.

"Sila Fernandez," jawabku sambil menundukkan kepala. Tak berani memandang seorang lelaki yang kini sedang menatap lekat pada tubuhku.

"Baiklah, Sila. Perkenalkan aku Farel Crosta. Kau tentu sudah tau siapa aku bukan???"

Aku hanya mengangguk cepat.

"Aku membutuhkan seorang sekretaris yang harus menata schedule padatku dan mengatur meetingku dengan client," jelas Farel. Aku hanya mendengarkan.

"Tapi kamu tentu tau persyaratan agar kamu dapat diterima bekerja di sini," Farel menyeringai mesum. Rasanya aku ingin pulang ke rumah dan membatalkan pekerjaan ini, tapi aku sungguh membutuhkan uang.

Aku memejamkan mata dan mengangguk.

"Kamu setuju dengan syarat yang kuberikan???" Lagi-lagi Farel bertanya.

Aku membuka mataku dengan perlahan dan menatap matanya.

"Menyerahkan keperawanankukan???" Aku tak tau apa itu sebuah pertanyaan atau sebuah pernyataan yang jelas Farel hanya mengangguk.

"Apa kamu masih perawan???"

Kembali aku menundukkan kepalaku. Mengalihkan pandanganku pada rok span panjangku.

"Aku tak pernah pacaran dan jika kamu pernah mendengar kata kutu buku maka itu adalah sebutan untuk diriku," jelasku.

"Wow. Seorang gadis nerd, huh??? Aku menyukaimu."

Apa Farel baru saja menggodaku??? Oh come on. Mana ada pria tampan yang kaya mau pada gadis jelek sepertiku. Berhenti berkhayal, Sila!!!

"Jadi kapan kamu ingin bekerja???" Farel sepertinya melihat kegugupanku dan dia berdiri menghampiriku.

"Emmm. Aku mau secepatnya," kataku pelan saat Farel menyentuh bahuku.

"Relax, Babe," bisiknya tepat di telingaku. Aku tersentak kaget namun berusaha menutupinya.

"Aku ingin mengenalmu lebih jauh. Jelaskan tentang dirimu, keluargamu dan kehidupanmu sehari-hari. Jangan lupa untuk memandang lawan bicaramu, Nona," katanya lalu kembali duduk di hadapanku.

"Dan kamu boleh memanggilku Farel serta menggunakan kosakata aku-kamu dalam percakapan kita, " lanjutnya.

Aku menarik nafas panjang lalu mengangkat wajahku.

"Namaku Sila Fernandez, aku tinggal seorang diri. Ayah, Ibu dan adikku baru saja meninggal karena kecelakaan mobil. Aku tak bisa melanjutkan kuliahku karena semua harta orang tuaku disita oleh bank untuk melunasi hutang mereka. Keluarga Ayah dan Ibu tak ada yang mau menampungku dan sekarang di sinilah aku. Mencari kerja dengan hanya berbekal ijasah SMA. Tapi aku bisa pastikan kamu tak akan menyesal jika memperkerjakanku. Aku akan lembur dan berusaha bekerja keras," jelasku. Farel menatapku tanpa berkedip.

Aku sedikit tersenyum agar mencairkan suasana.

"Cerita yang mengharukan. Aku suka dan kamu diterima bekerja di sini. Sekarang, kamu pergilah ke salon ini. Lepas kawat gigi dan kacamatamu. Aku akan menelepon pemiliknya untuk merubahmu sehingga tak akan ada keluargamu yang mengenalimu lagi," jelasnya. Aku hanya mengangguk menyetujuinya dan mengambil kartu nama yang diberikan Farel padaku.

Time to make over!!!

***

Aku membuka mata lebar-lebar.  Tak percaya jika bayangan yang ada dipantulan cermin di hadapanku kini adalah aku.

"Kamu sungguh cantik, Cin!!! " Ujar banci salon yang daritadi mendandaniku.  Aku setuju dengan ucapannya. Aku bahkan tak mengenali diriku pada awalnya.

"Kamu sudah tau bagaimana perangai Farel??? " Tanyanya sambil berbisik.

Aku menggeleng pelan.  "Aku bahkan baru sekali berjumpa dengannya, " kataku jujur.

"Ya ampyun,  Cin. Hati-hati yah sama dia. Dia sangat berbahaya di ranjang.  Setelah ini aku yakin kamu ga akan bisa jalan sampai besok, " kata banci itu sambil geleng-geleng.

"Dia terkenal sebagai penjahat kelamin yang suka mengoleksi perawan.  Kamu pasti masih perawan, " tebaknya.  Aku hanya mengangguk.

"Semoga Tuhan menjagamu sampai besok pagi, " katanya sambil membereskan peralatannya. Aku bergidik ngeri.

Apa aku salah mengambil keputusan???

***

"Kamu cantik!!!" Farel menarik tanganku lalu mengecupnya, membuat pipiku  menjadi merah merona.

"Terima kasih pujiannya, " kataku sambil menundukkan kepalaku.

Saat ini aku sudah berada di dalam kamar Farel.  Rumahnya begitu besar.  Aku yakin pasti sangat membutuhkan banyak orang untuk bekerja di sini.

"Siap untuk kehilangannya malam ini? " Tanya Farel to the point sambil menaikkan wajahku agar menatap mata elangnya.

Aku mengangguk  pelan.

"Aku akan perlahan.  Persiapkan dirimu!!! "

***

Masih pada nungguin???

Maaf telat updatenya.

Author sibuk kerja.  Mohon pengertiannya  yah.

Selamat bermalam  jumat,  Guys. 😁😁😁😂😂😂😂

150 vote + 37 comment

See you 😘😘😘😘

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Oct 09, 2016 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

My Body For YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang