Twelve - Juu Ni

Mulai dari awal
                                    

Ya.. semua hampir berpikir demikian. Hingga...

"Greb" tubrukan antar tubuh pria dan wanita terjadi disana. Gaara menarik Hinata kedalam pelukannya. Semua mata beralih dari Naruto ke tindakan Gaara yang di luar logika.

"Aku merindukan mu... sangat.." ucapnya lirih. Mencium wangi rambut Hinata yang menenangkan hati.

Hinata yang diperlakukan dengan tiba-tiba seperti itu memerah dengan sempurna.

"Hinata..."panggil Gaara lembut. Menguraikan sedikit pelukannya.

Wajah Naruto dan Sasuke mengeras melihat kejadian tiba-tiba. Ingin segera menjauhkan keduanya.

Tapi niat keduanya terurungkan.

Hinata mendongak, melihat lebih seksama siapa gerangan yang memeluknya erat. Dia tau, tapi hanya ingin meyakinkan dirinya lagi.

Azure bertemu lavender.

Tangan Hinata terangkat, menyikap sedikit rambut merah yang menutupi tato di dahi. Ciri khas pemuda.

"Gaara-kun" ucap Hinata lembut. Menyentuh tato bertuliskan "Ai" yang artinya cinta.

Gaara merendahkan tubuhnya. Memeluk Hinata lagi dengan erat. Menenggelamkan kepalanya di pundak gadis yang lebih pendek darinya.

Ia bahagia. Hinata-nya masih mengingatnya.

"Tadaima..." ucap Gaara.

"Okaeri.. Gaara-kun." Balas Hinata dengan senyum.

Mereka melupakan tempat mereka melepas rindu. Tempat yang makin panas akibat kejadian itu. Para fans Gaara yang tidak terima dan dua orang pria yang rahangnya mengeras. Jangan lupakan Tsunade yang sedang terbakar di atas podium.

"Kalian bertiga!!! Maju sekarang!" Murka.

...

Flashback on

Gaara melangkahkan kakinya. Menuju ke arah Naruto dan Sasuke.

"Gaara? Apa yang kau lakukan disini?" Tanya Naruto ketika menyadari keberadaan Gaara.

"Pindah sekolah." Jawab Gaara seadanya.

"Tidak bisa begitu. Lalu bagaimana cara ku mengalahkan mu?" Naruto protes. Karena Gaara adalah saingan karatenya.

Gaara hanya tersenyum.

"Cih." Sasuke mendengus jengkel. Karena Gaara juga saingannya dalam hal pendidikan.

"Ayo duduk semua. Kita mulai pelajarannya!" Kakashi akhirnya bersuara. Menghentikan aura perang di belakang kelas.

Naruto dan Sasuke melangkahkan kaki ke bangku mereka.

Sedangkan tiga anggota baru dikelas itu mencari bangku kosong yang bisa di tempati.

Gaara berjalan ke arah tempat duduk di belakang dekat jendela. "Berhenti! Jangan duduk disana!" Bentak Naruto. Seluruh kelas terkejut, tidak menyangka Naruto akan bersuara sangat marah dan tegas.

"Kenapa?" Tanya Gaara datar.

Hening.

"Dia akan kembali..." gumam Naruto pelan.

"Ha?" Gaara menjadi bingung.

Kakashi mengambil alih. "Oh.. kami hanya menyediakan dua bangku kosong, karena awalnya hanya diberi tau ada dua murid pindahan."

"Tenanglah, masih ada bangku kosong di gudang. Saat ini kau bisa duduk disana Sabaku-san."

Kelas dilanjutkan.

Sunny PlaceTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang