1

42 8 1
                                    

Matahari sudah tepat berada di atas langit, dan membuat hari semakin panas. Itulah yang dirasakan Valeria saat ini, merasakan betapa panasnya matahari sambil menunggu seseorang. Sudah hampir satu jam ia menunggu. Kesabaran Valeria sudah memuncak, dia sudah tidak tahan untuk lebih lama lagi menunggu. Dan untuk yang kesekian kalinya ia mencoba menelpon orang yang ia tunggu, karena sedari tadi tidak satu panggilannya diangkat.

Namun kali ini dewi fortuna sudah mulai berpihak padanya. Orang itu mengangkat panggilan Valeria.

"Halo."

Kenapa yang mengangkat teleponnya suara wanita? Jelas-jelas orang itu laki-laki tulen. Valeria menjauhkan ponsel dan mengecek id caller, benar ia menelpon laki-laki itu, tapi kenapa yang muncul suara wanita?

"Iya halo, emm maaf kok yang jawab mbak ya, dimana orang yang punya hpnya?" Tanya Valeria.

"Oh orangnya lagi ke toilet." Jawab wanita tadi.

Valeria mulai berspekulasi tentang laki-laki itu, semakin banyak spekulasi yang ia pikirkan semakin membuat Valeria naik darah. Bagaimana bisa laki-laki itu bersenang-senang dengan wanita lain dan membuatnya lupa janjinya sampai membuatnya menunggu?

"Kalau gitu saya titip pesan aja ya mbak." Kata Valeria.

"Iya boleh."

"Bilangin sama dia 'jangan harap kalau saya bakalan bantuin dia lagi'." Kata Valeria yang amat sangat kesal.

Dan sambungan teleponpun ditutup oleh Valeria sebelum wanita tadi mengatakan satu kata pun. Lalu Valeria memasukan ponselnya ke dalam saku celana dan mulai berjalan mencari taksi untuk pulang.

Kalau tau kaya gini mending dari tadi gue pulang! Dasar Eizan kutu kupret!

Can You See Me?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang