"Kau mau ke mana?" tanya Jihoon.

"Toilet. Oh, apa kau mau roti dan air mineral? Aku akan mampir ke kantin."

"Tidak, terima kasih."

Setelah melihat Mingyu mengangguk dan berjalan menjauh, Jihoon mendorong pintu. Ia memasuki kelas yang memang terlihat cukup ramai, namun beberapa bangku masih terlihat kosong. Ia berpaling ke arah selatan, memicing pada bangku yang terletak di urutan ketiga. Ia tersenyum manis, siap menyapa sosok bersurai biru, namun pemuda yang ia tatap tersebut justru membuang wajah ke lain arah.

Tampak sangat jelas enggan beradu pandang dengannya.

Setelah duduk di bangku pilihannya, Jihoon meboleh ke arah yang sama. Lagi, si pemilik mata berbentuk runcing di sana abai padanya, dan lebih memilih memainkan ponsel silver miliknya di atas meja.

Jihoon tersenyum masam, lantas beralih melambaikan pada pemuda berdarah China yang kini tengah tersenyum manis padanya, Junhui.

Jun yang kebetulan duduk tepat di bangku belakang sosok surai biru itu meninjukan tangannya ke udara. Semangat, Jihoon-ah!

Jihoon mengangguk lantas balas meninju pula. Kau juga, Jun-ah!

Salah satu yang Jihoon suka di kelas ini, yakni karena dia bisa bertemu dengan seseorang yang sudah membawa lari sebagian jiwanya. Seseorang yang kala itu senang sekali mencuri ciuman di pipi sebelum kelas dimulai. Seseorang yang suka sekali memberinya sekotak susu, bekal, dan juga kertas berisi puisi di siang hari.

Dan sayangnya itu tak terjadi lagi, porak-poranda, yang mana Jihoon sendirilah tersangkanya.

"Seandainya, ya."

.

== Love Material Chapter. 1 ==

.

Kafe Gureum yang merupakan tempat unik dengan nama lain cloud cafe ini memang tak pernah surut pelanggan. Tempat yang cukup tersohor di Seoul tersebut memiliki bentuk bangunan yang letaknya berada di ketinggian. Bila datang pada malam hari, pemandangan Kota Seoul yang indah nan gemerlap dapat kita nikmati.

Tak ayal banyak sekali muda-mudi yang betah singgah di tempat megah tersebut untuk sekadar melepas penat dengan memesan kudapan manis dan secangkir kopi. Ada pula yang sibuk memahat kisah di meja yang terletak paling utara, seperti halnya seorang pelayan yang kini lupa akan tugas dan justru melamun di pembatas kaca.

"Ji, pesanan meja nomor dua apa sudah kau antar?"

Jihoon yang masih berdiri tenang sembari menggendong nampan tipis, langsung menghadap belakang. "Sudah, hyung."

"Apa yang kau lakukan di sana? Cepat kemari. Aku kerepotan."

"Sedang bicara dengan bulan," katanya sambil tertawa sendirian. "Ya, hyung."

Segera Jihoon berlari kecil ke counter bar, meletakkan nampan kayu ke tempat semula, lantas membersihkan tangan dengan lap sebelum tersenyum pada seorang pelanggan yang sudah mengantri di depan. "Selamat malam. Apa yang ingin anda pesan?"

"Grape milk latte, dua."

"Baik, enam ribu won." Setelah menerima uang, Jihoon pindah meraih dua cup kosong, lantas meramu minuman yang dipesan. Ia menaburkan banyak topping permen warna-warni, meletakkan sedotan, dan menutupnya dengan rapi.

"Selamat menikmati, terima kasih."

Antrian yang lain maju, begitu seterusnya, dan Jihoon melayani mereka dengan baik.

Love Material [Soonhoon]Where stories live. Discover now