My Body - 04

136K 1.3K 11
                                    

Frisca POV

"Aaaaaaaaaaaaaahhhhhhh" aku berteriak sekuat tenaga saat Farel menembus satu-satunya pertahanan yang kujaga selama ini. SELAPUT DARA-ku.

Farel mendiamkanku tanpa bergerak. Dia mengelus keningku perlahan. Kurasakan basah di bagian intimku. Itu pasti darah perawanku.

Tanpa terasa air mataku menetes.
"Ini demi Ayah," batinku.

Farel kembali memagut bibirku. Menghisapnya perlahan. Ciuman itu turun ke leher jenjangku. Membuatku terangsang dan melenguh. Dia menggigit leherku pelan.

Tangan kanannya memainkan putingku yang kanan, lalu meremas payudaraku dengan lembut.

Penisnya masih tak bergerak di dalam milikku. Aku merasa mulai nikmat. Farel sepertinya melihat reaksiku.

"Kita mulai, Sayang," katanya sambil mengecup keningku sebentar dan mulai bergoyang. Memaju mundurkan penisnya di dalam milikku.

"Aaaaaahhhhh! Kamu sempit!" Umpatnya.

Aku mulai terbawa dengan permainan ranjangnya. Farel bermain sangat lembut. Tak egois. Dia menungguku. Membiarkanku terbiasa dengan dirinya. Aku menyukai sikapnya.

Aku memejamkan mataku. Ini nikmat.

"Mendesahlah, Sayang," bisiknya di telingaku. Membuat aku bergidik.

"Ah... ah... ah..." aku mendesah karena goyangan Farel kian bertambah kuat.

"Terus, Sayang! Mendesah!" Teriaknya.

"Ah... Farel. Nikmat!" Aku tak malu-malu lagi. Ini sungguh nikmat.

"Teriakkan namaku, Sayang!" Farel terus berteriak tanpa memperlambat goyangannya.

"Farel!!! Ah..... akuuuuuuuuu..... aaaaaaahhhhhh!" Aku tak tau apa yang terjadi.

Aku merasa badanku meledak. Aku bergetar hebat. Farel tersenyum melihat reaksiku.

"Aku suka melihatmu orgasme, Sayang," lagi-lagi Farel mencium bibirku.

Aku lemas tak bertenaga. Farel masih berada di atasku. Menikmati ekspresi wajahku yang memejam menikmati sisa-sisa orgasmeku.

"Siap untuk permainan selanjutnya?" Aku tak menjawabnya, masih berusaha mengatur nafasku yang habis.

Tiba-tiba hpnya berbunyi. Membuatnya terlihat jengkel.

Dia melepaskan penyatuan kami. Membuat milikku ngilu.

"Tunggu sebentar," katanya lalu mengangkat teleponnya.

"Halo."

"......."

"Harus sekarang?" Dia melirikku sesaat.

"......"

"Setengah jam lagi saya sampai," ujarnya lalu kembali naik ke atas ranjang.

"Nikmatkan?" Tanyanya.

Aku mengangguk malu.

"Kita lanjutkan saat aku pulang," katanya lalu berlari ke kamar mandi.

***

Vote dan commentnya yah.

Baru dilanjut lagi

My Body For YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang