Ini adalah tentang bintang yang memberi warna terang dalam kegelapan hidup Josephine. Gadis pemilik segala itu hanya kekurangan satu hal, cahaya bintang. Hingga datang dalam hidupnya lelaki tak berhati yang penuh misteri. Ken Orion Akesh Bramantyo.
...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
"Lo jauh-jauh ke sini cuma mesen itu?" tegur Ken heran.
Josephine mengangguk sambil terus menyuap makanannya. Ia memesan sepiring ramen pedas yang sudah lama diidamkannya.
"Masih mending gue. Lo yang ngajakin gue makan, tapi lo cuma mesen onigiri gitu!" jawab Josephine.
"Gue udah bilang perut gue itu sensitif!"
"Susah amat yang jadi bini lo!"
"Siapa bilang mau cari bini?"
"Suatu saat gitu Ken. Suatu saat!" terang Jo menghentikan kunyahannya.
"Nggak akan ada istri, bini, dan yang lainnya."
"Ya Tuhan! Lo mau jadi perjaka sampe tua? Lo normal 'kan?"
Ken tersenyum, "Yakin amat lo kalo gue masih perjaka. Tau dari mana?" tanyanya.
"Jelaslah. Mana ada cewek yang mau sama lo. Ah, lo player. Tau gue sekarang. Udah brengsek, jahat, kejam, dan ternyata bener apa yang gue bilang, lo emang nggak punya hati. Makanya nggak bisa jatuh cinta!"
"Terserah. Nona sombong dan angkuh kayak lo tau apa soal cinta."
"Gue tau! Karena gue pernah mengalaminya. Dengan cinta kita bisa lebih menghargai orang lain, menjaganya, melindunginya."
"Kalo gitu," Ken mengambil nafas sejenak, "Cintai hewan-hewan di kebun binatang dan lo bakalan bisa lebih menghargai, melindungi dan menjaga mereka."
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Nafsu makan Josephine hilang seketika. Acara makan malam dengan seorang Ken tidak akan berjalan mulus tanpa perdebatan dan berujung pada hilangnya selera makan.
"Ambil kebun binatang itu dan jangan pernah ganggu hidup gue lagi!" geram Josephine menatap tajam pada Ken.
"Lo yakin?"
"Selama ini lo baik sama gue biar kebun cepet dipindah tangankan, bener gitu?"
"Lo cerdas. Tapi bukan karena itu!"
"Karena apa?"
"Gue udah bilang 'kan tadi. Gue mencintai semua yang ada di dalam kebun Jo!"
