Chapter I

75 3 0
                                    

Seluruh aula kini sudah penuh dengan orang-orang. Baik perempuan maupun laki-laki sibuk berseliweran memilih tempat duduk. Beberapa ada yang mengalungi kamera atau kameranya hanya ditenteng. Beberapa lagi sibuk memasang stand kamera.

Orang-orang yang sudah duduk kini tampak sibuk menghidupkan laptop masing-masing, tangan mereka berseliweran antara mouse dan keyboard-keyboard.

Dengungan manusia memenuhi aula. Di atas panggung, beberapa orang berpakaian rapih dan formal berwarna hitam sibuk memasang mikrofon. Seseorang berdiri di bawah lampu sorot sambil menginstruksikan sesuatu ke staff lampu. Ada juga yang sibuk mengetes mikrofon sambil berulang-ulang berkata "tes... tes... satu, dua, tiga".

Seorang pria berbadan besar dengan brewok di wajahnya, yang membuat wajahnya menjadi tampak seram, muncul sambil membawa beberapa map. Pria itu lalu berdiri di belakang podium sambil meletakkan map yang ia bawa. Ia lalu sibuk membolak-balik halaman kertas yang ada di map itu, sambil berkali-kali bergumam sendiri.

Ruangan kini telah penuh. Wartawan-wartawan yang telah masuk ke aula kini tampak bergumam gusar karena konferensi pers tampaknya sudah telat sekian menit.

Untungnya, tidak lama kemudian, seorang wanita berumur tiga puluh tahunan yang sering muncul di acara berita pagi, naik ke atas panggung. Wanita tersebut tersenyum ramah, ia mengangguk kepada pria yang masih membolak-balik kertas di podium dengan sibuk.

Pria tersebut tampaknya merasakan adanya tatapan dari seseorang yang mengarah kepadanya. Ia melirik sedikit, lalu tersentak saat melihat wanita pembawa acara sudah berdiri di atas panggung. Seorang staff yang menghampirinya, hendak memanggilnya untuk turun dari podium, tertawa kecil melihat gelagat gugup si pria seram dan brewokan tersebut.

Pria seram tapi tampak gugup tersebut membungkuk malu-malu. Ia lalu berjalan mundur sedikit lalu merapihkan kerah kemejanya dengan gugup.

Si wanita pembawa acara tersenyum maklum, sambil menerima mikrofon yang disodorkan seorang staff yang menggunakan headset besar menutupi telinganya. Staff tersebut mengacungkan tangannya ke depan, seakan menandakan bahwa acara sudah bisa dimulai. Wanita pembawa acara tersebut mengangguk mantap.

"Selamat sore saudara-saudara semua. Maaf membuat anda semua menunggu." Ruangan dalam sekejap berubah sepi. Semua mata mengarah ke panggung. Beberapa orang sudah siap memegang kamera dengan posisi jari pada shutter. Beberapa kamera justru sudah mulai berkilat-kilat menyala lampu flashnya.

"Saudara-saudara sekalian, perkenalkan, saya Isana Shiho. Pembawa berita pada acara berita pagi. Pertama-tama saya ucapkan terimakasih kepada rekan-rekan wartawan sekalian yang sudah menghadiri konferensi pers hari ini. Selamat datang semua rekan-rekan wartawan." Sekejap ruangan dipenuhi tepuk tangan yang membahana. Lampu kamera mulai berkilat-kilat menyala lebih banyak lagi.

"Seperti yang sudah anda semua ketahui, hari ini agensi kami, AKS Entertainment, mengadakan konferensi pers dalam rangka perayaan ulang tahun ke-15 grup idola paling terkenal dan fenomenal di Jepang dan seluruh dunia, AKB48!" sekali lagi ruangan dipenuhi tepuk tangan yang membahana. Kali ini disertai sedikit suitan dan sorakan dari penjuru ruangan. Pembawa acara tersebut membungkuk, menunjukkan rasa terima kasihnya.

"Untuk itu, saya sebagai pembawa acara akan membacakan run down konferensi pers hari ini..." Shiho-san lalu mengambil kartu yang diberikan seorang staff yang sama yang memberikan mikrofon kepadanya tadi. Sementara ia meneliti kartu tersebut, para wartawan kini siap dengan tangan pada keyboard, dan beberapa lagi dengan kertas dan pulpen.

Shiho-san selesai membacakan run down hari itu. Ia tersenyum lagi, lalu melanjutkan acara tersebut "untuk itu, saya tidak akan berlama-lama lagi. Mari saudara-saudara sekalian kita persilakan Presiden dari AKS Entertainment, Akimoto Yasushi!"

FIRE52Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang