The Betrayer

68 6 1
                                    

Author pov

          "Kabarnya mata-mata itu sudah lama berhasil menyusup ke herd ini. Dengan ini aku nyatakan White Fort dalam level siaga satu." Chief menghela nafas sebelum melanjutkan.

          "Dan mulai sekarang, orang-orang yang dirasa mencurigakan, akan kami tindaklanjuti." kalimat demi kalimat yang telah di sampaikan chief benar-benar masih terasa di telinga masing-masing penghuni fort.

          Level itu belum pernah keluar sejak puluhan tahun, dan sekarang level itu kembali. Dengan kata lain, fort ini sudah tidak seaman dulu lagi.

***

          "Apa benar Max itu mata-matanya?" Jason sedang berunding dengan Abner sambil mengunyah roti gandum di mulutnya.

          "Entahlah." Abner hanya fokus pada makanannya dan tidak terlalu mau menggunakan otaknya lebih jauh.

          "Jika benar, itu akan hebat." Abner dan Jason membalikan tubuh mereka karena ada suara lain yang ikut bergabung dengan mereka.

          "Karena kitalah yang akan menangkapnya lebih dulu." sambung Lucas.

          "Lalu apa? Kau akan diberi gelar kehormatan karena telah menangkap temanmu sendiri?" jawab Abner dingin.

          "Aku tidak sudi punya teman seorang pengkhianat." balas Lucas tegas.

          Jason hanya diam dalam perang dingin ini.

          "Dia itu belum terbukti bersalah, Luc." suara Abner mulai meninggi. Lucas belum membalas perkataan Abner.

          "Hm, aku keluar dulu." Jason pun kabur secepat kilat dari dapur fort itu.

          Seperginya Jason, Abner kembali angkat bicara.

          "Dia belum terbukti benar seorang pengkhianat, tapi mengapa kau selama ini seperti sangat mengintimidasinya?" Abner bertanya dengan alis matanya yang menandakan raut wajah orang curiga.

          "Apa-apaan kau ini, kenapa kau malah bertanya seperti itu?" Lucas bertanya balik, dia cukup merasa tersinggung karena pertanyaan Abner.

          "Tidak, tidak apa. Aku hanya penasaran dengan apa yang sebenarnya terjadi disini." Abner menjawab santai dengan air muka penuh curiga.

          "Terserahlah." Lucas pun keluar dari dapur fort. Meninggalkan Abner yang masih mencoba berpikir lebih dalam.

***

          Walau akan terjadi kecanggungan dan suasana tidak nyaman, namun Abner tetap mendatangi kediaman Max. Dia berkunjung hanya untuk menanyai beberapa hal dan tidak bermaksud untuk mengintimidasinya.

          Abner mengetuk tiga kali pintu rumah Max, tapi tidak ada jawaban dari dalam.

          "Max, kau di dalam?" Abner mencoba memanggil, tapi hasilnya tetap nihil. Tak ada respon.

          Abner menggerakan gagang pintu, ternyata tidak terkunci, "Aku masuk," Abner masuk ke dalam sambil celingak-celinguk, siapa tahu bisa mendapatkan info tentang kasus penyusupan ini.

          "Jika kau datang hanya untuk menghina dan menuduhku, lebih baik kau pergi saja." Max tiba-tiba muncul dari pintu belakang. Belum Abner mengeluarkan sepatah kata pun, Max sudah memberi sambutan seperti itu.

          "Tunggu." tahan Abner.

          "Aku datang kemari bukan untuk itu, aku hanya ingin mengajakmu berunding sesaat." jelas Abner.

Eclipse : The TragedyTahanan ng mga kuwento. Tumuklas ngayon