Lampu Hijau

5.5K 202 4
                                    

Malam hari, Nae memutuskan untuk ke rumahnya. Benar kata Aom, dia tidak pulang, Nae memutuskan untuk menyusulnya menggunakan heli.

Sesampainya di alamat yang ditujukan, Nae mengetuk pintunya.
*tok tok tok*
Kulihat seorang nenek membukakan pintu untukku.
"Ada yang bisa saya bantu" ucap nenek itu ramah
"Maaf saya bertamu larut dan di waktu yang tidak tepat. Saya Nae, tunangan Batz, saya kesini ingin bertemu dengannya. Apakah ia ada di dalam, nek?" tanya Nae
"Oh.. Kamu orangnya. Dia ada di kamar. Mari masuk" ucap nenek
"Terima kasih, nek"
"Selesaikanlah. Sentuh hatinya. Nenek tahu kamu sudah memiliki hatinya"
"Terima kasih, nek. Akan kucoba"
Nenek mengangguk

Nae membuka sliding door dari kayu di depannya. Ia melihat Batz yang sedang tertidur dengan buku di samping kepala kanannya. Nae duduk di pinggiran kasur, ia merapihkan anak rambut yang menutupi wajah Batz lalu mencium kening Batz cukup lama.

Batz merasakan ada sesuatu yang hangat dan basah di keningnya, ia membuka matanya. Ia kaget melihat seseorang yang sudah tersenyum di depannya.

"Maafkan aku mengganggu tidurmu" ucap Nae
Batz mengangguk
"Sudah lama?" tanya Batz duduk bersandar di bagian kepala kasur
"Baru sampai. Kenapa tidak pulang?"
"Gpp"
"Apakah kamu suka membaca buku?"
"Ya aku suka"
"Ada yang pernah bilang padaku kalau pertanyaan itu dijawab bukan gpp" ucap Nae menggoda Batz dengan kalimat Batz sendiri
"Hahaha apasih kamu. Balikin kata-kataku"
"Hahaha itu reflex" ucap Nae
Terjadi diam sesaat, lalu Nae memeluk Batz.
"Maafkan aku, sayang, telah menyakiti hatimu" ucap Nae tulus
Batz membalas pelukan Nae
"Iya. Aku sudah memaafkanmu"
"Terima kasih, sayang"
Nae memundurkan wajahnya namun tangannya masih memegang pinggang Batz. Nae tersenyum dan Batz membalasnya.

Nae mendekatkan wajahnya dan menempelkan bibirnya di bibir Batz. Nae kembali merasakan kehangatan setelah seharian ini harinya sangat berantakan. Ia mulai menghisap bibir bawah Batz. Dan ternyata Batz juga membalas ciuman Nae. Mereka berciuman penuh kerinduan. Nae membaringkan Batz di kasur. Ia membuka selimut yang dipakai Batz. Nae mengambil posisi di atas tubuh Batz dengan bibir mereka masih saling berciuman. Ciuman Nae beralih ke leher Batz, Batz mendesah dan mulai mengusap punggung Nae. Merasa mendapat lampu hijau, Nae membuka sweater Batz dan hanya meninggalkan bra di bagian atas tubuh Batz. Batz juga membantu Nae membuka baju atasnya. Lalu mereka kembali berciuman. Tangan kanan Nae sudah meremas dada Batz, sementara tangan kirinya menjadi penopang badannya. Lalu ciuman Nae berpindah ke dada Batz yang bra nya sudah ia tanggalkan. Batz rerus mendesah dan semakin mengeluarkan ceracau tidak jelas kala Nae menghisap dadanya sementara tangan satunya sibuk memilin di dada sebelahnya. Batz meremas kepala Nae dan menekannya lebih dalam ke dadanya. Nae terus bermain disana dalam waktu yang cukup lama, lalu ciumannya turun ke arah perut Batz. Batz mengangkat wajah Nae dan menciumnya lalu membuka matanya.
"Sudah ya, sayang, jangan diteruskan" ucap Batz serak sambil mengatur napasnya yang memburu.
Nae mengangguk.
"Iya. Aku masih sadar dan ingat, maafkan aku sayang" ucap Nae mencium kilat bibir Batz
Batz mengangguk
"Aku masih mau nyusu, boleh?" tanya Nae dengan tatapan nakalnya
"Apasih kamu" ucap Batz malu
"Hahaha kamu lucu, sayang kalau sedang malu seperti itu"
Wajah Batz makin merona mendengar kalimat Nae.
Nae kembali mencium Batz dan dibalas oleh Batz. Lalu ciuman Nae kembali mendarat di leher dan dada Batz. Desahana demi desahan terus keluar dari mulut Batz yang semakin membuat nafsu Nae menggebu. Setelah dirasa puas, Nae mengangkat wajahnya dan mencium bibir Batz lembut.
"Terima kasih, sayang" ucap Nae
"Sama-sama, sayang" ucap Batz mencium kilat bibir Nae
"Aku ke kamar mandi dulu"
Batz mengangguk
"Ternyata aku sangat mencintainya" gumam Batz
Saat Nae keluar kamar mandi, Batz sedang menggunakan bra nya.

"Sayang.." ucap Nae
"Ya?"
Nae mendekati Batz dan kembali melepas bra Batz
"Loh kok dilepas" ucap Batz
Bukannya menjawab, Nae malah menidurkan Batz, memposisikan dirinya di atas Batz, menaruh wajahnya di antara kedua dada Batz dan sedikit lehernya.
"Jangan dipakai lagi bra nya, aku ingin tidur seperti ini dipelukanmu"
Ucap Nae
"Hahahaha dasar mesum"
"Hanya padamu, sayang"
"Kamu banyak sekali memberi tanda di dadaku"
"Hanya disitu yang tidak membuatmu malu dilihat orang. Aku hanya ingin memberikan tanda kepemilikanku"
"Posesif"
"Ya, itu aku"
"Protektif"
"Itu juga aku"
"Hahahaha kamu mengakuinya"
"Untuk orang yang aku cintai, sakit hatipun akan aku nikmati"
"Apakah aku menyakitimu?"
"Sedihmu pesakitanku, sayang. Sungguh, maafkan aku"
"Aku sudah memaafkanmu, sayang. Jangan menyalahkan dirimu terus. Oya, kudengar, kamu batal menjalin kerjasama di meeting kedua"
"Iya, gpp, cuma perusahaan kecil juga"
Saat ini, posisi mereka masih seperti itu dengan tangan Batz mengusap punggung Nae yang hanya menyisakan bra hitamnya.
"Aku mengganggu pikiranmu ya?" tanya Batz
"Sejujurnya ia. Tapi gpp, Darin juga menyetujui. Mereka menawarka harga yang sangat rendah"
"Oh.. Bagaimana harimu? Kulihat, kamu sangat berantakan"
"Itulah aku tanpamu, sayang"
"Maafkan aku"
"Kamu tidak salah, aku yang salah"
"Sudahlah. Itu sudah terjadi. Yang penting sekarang kita disini"
"Tepatnya aku di dadamu" ucap Nae mengecup dada Batz
"Mesum! Sudahlah, aku lelah akibat perbuatanmu. Kita tidur ya. Selamat tidur, by"
"Hahaha baiklah. Selamat tidur my b"

Keesokan harinya.
"Morning.." ucap Nae saat melihat Batz membuka matanya
"Morning too.. Udah lama bangunnya?"
"Ga juga, tapi cukup puas menikmati lekuk wajahmu"
Kalimat Nae kontan membuat pipi Batz merah merona.
"Aku mandi duluan ya"
Nae mengangguk
"Aww.."
"Kenapa, sayang"
"Dadaku.."
"Akibatku ya?"
"Sepertinya"
"Heheheh maaf ya, sayang"
"Iya. Gpp"
"Aku boleh melihat hp mu?"
"Dasar posesif. Ya boleh"
Nae tertawa

Usai mandi.
"Gimana tidurnya, sayang?" tanya nenek
"Nyenyak, nek" jawab Batz
"Tapi kayaknya semalam nenek agak denger berisik ya dari kamar kalian"
"Eh.. Itu, nek"
"Gpp, nenek mengerti. Kan nenek pernah muda"
Batz terdiam.
"Ga kok, nek. Tenang aja, cucu nenek masih bersih. Aku ga akan melakukannya sampai kami sah. Aku hanya bermain di atas" ucap Nae lancar
Batz mencubit Nae
"Awww.. Sakit sayang"
"Jangan diceritain juga permainannya" ucap Batz malu
"Hahahahaha kamu anak yang baik, Nae. Terima kasih menjaga kesucian Batz"
"Apapun untuknya, nek"
"Jadi, lampu hijau kan, nek?" tanya nenek
"Sangat hijau" jawab nenek
Lalu mereka tertawa bersama.

Ms. CEOTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang