Part 3

3.3K 17 13
                                    

@Gakkou [sekolah]

Khaichi turun dari sepedanya dan memarkirnya di parkiran khusus sepeda. Berjalan menyusuri koridor dan membuat semua mata menatapnya.

“Kireii… (cantik)”

“Kawaii… (manis)”

“Wooow”

Komentar dari para siswa laki-laki terlontar melihat penampilan baru Khaichi. Yah, siapa sih yang gak terpesona dengan penampilan Khaichi yang baru?? Body Ok, kulit putih, kaca mata yang tadinya dia pakai diganti dengan softlens yang membuat matanya terlihat indah, rambut yang selalu di ikat kini di gerai dan di bentuk keriting bergelombang plus di hiasi pita merah kecil, baju pas body dan rok mini menambah keindahan penampilan Khaichi.

“K-khaichi? Benarkah itu Khaichi??” Tanya Reita ke Aoi saat Khaichi melewati mereka.

“I-iya.. woow, dia terlihat begitu cantik…” kata Aoi.

Khaichi masuk ke kelas dan duduk di bangkunya. Semua siswa yang ada di kelas menatap Khaichi kagum dan beberapa menatapnya dengan pandangan sinis karna iri.

“K-khaichi-chan…… hmm” seorang lelaki lugu dan berpenampilan cupu dan manis mendekati Khaichi.

“Hyuga-kun… ada apa??” Tanya Khaichi lembut dengan senyum manis seperti biasa.

“Eh…. Hmmmm, apakah kau membawa buku ku yang kemarin kau pinjam??” Tanya Hyuga dengan grogi.

“Hahaha, kenapa kau grogi sih?? Tidak seperti biasanya, ini” kata Khaichi sambil memberikan buku catatan milik Hyuga.

“T-ti-tidak, aku pergi dulu ya,” kata Jaejoong langsung pergi meninggalkan Khaichi.

“Ada apa dengannya??” Tanya Khaichi.

Khaichi menikmati pandangan setiap siswa yang mengagumi kecantikannya, yah sudah lama Khaichi ingin mendapatkan perlakuan seperti ini.

“Hi, Khaichi..” sapa Reita.

“Hi..” kata Khaichi datar.

Yeah, Khaichi masih ingat benar apa yang Reita dan teman-temannya katakan dulu, sebelum dia berubah menjadi gadis yang cantik.

“Apakah kau ada waktu luang hari ini?” Tanya Reita.

“Hmm, ya tentu saja” kata Khaichi.

“Ah, baguslah. Apakah kau mau pergi jalan-jalan bersama ku pulang sekolah nanti?” Tanya Reita.

“Hmmms…” Khaichi berpikir.

‘Terima saja Khaichi, Ini saat yang tepat untuk kau membalaskan dendam mu… Terima saja Khaichi’ Khaichi mendengar suara-suara di dalam pikirannya.

“Bagaimana?? Sebentar kok” kata Reita lagi.

“Baiklah…” kata Khaichi.

“Ah, baguslah… Nanti aku akan menjemput mu di sini…” kata Reita dengan senyum mengembang lalu pergi meninggalkan Khaichi.

***

Bel pulang berbunyi dan semua siswa berhamburan keluar kelas dengan senyum mengembang.

“Khaichi-chaan… Gomen ne kau menunggu lama ya?” Tanya Reita manis.

“Hmm, Iie” kata Khaichi lalu berdiri.

“Ayo…. Aku akan menggandeng mu ya..” kata Reita.

“Aku membawa sepeda” kata Khaichi.

“Ah tenang saja, nanti orang ku yang akan membawanya ke rumah mu” kata Reita.

“Hmm.. terserah mu saja” kata Khaichi.

Lalu Khaichi dan Reita pergi ke sebuah taman yang bisa dikatakan sangat indah tapi sepertinya ini luar Tokyo karna bisa di lihat dari suasananya yang sepi dan jarak menuju ke taman ini cukup jauh. Ah ini mungkin sekitar daerah Kyoto atau Osaka.

“Waaaah, indahnyaaa……..” Kata Khaichi berlari menikmati keindahan taman itu. Ah maklumlah, selama ini dia hanya terkurung di rumah dan tidak pernah keluar rumah kecuali sekolah dan ke supermarket.

“Kau suka???” kata Reita dengan senyum.

“Hmm… Hai” kata Khaichi tersenyum manis.

“Baru pertamakali aku melihat senyum mu dan ternyata kau terlihat lebih cantik jika tersenyum” kata Reita.

“Hehehe” Khaichi hanya tertawa kecil.

Hari ini Khaichi benar-benar bahagia, baginya Reita sangat baik. Dia salah menilai Reita, mungkin karna dulu dia tidak tau bagaimana Reita itu.

“Aah, aku lelah” kata Khaichi bersandar di bangku yang ada di taman.

“Kau berkeringatt…” kata Reita lalu berdiri di depan Khaichi mendekatkan wajahnya dan menghapus keringat Khaichi.

Mata mereka bertemu dan yah ada listrik-listrik gak jelas di antara pandangan mata mereka. Perlahan mata Reita tertuju pada bibir tipis dan merah Khaichi. Reita mulai mendekatkan wajahnya, lebih dekat. Khaichi menolehkan wajahnya untuk menghindari Reita.

“Doshite? (kenapa?)” Tanya Reita.

“Etō… hmm… A-ak-aku tidak pernah melakukannya” kata Khaichi dengan wajah memerah.

Ahh, Khaichi terlalu polos untuk di perlakukan seperti itu oleh Reita.

“Hahahaha… Kau ini, lugu sekali yah” kata Reita. Lalu Reita memegang dahu Khaichi membuat wjah Khaichi berada tepat di depan wajahnya lalu Reita mendaratkan ciumannya di bibir Khaichi. Khaichi yang polos hanya diam karna tidak tau harus melakukan apa.

3 Menit sudah Reita melumat bibir Khaichi dan Khaichi mulai kehabisan nafas lalu membuka sedikit mulutnya untuk mengambil oksigen. Saat itulah Reita mulai memasukkan lidahnya dan menari liar di dalam rongga mulut Khaichi.

“Hmm… Hmmm… Hmmm!!!!!!!!!!!!!!!!!!!” Khaichi memberontak, mendorong tubuh Reita tapi sia-sia saja. Reita memegang erat Khaichi dan tidak membiarkan Khaichi lepas. Khaichi mulai menangis karna takut.

“Hiiks… Hmmm!!! Hiiks!” Khaichi meneteskan air matanya dan terus memberontak.

Setelah puas dengan bibir Khaich, Reita menghentikan perbuatannya dan menatap Khaichi yang menangis.

“Gomen ne..” kata Reita.

“Doshite?? Doshite!!! (Kenapa?? Kenapa!!!)” Khaichi menangis.

“Aku tidak bisa menahannya saat melihat mu, kau begitu manis” kata Reita lalu duduk di samping Khachi lalu berbaring menyandarkan kepalanya di paha Khaichi.

“Aku mengantuk….” Kata Reita lalu memejamkan matanya.

Angin sejuk yang membelai Khaichi membuat Khaichi ikut mengantuk lalu memejamkan matanya. Sepertinya Khaichi cukup lelah dengan apa yang Reita lakukan tadi padanya.

***

(to be continue)

Watashi wa Anata no Shinigami (I'm the God of your Death)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang