MABELAS

1.6K 112 6
                                    

Author's pov

Alya dengan cemberut berjalan ke arah ruang tamu sambil membawa segelas kopi hangat. Tiba-tiba ia berhenti. Pipinya bersemu merah mengingat kejadian tadi.

"Ah, gue emang udah gila!"

Alya kembali memasang muka cemberutnya.

"Nih."

Ary menoleh ke arah Alya dan tersenyum lebar. "Jangan cemberut dong."

Alya memutar bola matanya, dan duduk di samping Ary.

"Kapan lo pulang?" tanya Alya disela kegiatannya yang menonton sinetron.

"Ngusir, hm?"

"Tuh tau." Ary menjitak kepala Alya. "Sialan."

"Ar, lo nggak ada jadwal nge-dj gitu?"

"Kagak."

"Kenapa?"

"Males."

"Lo biasanya nge-dj dimana?"

Ary menatap Alya kesal. "Al, bisa nggak lo sekali aja nggak bego banget kaya gini. Ya di club lah! Lo kira gue nge dj di masjid gitu?!"

Alya menyengir bodoh.

Keadaan kembali heening. Mereka sibuk dengan pemikirannya masing-masing.

"Al, lo pernah jatuh cinta?" tanya Ary.

Alya menoleh dan tersenyum kecut. "Temen aja nggak punya. Gimana mau jatuh cinta?"

Ary seketika terbahak mendengar curhatan Alya. "Astaga, miris banget idup lo Al."

Alya segera membekap mulut Ary. "Lah lo sendiri Ar? Lo pernah jatuh cinta?"

"Nggak."

Alya mengerutkan keningnya. "Why? Lo kan sering mainin cewek. Dan gue nyimpulin lo punya pengalaman buruk sama cinta."

Ary menyentil jidat Alya. "Gausah kebanyakan nonton sinetron, Alya. Otak lo jadi geser." ucapnya sambli merapikan rambut Alya.

Alya memanyunkan bibirnya kesal. Walaupun jantungnya berdetak tidak karuan.

Ary yang melihatnya sudah tidak tahan lagi. Ia dengan secepat kilat mengecup bibir Alya.

Alya mematung, mencerna kejadian yang baru saja dialaminya. Tidak, ini terlalu cepat. Hingga otak Alya tidak mampu mencernanya.

Ary geram karena melihat Alya masih mematung, tak merespon apapun. Ia keembali mengecup bibir Alya.

Ary terkekeh melihat mata Alya yang membulat sempurna. Ia menyilangkan kedua tangannya, siap-siap menangkis pukulan Alya.

Alya menoleh kearah Ary dengan pipi yang bersemu merah. Ary tertawa terbahak-bahak, dan langsung dihujani pukulan oleh Alya.

"BERANINYA LO CURI FIRST KISS GUE!" Alya terus memukul Ary dengan tenaga super kuli miliknya.

"Hahaha, ampun Al. Anjir. Stop." balas Ary kesakitan, namun ia masih tertawa.

"Gue bunuh lo Ar. Gue bunuh beneran!"

Ary menangkap kedua pergelangan tangan Alya. "Nah ketangkep lo, mampus!"

Alya kembali mengerucutkan bibirnya, kesal.

Ary's pov

Manis.

Gue pengen ngerasainnya lagi.

Entah setan apa yang ngerasukin gue sampe ngerelain first kiss gue buat cewek galak nan tepos ini.

Ya, jujur aja gue belum pernah ciuman. Walaupun gue sering naena, tapi gue ga pernah cium mereka.

"Jangan cemberut, ntar gue sosor mau?" Alya segera mengalihkan pandanganya dari gue. Dia berusaha buat melepas tangannya yang gue pegang.

"Ish, Ar lepas. Sakit nih tangan berbie."

Ga tahan lagi gue.

"ARY! BISA NGGAK SIH NGGAK ASAL NYOSOR GITU AJA." dengan segera gue melepas tangan Alya dan beralih buat nutup telinga gue.

Hehe, gue tadi cium pipinya Alya yang tembem itu. Tapi alhasil gue kena gampar dipipi juga.

"Ganas lo Al."

Astaga, gue kena gampar lagi.

Baru dia yang berani maen gampar gue kaya gini.

"Mamam tuh, sana pulang!" Alya narik tangan gue, lebih tepatnya nyeret tangan gue.

"Eh, seragam gue bego."

Alya dengan kesal balik ke ruang tadi buat ambil seragam gue.

"Nih!"

Blam.

^^

Haihai
Astaga gue update cepet!
Bikos, gue mau ketemu sama babang Ari tercintah! Ahahah ga sabar gue anjir.

Entah ya, chapter kali ini banya naena nya:3

Gue juga mau kali jadi Alya:(

As bodo amat.

Oiya, gue mau ucapin selamat hari raya idul adha.

Salam manis,

Kekasih gelap Ariirhamm.

January (AI)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang