Terminal 1: When the Journey Began

38 1 0
                                    


Cowok itu melemparkan koinnya ke atas dengan satu jentikkan ibu jari. Benda bundar itu melayang hingga berputar-putar di udara, memperlihatkan dengan cepat dua sisinya yang berbeda.

Althea menahan napas panjang.

Genggaman tangan Zeth menjadi tempat benda itu terjatuh, yang disambut oleh hening cukup panjang di antara keduanya. Mereka bertatapan sejurus kemudian, saling memasang wajah penasaran. Akan tetapi kentara sekali Althea yang paling tertekan dengan permainan konyol itu.

Gambar garuda.

Zeth menyeringai. Althea menelan ludah.

Terminal Cicaheum sore itu sudah hiruk-pikuk oleh berbagai jenis kendaraan umum dan para penumpangnya. Bus pertama yang masuk ke terminal setelah koin digulirkan menjadi pengantar Althea entah ke alamat mana. Sementara itu Zeth menunggu bus kedua yang tiba. Tak ada yang menang dari permainan ini. Keduanya sama-sama tak akan pulang ke rumah, kecuali kalau mereka beruntung.

Althea tak bisa menahan diri untuk tidak memasang wajah gugupnya sementara cowok yang baru saja meneguk sodanya itu kembali menyeringai.

Bus jurusan Yogyakarta tiba.

Sial!

Althea menelan ludahnya. Zeth menahan tawanya hingga hanya menjadi segaris senyum saja, lalu mempersilakan tuan putri bercelana jeans belel itu segera menaiki busnya dengan anggun.[]

***

Seharusnya dia menghabiskan sodanya sebelum naik ke dalam bus.

Althea sudah mendapatkan tempat duduk di tepi jendela dan kebingungan membuang kaleng sodanya setelah berhasil menghabiskannya dalam satu tegukan. Rasa tegang di perutnya sedikit membaik

You've reached the end of published parts.

⏰ Last updated: Jul 23, 2022 ⏰

Add this story to your Library to get notified about new parts!

Berhenti di KamuWhere stories live. Discover now