Private Room

4.5K 165 30
                                    

Nae diam sebentar lalu sadar saat Batz telah menghilang.
"B..." ucap Nae meninggalkan mobilnya dan mencari Batz
"Shit! Kemana dia" gumam Nae
Nae mengambil hp nya. Nihil. Hp Batz sudah tidak aktif.
"Aaaaaaaa!!" teriak Nae
Nae tidak mempedulikan orang-orang melihatnya

Hot news
'Naenae Suthatta bertengkar dengan istrinya'
Diberita itu terdapat poto Batz keluar dari mobil Nae dan Nae sedang berteriak mencari Batz

*Mom*
"Kamu berantem sama Batz?"
"Apaan sih Mom?"
"Udah masuk berita! Selesaikan!"
Sambungan dimatikan

Nae membuka hp nya.
"Shit! Apa sih mau orang-orang ini!" ucap Nae di dalam mobilnya

*Darin*
"Lo berantem? Sekarang Batz mana?" tanya Darin
"Iya. Gw gatau dia dimana"
"Gw telpon ga aktif"
"Iya. Sama"
"Cari dia, Nae"
"Kenapa harus gw? Kenapa ga dia yang nenangin gw? Kalian semua sama aja. Selalu harus gw yang ngejer dia!"
Nae memutuskan sambungannya

*Aom*
"Apalagi?" tanya Nae
"Apa masalahnya?"
"Dia ketauan sama gw ketemuan sama mantannya"
"Rabel?"
"Iya"
"Udah ditanya?"
"Udah. Katanya ga sengaja ketemunya"
"Lo percaya?"
"Gatau lah. Gw ga bisa mikir"
"Udah tau dia dimana?"
"Mungkin tempat neneknya. Tapi gw ga bisa kesana. Besok gw harus ke Bali"
"Nanti coba gw cari. Tapi nanti kalian selesaikan ya"
"Oke. Makasi ya"

*Pap*
"Ya, Pap"
"Kalian kenapa?"
"Salah paham aja, Pap. Biasa. Netizen aja berlebihan"
"Selesaikan baik-baik, nak"
"Iya, Pap. Makasi"

*Nat*
"Apa, Nat?"
"Kenapa, Nae?"
"Gpp. Cuma salah paham. Lo tau lah netizen"
"Oh.. Oke. Semoga lekas selesai ya"
"Aamiin. Makasi Nat"

*kak Fon*
"Halo, kak"
"Batz dimana?"
"Gatau, kak"
"Kamu bisa kesana?"
"Ga bisa, kak. Besok aku harus ke Bali. Penting"
"Yaudah. Biar kakak yang urus, Batz"
"Makasi, kak"

"Aaarrrrgghhh!! Ini kenapa sih pada kepo banget!" kesal Nae

"Apalagi??" teriak Nae
"Kamu kenapa?"
"Eh.. Maaf Nut, aku ga liat nama pemanggil"
"Iya, gpp. Besok gimana?"
"Ya jadi dong"
"Masalahmu?"
"Gw gpp. Besok pagi ya"
"Oke"

Nae terus mencoba menghubungi Batz namun hasilnya terus nihil.

"Selalu begini. Terserah kamu, Batz. Aku lelah ngejer kamu terus!" ucap Nae di kamarnya

Darin sampai di rumah Nae.
"Kok lo santai banget?" tanya Darin
"Gw udah ngehubungin dia, nihil"
"Kenapa ga lo cari?"
"Besok gw ke Bali, penting"
"Lo yakin ngebiarin dia?"
"Kenapa harus gw yang ngejer dia terus? Kenapa ga dia yang ngertiin gw?"
"Nae.."
"Ah udahlah. Gw lagi males bahas dia. Kalian selalu dipihaknya. Dan selalu gw yang ngemis ke dia. Gw cape. Makasi"
"Ini bukan lo. Tenangin hati lo baru ngomong. Gw kecewa! Gw balik"
"Ya! Terserah kalian! Emang selalu gw yang salah, yang jahat! Kalian selalu membela dia! Terserah!" teriak Nae
"Mikir, Naenae Suthatta!" bentak Darin
Nae diam. Darin berlalu pulang.

"Terserah! Kalian semua sama aja!" ucap Nae masuk ke kamar dan tidur

Pagi hari, Nae bersiap pergi ke Bali bersama Nut. Mereka terus membicarakan bisnis. Nae seolah lupa dengan masalahnya dan Batz.

Nae juga memantau resto dan resortnya di Bali. Ia juga turut mengajak Nut dan pegawainya. Darin tidak ikut karena sedang meeting dengan investor Jepang.

Pukul 6 pm
"Kita makan malam dulu ya" ucap Nut
Nae mengangguk

Usai makan
"Nae, ke club bentar yuk. Palaku pusing ngurusin kerjaan tadi"
"Hahahaha boleh"

Sesampainya di club, Nut memesan private room.
"Minum ya" ajak Nut
"Ga lah"
"Sedikit aja. Ayolah. Temenin gw"
"Baiklah"

Mereka setengah mabuk
"Kamu ada masalah apa?"
"Kenapa Batz ga pernah cemburu?"
"Mungkin dia ga cinta kamu"
"Iya. New juga pernah bilang gitu"
"Bukan hanya aku saja kan yang berpikiran seperti itu?"
Nae mengangguk
"Tapi aku sudah memberikan segalanya. Aku sangat mencintainya"
"Trus sekarang apa yang kamu harapkan?"
"Aku gatau"
"Nae.. Aku mencintaimu"
Saat ini Nae sudah mabuk.
"...."
"Aku bisa memberikan yang tidak bisa Batz berikan"
Nut duduk di pangkuan Nae. Ia membuka kancing atas kemejanya. Nae melihat ke arah dada Nat.
"Besaran siapa, sayang?"
"Besaran punyamu"
"Kamu suka nyusu?"
"Iya. Aku suka. Sekarang, punya Batz lebih besar karena perbuatanku"
"Hahaha kamu nakal. Kamu bisa nyoba punyaku kalau mau"
*glek*
"Sini"
Nut memegang tangan Nae agar memeluk tubuhnya.
"Ah.. Aku sudah lama tidak bercinta"
"Apakah sekarang kamu mau melakukannya?"
"Jangan menggodaku"
"Aku hanya membantumu memberikan apa yang kamu inginkan"
"Ya.. Aku sedang ingin bercinta"
"Lakukanlah, sayang"
"...."
Nut mengarahkan wajah Nae ke dada atasnya. Nae diam dan perlahan menghirup dalam aroma tubuh Nut
"Kamu sangat wangi"
Nut membuka kemejanya dan melemparnya ke lantai. Nut juga mengalungkan tangannya di leher Nae. Nae hanya membiarkan tubuhnya mencium aroma tubuh Nut. Lalu perlahan Nut berdiri.
"Kamu mau kemana?" tanya Nae
Nut tau nafas Nae sudah memburu
"Sebentar, sayang"
Nut membuka roknya di depan mata Nae. Nae terus memperhatikan tubuh Nut yang sangat sexy.
Nafas Nae sangat memburu.
Nut mendekat dan kembali duduk di pangkuan Nae dan melingkarkan tangannya di leher Nae.
"Mendekatlah" ucap Nae menarik tubuh Nut mendekat ke arahnya dengan memeluk pinggang Nut
Nut hanya mengikuti Nae yang sudah bernafsu.
"Aku suka aroma tubuhmu" ucap Nae yang menaruh wajahnya di atas dada Nut
"Ah.. Aku menyukai aroma nafasmu" ucap Nut memancing nafsu Nae
Nae makin memeluk Nut
"Peluk lebih erat, sayang. Aku menyukainya"
Nae mengikuti perintah Nut
"Kamu gamau ke bawah sedikit?"
Nae menatap dada Nut lebih lama. Nut mengelus tengkuk Nae.
Nae menelan ludahnya.
"Ayolah.. Aku tau kamu ingin" goda Nut
Nae melihat wajah Nut, Nut mendekatkan wajahnya.
Nut memiringkan wajahnya, Nae juga ikut memiringkan wajahnya.
"Nae..."
Nae menoleh.
"Batz..." ucap Nae kaget bukan kepalang

Ms. CEOTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang