Move

14.4K 958 17
                                    

Typo berenangan!!~

terima kasih atas yang sudah memberi vote, komen, atau bahkan favorite. jujur aku nggak nyangka cerita ini bakalan naik. dan aku lagi mikir nih, cerita sama judul kok kagak nyambung. jadi gue mau tanya nih, kalau misal gue ganti, tuh enaknya apa judulnya?


Ruangan itu gelap. Lilin yang menerangi setiap sudut masih belum bisa menembus gelepan di ruang itu. Banyak peti berbagai ukuran di sana-sini dan bau pengap yang tidak nyaman. Hal itu adalah karena ruangan itu bagaikan sarang untuk sang pemilik, sarang yang lembab dan gelap adalah habitatnya, serangga yang menyukai tempat lembab di biarkan berkeliaran dan laba-laba di biarkan ikut menghuni

Suara mengunyah dan tv adalah satu-satunya hal yang terdengar. El, sedang duduk di sofa tunggal yang sudah terlihat tua dengan banyak jahitan. Tv menampilkan film tua dan bergambar hitam-putih, suaranya pun tidak terlalu jelas. Di kanan tv ada peti yang bersandar terbuka dan kerangka bergaun pengantin di dalamnya

El kembali mengunyah biskuit cokelat yang berisi marsmellow yang mahal itu. Ia tidak memperdulikan suara klik sepatu dan aura gelap yang perlahan mendekatinya dari belakang. Tangan pucat pria itu mengambil soda di hadapannya dan menyesapnya lewat sedotan

"Aku bisa mengetahuinya, kau bukan manusia biasa" sebuah suara yang halus dan sedikit husky bericara dengan nada sopan namun menyiratkan maksud lain. El bersendawa dari efek minuman soda sebelum menjawab dengan nada datar "Aku bisa mencium bauh busuk setiap kau membuka mulutmu iblis"

Seringai lebar terukir pada sosok gelap itu "Ah apakah sehingga engkau mencoba mengganggu urusanku. Aku yakin kau tahu siapa aku dan aku tahu siapa kau" El mendecih sebal "Kau, akan kau apakan gadis polos tidak berdosa itu?" kegelapan di belakang El tertawa mengejek "Tidak berdosa? Aku yakin kau mendengar sendiri bagaimana anggapannya pada mahkluk hidup" El menggeram jengkel, ia menggerling ke belakang namun belum cukup untuk melihat sosok itu "Tetap pada batasanmu iblis"

Sosok 'iblis' itu tertawa kembali "Iblis berkeliaran di sakitar manusia untuk menghasut dan menyeret mereka ke dalam neraka-" El memotongnya kasar "Dan yang aku lihat kau tidak melakukan apapun untuk gadis itu tentang metode 'menyeret mu'. Kau lebih terlihat ingin membuat hidupnya lebih 'baik'"

Keheningan tumbuh saat iblis masih memikiran kata untuk mengamarkan apa yang ia pikirkan "Aku... mungkin aku tertarik dengan ia. Pertemuan kami adalah tidak sengaja dan jiwanya adalah menarik. Seolah takdir membawaku pada makanan"

"Dan kenapa kau tidak segera memakan gadis itu. Aku tahu kau iblis yang tidak biasa, mengingat siapa kau dulu. Karena itu apa yang aku lakukan hanyalah memperingatkan padamu batas hidupmu" iblis mendesah dramatis "Kau benar. Aku adalah pemangsa, dia adalah mangsa, dan kau adalah... gangguan"

El menyeringai "Gangguan ha? Sudah aku bilang, aku hanya mengingatkan batasmu. Kaumu adalah pembawa petaka, kehancuran, dan penderitaan umat manusia. Tapi apa yang kau lakukan sekarang adalah menyimpang. Apakah kau ingin menghasut gadis itu dalam kenikmatan laknat itu dan menyekutukan Tuhan? Meskipun aku ragu. Kau terlihat tidak sedang ingin 'menyeret' nya"

Sang iblis tertawa "Manusia terlalu bodoh untuk tidak mensyukuri apa yang mereka miliki. Tapi gadis itu, dia bahkan tidak peduli apa yang ia punya dan tidak punya" iblis tersenyum lebar "Jadi katakanlah adikku, GabriEL. Seperti apakah jiwanya? Karena aku bisa merasakannya tapi tidak bisa mencium aromanya" tinju El terkepal "Pergilah Luci, aku tak mau membahas ini" sosok 'Luci' tertawa menyeramkan suara halus dan sopannya berganti suara mahkluk buas paling mengerikan yang bisa menipu lewat penampilan dan suara "Bagaimana jika sedikit bermain game El. Jika aku bisa memutus kewarasannya dan membawanya kedalam keputusasaan. Dia akan menjadi budakku di underworld. Tapi jika kau bisa menjaganya, well. Selamat untuk bisa mengalahkan aku pada game ini adik kecil"

When The Demon Fall In Love (Discontinue)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang