Part 7

331K 7.3K 114
                                    

Author pov

Di sebuah kamar berdinding coklat susu, berukuran cukup luas dan dipenuhi perabot bergaya serta peralatan elektronik yang sangat menunjukkan kalau ruangan itu milik seorang pria. Bahkan sangat laki-laki sekali. Semua warna dan desain kamar sangat maskulin, bahkan aroma yang memenuhi isi kamar adalah bau dari sipemilik ruangan.

Andrew millard.

Yah, kamar itu milik laki-laki tampan yang hari ini, atau lebih tepatnya pagi tadi resmi melepas status lajangnya.

Dan di atas ranjang berukuran king size, di atasnya ditaburi banyak sekali kelopak bunga mawar merah. Bed cover-nya yang berwarna putih terlihat sangat kontras di tengah banyaknya kelopak mawar merah yang menghiasi tempat tidur itu. Sangat jelas kalau ranjang itu adalah ranjang pengantin.

Vanessa duduk di atas ranjang dengan dipenuhi perasaan gugup dan canggung. Tidak bisa di pungkiri kalau hari ini dia merasa bahagia, bahagia karena telah menikah dengan pria yang meski sulit di pahami---mengingat perkenalan mereka yang sangat singkat, tapi laki-laki itu membuatnya nyaman saat bersama dengannya.

Apakah Vanessa mencintai Andrew?

Itu pertanyaan yang sulit dijawab untuk saat ini, Vanessa sendiri belum tahu perasaan apa yang ia miliki untuk suami barunya itu. Hanya satu yang membuat Vanessa menerima perjodohan ini dengan mudah, yaitu rasa nyaman. Menurutnya itu adalah yang paling penting, untuk perasaan yang lain bisa menyusul. Ia percaya, rasa sayang dan cinta akan timbul dengan sendirinya seiring berjalannya waktu.

Vanessa mengedarkan pandangannya ke setiap kamar, ia tidak tahu apa yang ia lihat. Sebenarnya Vanessa sudah sangat mengenal seluruh isi kamar itu, tapi tidak ada yang bisa ia lakukan untuk menghilangkan kegugupan di dalam hatinya selain menatap kosong benda-benda yang ada di dalam kamar itu.

Ini bukan kali pertama ia berada di kamar pria itu, tapi entah kenapa saat ini jantungnya berdetak dengan cepat sekali. Bayangan akan bercinta dengan suaminya membuat badan Vanessa panas dingin secara bersamaan. Ia merasa bodoh dan kolot bila menyangkut hal itu.

Lucu sekali bila mengingat kelakuannya tempo hari saat berada di kamar yang sama saat bersama dengan Andrew, dia tidak sedikit pun canggung merayu Andrew sampai ke tahap tak tertahankan pria itu. Tapi malam ini dia berubah menjadi sosok yang polos, yang sangat takut menghadapi suaminya di malam pengantin mereka.

Jam sudah menunjukan pukul delapan malam tapi Andrew belum juga datang ke kamar. Resepsi pernikahan mereka sudah selesai sejak satu jam yang lalu, Vanessa bahkan sudah mengganti gaunnya dengan piyama bermotif bunga-bunga yang sangat disukainya, bahannya lembut dan sangat nyaman dipakai. Gaun tidur sempat menjadi bahan pikiran gadis berambut panjang itu, dia bingung harus memakai gaun tidur seperti apa malam ini. Dan akhirnya piyama merah muda berpotongan cukup sopan menjadi pilihannya.

Terakhir Vanessa bertemu dengan suaminya, pria itu sedang bersama sahabat-sahabatnya, mereka mengobrolkan yang kebanyakan Vanessa tidak mengerti. Topik pembicaraan yang sangat jauh berbeda dengan pekerjaan yang digelutinya, apalagi Vanessa bukan termasuk gadis yang pintar membuatnya sulit bergabung dengan suaminya dan sahabat-sahabat pria itu. Pasti keadaannya akan berbeda kalau yang menjadi istri Andrew adalah salah satu dari kakaknya, ketiga kakaknya sangat berwawasan luas. Berbanding terbalik dengan dirinya yang hanya mengandalkan kecantikan wajah dan keseksian tubuhnya untuk mendapatkan kepopuleran. Tapi meski begitu, tidak sesikitpun dia cemburu pada kakak-kakaknya, dia bersyukur dengan apa yang ia miliki. Dia memang tidak sepintar ketiga kakaknya, tapi ketiga kakaknya juga tidak secantik dirinya. Di tambah hal menyenangkan lainnya yang baru ia dapat beberapa jam yang lalu. Pertama, ia memiliki suami yang lebih tampan dari ketiga kakaknya, bahkan ketiga kakaknya juga mengakui hal itu. Kedua, suaminya menjadi menantu paling kaya yang papi-nya miliki, oh, yang satu itu sangat meñyenangkan untuk diketahui. Dan yang ketiga, suaminya sudah menjadi menantu kesayangan bahkan sebelum hari pernikahan berlalu. Sifat Andrew yang sopan dan dewasa saat berbaur dengan keluarganya telah berhasil merebut hati para sanak saudaranya, terlebih mami dan papinya. Tentu ketiga hal itu membuat Vanessa bahagia bukan kepalàng, ketiga hal itu juga membuatnya serasa menjadi pengantin terbahagia di seluruh dunia.

Bitter Sweet Life With You (Playstore)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang