[Chapter Satu]

11.8K 805 240
                                    

READER POV

Beberapa minggu setelah aku kembali dari bulan maduku di Okinawa bersama Levi, aku baru menyadari kalau aku sedang mengandung anak dari hasil buah cinta kami berdua.

Aku tidak pernah melupakan reaksi Levi saat mengetahui kalau ia akan segera menjadi seorang ayah saat itu.

**Flashback**

Pagi itu seperti biasa aku sedang menyiapkan sarapan untukku dan Levi di dapur. Asal kalian tahu, walaupun aku mengantongi ijazah S1 Marketing, Levi tidak mengijinkan aku untuk mencari pekerjaan selain bekerja di kantor Erwin untuk menjadi sekertarisnya. Dan kalian sudah bisa menebak apa jawabanku, aku tidak mau. Aku ingin menjadi wanita sekaligus istri yang mandiri, aku tidak ingin selalu bergantung pada Levi. Aku ingin mendapat pekerjaan dari hasil jerih payahku sendiri!

Ehmm....oke kembali ke berita kehamilanku.

Hari itu aku sudah menyadari ada yang tidak beres dengan tubuhku, karena baru menyuap beberapa sendok sarapanku ke dalam mulut tiba-tiba saja aku merasa mual—membuat Levi beranjak dari tempat duduknya yang terletak di hadapanku dan mengikutiku sampai ke kamar mandi.

"Ada apa denganmu, brat? Tidak biasanya kau seperti itu" tanya Levi sambil satu tangannya mengelus punggungku pelan.

Aku membuka keran wastafel dan membasuh mulutku dengan air. Kedua mataku kemudian menangkap pantulan wajah Levi di cermin yang berada di hadapanku. Ia sudah rapih dengan setelan kerjanya yang berupa kemeja biru muda dan dasi hitam hari itu. Wajahnya menyiratkan kekhawatiran mendalam.

"Aku juga tidak tahu, seingatku aku tidak memakan yang aneh-aneh tadi malam" ujarku.

Levi menghela napas.

"Apa perlu aku mengantarmu ke dokter?"

"T-Tidak perlu—Ugh—"

Ucapanku terhenti setelah aku merasakan mual itu kembali datang dan membuatku kembali menundukkan wajahku di depan wastafel dan mengeluarkan semua sarapanku pagi itu yang seingatku bahkan belum sempat aku habiskan setengahnya.

"Aku akan menelpon Erwin untuk datang agak siang ke kantor hari ini, aku akan mengantarmu ke dokter sekarang" ucap Levi—tanpa aku bisa menolaknya, karena aku tahu dari nada bicarnya kalau itu keputusan absolutnya dan aku tidak mungkin berkata tidak.

~~

"Selamat tuan Ackerman, kau akan menjadi seorang ayah. Istrimu, nyonya Ackerman sedang mengandung. Usia kehamilannya memasuki minggu ke-3"

Aku merasakan genggaman tangan Levi di jemariku menguat setelah mendengar penjelasan dari dokter yang baru saja memeriksaku. Dokter lelaki berkacamata dengan rambut yang hampir semuanya tertutup uban itu tersenyum sumringah kearah Levi sambil mengatupkan kedua tangannya diatas meja.

Levi menoleh kearahku dengan raut wajah tak percaya.

"Levi.. kita akan menjadi orangtua.." ucapku sambil tersenyum kearahnya.

Tanpa berkata apapun, Levi memelukku erat sambil kemudian mencium keningku.

Tak berapa lama, Ia mengelus perutku sambil menatap lekat-lekat kearah tempat dimana calon bayi kami berada "Baik-baik disana sampai beberapa bulan kedepan brat, jangan buat brat yang ini kesusahan" ucapnya sambil menolehkan wajahnya kearahku, membuatku terkekeh.

Kudengar dokter dihadapan kami tertawa kecil saat mendengar ocehan Levi itu. Aku kemudian mengelus rambut hitam suamiku—membuatnya menoleh kearahku dan mencium cepat bibirku.

Levi x Reader | Shorty's Little Family (Modern AU)حيث تعيش القصص. اكتشف الآن