Pertunangan

5.9K 233 9
                                    

Nae sedang berbincang dengan Dad. Sesekali mereka berbicara dalam bahasa Jerman. Dad adalah turunan Jerman-Ukraina dengan sedikit Thailand dari Papahnya sementara Mom adalah asli Thailand.

Aku dan Mom sedang memasak. Kami saling berbagi canda dan resep masakan.
"Oh, Batz. Mom sangat menyukaimu. Pantas saja Nae tergila-gila padamu. Di balik kesuksesannya, Mom tau Nae sangat kesepian, hanya ada Darin tempatnya berbagi. Mereka juga dituntut serius oleh pekerjaan. Hanya ada sedikit waktu senggang untuk tertawa. Dan Mom yakin, Nae sangat butuh tawamu. Bagaimana respon Darin?"
"Miss Darin mendukung Nae mendekatiku, Mom"
"Jelaslah. Darin sangat paham Nae, dengan diam saja, mereka bisa paham hati masing-masing. Tapi kamu jangan cemburu sama Darin, mereka hanya sebatas kakak adik. Lagipula pacar Darin itu lelaki. Mereka sahabatan dari awal SMP hingga sekarang. Bukan sahabat, melainkan saudara. Kalo udah ketemu Dad, cocok mereka bertiga itu" ucap Mom
"Orang tua miss Darin kemana Mom?"
"Lima tahun yang lalu, Papahnya Darin meninggal, dan tiga tahun yang lalu, Mamahnya meninggal. Darin yatim piatu. Kami lah orang tuanya. Dia anak yang mandiri. Meskipun dia bisa dengan bebas menggunakan fasilitas kami, ia tetap membeli apartemen dengan uangnya sendiri. Dan berjanji akan tetap menganggap kami adalah rumahnya. Darin tak ubahnya Nae. Sama-sama kesepian, berusaha tegar, tegas namun hatinya selembut sutera. Pacarnya bernama Mario. Sangat menyayangi Darin dari SMA namun baru jadian dua tahun lalu. Kami sudah mengenal keluarga Mario. Teman kuliah Dad di Jerman ternyata. Kamu bagaimana?"
Batz menjelaskan tentang keluarganya dan sahabatnya Aom.
"Kalian sangat beruntung mempunyai sahabat sudah seperti saudara. Jaga mereka selalu"
"Iya, Mom. Nanti juga kami akan bertemu mereka untuk menjelaskan"
"Oh.. Habis makan, kita kerumahmu, lalu kalian bisa pergi dan Mom Dad akan kentjan. Hahahaha"
"Hahaha baiklah Mom"
"Ada apa, Mom?" Ucap Nae mencium pucuk kepala Batz yang sedang duduk dan duduk di samping Batz
Batz menoleh, Nae tersenyum.

"Lagi cerita sahabat kalian. Kamu juga, jangan pernah cemburu sama Aom. Batz ke Aom itu sama kaya kamu ke Darin"
"Oh.. Untuk Aom iya. Kalo yang laen, baek-baek rumahnya ga aku bakar" ucap Nae datar
"Yaaaak! Kamu mengerikan" ucap Batz
"Itu belum ada apa-apanya, sayang. Kamu bisa bayangkan apa yang bisa terjadi dengan kuasaku"
*glek*
"Sumpah, bahaya banget nih orang" batin Batz
Semua tertawa melihat ekspresi Batz.

Usai makan, Batz menghubungi orang tuanya dan Aom bahwa orang tua Nae ingin bertemu. Nae juga menghubungi Darin. Disinilah mereka sekarang, di rumah Batz.
"Perkenalkan, saya Papah Nae dan ini Mamahnya. Serta ini Darin sahabat sudah seperti anak kami. Maaf jika kita harus bertemu di keadaan seperti ini. Tentu kalian sudah mendengar penjelasan dari Nae. Saya dan istri saya sangat menyukai Batz, kami merestui hubungan mereka yang mereka bilang belum resmi. Karena insiden semalam, kita harus mengambil tindakan. Saya, selaku Papah Nae, ingin meminta Batz secara langsung untuk menjadi menantu dikeluarga kami. Namun mengingat keadaan, sepertinya tidak mungkin kita melaksanakan pernikahan dalam waktu dekat, oleh karena itu, untuk saat ini, kita akan melangsungkan pertunangan terlebih dahulu. Bukan maksud kami tidak bertanggung jawab, namun ini juga mengingat status mereka yang belum jelas. Biarkan mereka yang memutuskan untuk kedepannya. Bagaimana?"
"Kami menerima lamaran keluarga Pak Suthatta. Dan kami menyetujui untuk melakukan pertunangan terlebih dahulu. Soal kedepannya, kita terus berharap yang terbaik"
"Terimakasih Pak Kiewchaum, saya sangat bahagia memiliki calon besan seperti Anda"
"Sama-sama Pak Suthatta"
Mereka saling berjabat tangan.
"Tunangannya kapan?" Tanya Fon
"Sekarang" jawab Nae
*uhuk*
Batz yang sedang memakan biskuit langsung tersedak.
"Sayang.. Kamu kenapa?" Ucap Nae memberikan minum yang langsung diambil oleh Batz
Nae menepuk-nepuk punggung Batz.
Semua menatap Batz memastikan keadaannya.
"Aku gpp. Makasih" ucap Batz setelah batuknya reda

"Kamu kenapa, sayang?" Tanya Nae
"Kamu yang kenapa? Ini kecepetan. Semalem kamu baru mabok, pagi udah banyak wartawan, kamu ketemu orangtuaku, aku ketemu orangtuamu, orangtua kite bertemu, bahas pertunangan dan kamu ngajak aku tunangan detik ini juga? Ini cuma dalam waktu satu hari? Ini gila" ucap Batz
-----hening-----
Lalu Nae tersenyum.
"Kenapa dia tersenyum? Sumpah, ini bukan pertanda baik" batin Batz
Nae memegang tangan Batz dan berlutut di depan Batz. Semua menatap BatzNae penuh tanda tanya. Batz melihat semua yang sedang memperhatikannya.
"Ini anak nekatnya luar biasa" batin Nae

"Sayang, maafkan aku. Aku akui ini memang terlalu cepat. Aku juga ga pernah kepikiran bakal begini. Kamu tau sendiri, aku akan tetap menunggumu sampai kapanpun. Tapi karna satu insiden, kita harus mempercepatnya. Ijinkan aku membuktikan bahwa aku benar-benar mencintaimu dan membuatmu jatuh cinta padaku. Saat ini, aku hanya ingin bertunangan denganmu. Aku tidak ingin para pemangsa terus mencecarmu. Di depan seluruh keluarga dan sahabat kita, aku melamarmu. Phicyapakh Batz, maukah kamu menjadikanku tunanganmu?" Ucap Nae lantang dan tatapan penuh cinta
Mom menutup mulutnya tak percaya anaknya akan se-gentle ini. Nae Suthatta, meski terkenal berwibawa, tetaplah gadis manjanya. Namun sekarang Mom sadar, Nae sudah menjadi wanita sesungguhnya.
Semua diam mendengar pernyataan Nae dan jawaban Batz.
"Ya.. Aku mau" jawab Batz singkat
Semua orang di ruangan menghela napas lega. Apalagi Mamah dan Mom yang langsung mengelus dada mereka.
Lutut Nae langsung lemas mendengar jawaban Batz. Nae sangat senang.
"Terima kasih, sayang" ucap Nae memeluk Batz dan mencium kening Batz lalu punggung tangan Batz.
Batz mengangguk.
Nae memasangkan cincin yang sudah ia pesan khusus. Berbahan titanium, hitam, dengan nama pasangan di bagian dalam serta berlian kecil di tengah. Batz juga memasangkannya di tangan Nae. Lalu Nae mencium punggung tangan Batz diiringi ucapan selamat dari keluarga dan sahabat.

Lalu mereka semua meninggalkan BatzNae berduaan. MamahMomAomDarinFon sibuk di dapur sementara Pap dan Dad di taman samping sedang berbincang.
Nae masih dibawah dan menaruh tangannya di paha Batz sebagai tumpuan wajahnya.
"Kamu mau sampai kapan begini?" Tanya Batz
Nae mendongakan kepalanya.
"Aku stres, sayang. Aku sangat takut kamu menolakku"
"Aku tahu, tanganmu basah dan kakimu bergetar"
"Iya. Ini pertama kalinya aku setakut itu, sayang"
"Sini" ucap Batz menepuk kursi disebelahnya.
Nae berdiri dan duduk disebelah Batz.
Nae mengahadap Batz.
"A..ku..." Ucapan Nae terpotong dengan ciuman Batz.
"Too much!" Ucap Batz dan kembali mencium Nae.

Tangan Batz sudah melingkar di leher Nae dan menekan tengkuknya. Nae tersenyum dan membalas ciuman Batz lalu menarik pinggang Batz agar lebih mendekat. Batz tersenyum dan menikmati ciuman mereka.

"Bener-bener gatau tempat" ucap Darin.
Semua menoleh ke arah tatapan Darin dan menggeleng. Mom dan Mamah langsung menyibukkan diri.

Sementara BatzNae melepaskan, tersenyum dan kembali berciuman. Nae beberapa kali mencoba ingin menjamah dada Batz, namun Batz masih dalam keadaan sadar dan menurunkan tangan Nae. Saat kembali melepas ciumannya.
"Kenapa, sayang? Tidak lebih" ucap Nae dengah napas memburu
"Ga disini, Nae. Ada keluarga kita" ucap Batz dengan napas tak kalah memburu
"Baiklah" ucap Nae dan kembali mencium Batz
Batz kembali membalas ciuman Nae. Nae hanya meremas dada Batz dari luar kaos. Semakin panas.

Batz melepas ciuman mereka.
"Udah. Tanganmu udah. Nanti kelabasan" ucap Batz
Nae menahan napasnya dengan menarik napas dalam lalu mengangguk. Kemudian Nae kembali mencium Batz dan tangannya melingkar di pinggang Batz sambil sesekali meremasnya. Batz yang menyadarinya langsung menggenggam tangan Nae untuk meredakan nafsunya. Nae melepaskan ciumannya.
"Maafkan aku" ucap Nae dengan nafsu membara
Batz mengangguk lalu mencium Nae penuh cinta. Nae merasakannya dan kembali berciuman. Penuh cinta, tanpa nafsu seperti tadi.

*ehem*
AomDarin sudah di depan mereka.
Batz melepaskan ciumannya. Lalu Nae mencium kilat bibir Batz.
"Ada apa?" Tanya Nae dengan nafas terengah
"Kita jadi pergi? MamahPapahMomDad masi mau berbincang" ucap Aom
"Iya. Gw ganti baju dulu" ucap Batz
Semua mengangguk

"Gila lo, berapa lama coba kami tinggal? selama itu juga kalian ciuman" ucap Darin
"Hampir 40 menitan gw rasa" ucap Aom
"Parah"
"Banget"
Nae hanya tersenyum.

"Pap, Dad, Mam, Mom, kami pergi dulu ya. Nanti kalo mau pergi, telpon aku, biar heli jemput kalian" ucap Nae
"Ga ah, kami mau naek mobil aja" ucap Mamah
"Pake pengawal. Dan itu juga berlaku buat Mam dan Pap serta Fon"
"Ga ah, Nae" ucap Mam
"Keselamatan kalian yang utama. Ga ada penolakan. Abis konferensi pers, mungkin Darin Aom juga akan dapat pengawalan" ucap Nae
"Hah? Gak! Gilak!" Ucap AomDarin kompak
"Ga ada penolakan"
"Aku ga kan?" Tanya Batz
"Apalagi kamu" ucap Nae
Semua menghela napas
"Kami pergi dulu" ucap Nae
"Hati-hati" ucap orang tua mereka

Ms. CEOTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang