Bocah-Bocah Plastik

407 6 0
                                    

Sebuah mobil baru saja tiba di depan halaman salah satu Masjid di daerah Jakarta, beberapa orang berlarian mendekati mobil itu. Terlihat tiga orang bocah ikut berlari membuat ku tertarik.

Seperti dalam olimpiade, mereka seperti berlomba, siapa tercepat yang akan sampai garis finish. Tak lama, benerapa orang yang berwajah tak seperti layaknya orang Indonesia pada umumnya keluar dari pintu mobil.

Dengan beberapa bungkus plastik hitam di genggamannya, bocah-bocah itu mulai menawarkannya kepada wisatawan asing yang baru saja keluar hendak memasuki masjid. Tak jelas apa yang mereka katakan, lalu aku mulai mendekat.

"For shoes, for shoes, Sir," ujar salah satu bocah. Terdengar seperti angin lalu saja, tak tertarik, orang-orang itu hanya terus berjalan dengan sedikit senyum getir yang keluar.

Berharap salah satu dari mereka mau untuk menerima plastik yang bocah itu tawarkan dan ditukarkan dengan uang seikhlasnya untuk membungkus sepatu, pintu masuk masjid sudah berlalu namun tak ada yang mau menerimanya.

Dengan tampang sedih, bocah-bocah itu kembali ketempat awal mereka berlari, duduk dan bersiap berlari lagi ketika mobil lain datang, berharap plastik hari ini habis dan digantikan dengan setumpuk uang.

Di Masjid Istiqlal ini memang banyak sekali yang menjual plastik, fungsinya adalah untuk membungkus sepatu atau sandal yang akan dititipkan ke petugas masjid, dengan membayar seikhlasnya, tak jarang ada yang memberi Rp2.000, Rp5.000 bahkan lebih.

Cordero Roy © 2016

Bocah-Bocah PlastikWhere stories live. Discover now