Chapter 2

606 86 5
                                    

Yein's POV

Malam ini menunjukkan waktu 18.30 KST.Aku dan Sujeong bersiap-siap untuk--akhirnya-- keluar dari hotel hanya untuk sekedar mencari camilan.

Aku memakai mantel berwarna merah dan menggunakan syal berwarna krem yang sudah membalut dileher indahku.

Aku mencari powerbank dilaci,namun sial,lampu berkedip merah tertera saat ku menekan tombol power.Aku mencari charger ponselku dan sialnya lagi,itu tidak ada dilaci.

"Kau memberikan charger yang mana untuk Jimin,eoh?"

"Yang ada strip merah mudanya,waeyo?"
Ucapnya singkat sambil terus bercermin dan memakai sedikit lipgloss merah miliknya.
Merasa ada yang aneh,ia pun berbalik menghadapku,berfikir keras ketika wajahku sudah mulai menunjukan raut tidak sukanya

"Jangan bilang itu milikmu.."

"YAK!!CEPAT AMBIL DAN BAWA KESINI!!!!

"Kau pakai saja milikku dulu--"

"Kau pabbo!! Handphone kita beda merk dan beda type,jadi cepatlah!!"

Sujeong menggerutu dengan muka masam.Keluar sambil membanting pintu kamar hotel dengan terburu-buru.

Aku menghidupkan ponselku,dan lagi,sial untuk ketiga kalinya.Baterai ponselku menunjukkan persentase 15% sekarang "Oii,betapa sialnya kali ini.Argh,Sujeong pabbo"

30 Minute Later

Aku memutuskan untuk berjalan kaki sendiri saja ketika sudah begitu lama Sujeong tak kembali juga.Ponsel yang sudah miris baterainya hanya kusimpan didalam slingbag putih hitam yang ku kenakan.

Pada faktanya memang ku akui,aku lebih senang menyendiri dibalik keramaian yang justru membuatku muak dengan segala macamnya.
Namun,mungkin kali ini tidak.

Dinginnya Kota Shibuya dan belum dinyalakannya beberapa lampu jalan justru membuat suasana menjadi hening tanpa ada suara yang memecahkan kecuali gesekan daun dan ranting pohon yang seakan menemaniku disepanjang jalan yang sepi ini.

Ditambah lagi dengan ketidak tahuanku tentang jalan disini,terutama dimana pusat perbelanjaan yang menyembunyikan berbagai camilan aneka rasa yang ku targetkan malam ini.

Membuka Google Maps? Sama saja aku mengizinkan diriku sendiri untuk tersesat malam ini.

Aku berbalik melihat bangunan hotel yang mulai menghilang seiring jauhnya aku berjalan.Sepinya jalanan ini membuatku berfikir positif kalau semua siswa sudah bepergian dari sebelumnya.

Disaat aku memutar otak karena tidak tahu harus kemana, tiba-tiba aku menemukan secercah harapan terang--bukan lampu jalan--ataupun lampu taman-- melainkan sosok seorang namja yang juga sedang berjalan sendirian di depanku
"Aku harap ini adalah manusia nyata dan bukan sesuatu yang aneh" Gumamku dalam hati seiring berdirinya bulu roma ku.

Aku mempercepat langkah atau bisa dibilang berlari kecil menghampiri namja yang berada di depanku.

Mendengar suara langkahku yang mendekatinya,ia berhenti,lalu berbalik melihat kearahku.Dari balik kegelapan aku menerka-nerka siapa yang ada disana.

TING!!

Woah,betapa ajaib dan pelitnya pihak taman ini.

Lampu taman yang berada didekat namja tersebut hidup(walau hanya satu) dan membantuku untuk bisa melihat dengan sedikit jelas namja yang berdiri mematung disana.

Aku terdiam seketika mengetahui siapa sang pemilik wajah dari namja yang berani berjalan ditengah kegelapan jalan ini.Keinginanku untuk menghampirinya pun seketika menjadi bimbang.Otak dan hatiku berkecamuk didalam pikiran yang harus menghasilkan keputusan saat ini juga.

RETURNSTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang