Part 4

23.2K 1.2K 5
                                    

Bias cahaya pagi masuk melalui celah jendela kamar Chacha. Chacha terlihat terganggu dengan silaunya.

"Dasar pemalas!"gerutu Rey.

Pagi pagi sekali Rey datang ke rumah Chacha, dia bermaksud untuk mengajak Chacha menghabiskan waktu seharian bersamanya, mengingat sekarang hari minggu.

Rey duduk di kursi rias sebelah kiri Chacha, perlahan dia tersenyum melihat wajah pulas gadisnya.

"Lo lucu!!"

"Terkadang!!"

"Lo manis!!"

"Jarang jarang!!hehe"

"Lo juga ngegemesin!!"

"Tapi seringan ngeselin!!"ucap Rey sambil mengusap lembut kening Chacha.

"Seperti apapun lo!! Gue tetep sayang."

"Gue tau!!!!"ucap Chacha tiba tiba.

Rey terkejut tidak menyangka Chacha terbangun.

"Lo udah bangun???"

"Udahlah." Chacha bangun dan menguap kecil sambil merenggangkan otot pinggangnya.

"Sejak kapan??"tanya Rey lagi.

"Sejak lo bilang gue ngeselin!!"ucap Chacha sambil mengetok kening Rey.

Chacha turun dari tempat tidurnya dan mengambil handuk kecil di gantungan belakang pintu.

"Gue mau mandi, lo keluar dulu kek!!"

"Elah...gue ini!! Gue ga bakalan macem macem lah. Gue tungguin disini entar anterin gue liat pameran motor ya!"

"Hmmm."gumam Chacha.

Sementara menunggu Chacha mandi Rey memutuskan untuk melihat meja rias Chacha.

"Gila...ini apaan aja!! Banyak banget alatnya"

Rey memeriksa satu persatu alat make up Chacha yg ada di mejanya.

"Apa nih?? Kayak alat tulis zaman bahula."tanya Rey pada dirinya sendiri.

Rey beralih ke meja belajar Chacha, mencari sesuatu yg dia butuhkan.

"Ahh ini dia!! Sekali kali romantis boleh lah ya,,hehee"

20 menit sudah Rey sibuk membuat sesuatu , sementara Chacha baru keluar dari kamar mandi.

"Lo udah mandi Rey??"

"Dah,," jawab Rey singkat. Sepertinya dia sedang sibuk.

"Pamerannya dimana sih??"

"Tuh..di alun alun."

Chacha melihat ke arah Rey yg sedang membelakanginya. Dia heran kenapa Rey menjawab pertanyaannya dengan singkat.

"Lo ngapain sih Rey??"

Chacha mendekat ke Rey, melihat apa yang sebenarnya mengalihkan perhatian Rey. Mata Chacha melotot begitu melihat perbuatan pacarnya ini.

"Lo apain eyeliner gue setan!!!!"pekik Chacha.

Rey menutup telinganya begitu mendengar teriakan Chacha tepat di sampingnya.

"Lo apaan sih!! Telinga gue sakit"

"Lo apain eyeliner gue!"

Chacha merebut eyeliner yg di pegang Rey, dia memandang lukisan abstrak di sebuah kertas gambar. Lukisan seorang gadis berambut panjang.

"Eh itu bukannya pensil lukis ya?"tanya Rey sambil menggaruk kepalanya yang tidak gatal.

"Gue baru beli ini."gumam Chacha sendu.

Rey yang merasa bersalah menjadi bingung harus melakukan apa.

"Cha sorry gue ga tau!! Sumpah gue kira itu kuas lukis..lagian alat make up lo aneh-aneh deh"

"Keluar Rey.."ucap Chacha pelan.

"Chaa...."

"Tunggu gue di luar ...lo ngerusuh mulu!! Buruan!!"ucap Chacha sambil melempar guling ke arah Rey.

Rey menghindar dan memilih untuk keluar daripada harus menerima amukan Chacha. Chacha menarik nafasnya berat. Menatap eyeliner yg dia pegang.

"Eyeliner gue!! Baru beli masa"

"Bener bener pengerusak tu anak"

Chacha melempar eyeliner yg memang sudah tidak bisa di gunakan lagi. Percuma menurutnya jika terus menerus meratapi benda itu.

Chacha segera bersiap siap merapikan diri untuk menemani Rey pergi. Seusil atau semenyebalkannya Rey, dia tidak akan bisa marah padanya.

Beberapa menit kemudian, Chacha sudah bersiap dengan kaos putih polos dan celana jeans sementara untuk alas kaki dia memilih sepatu putih yg polos juga, cukup simple.

"Kayak gini aja cukup kayaknya, liat pameran doang kan?"

Chacha mengambil tas selempangnya dan bergegas turun ke bawah.

MY BAD BOY (New Version)Where stories live. Discover now