Hallo Gavin 42

12.5K 837 1
                                    

Gavin POV

Hari ini adalah jadwalku menjalani operasi kankerku. Ini bertujuan untuk mengurangi beban akibat kanker dan membersihkan jaringan-jaringan otakku yang rusak. Ini juga dapat untuk memperjelas sejauh mana perkembangan kanker di otakku. Aku sudah tidak takut lagi. Karena mungkin aku sudah merasakan berbagai macam rasa sakit. Jadi sekarang aku sudah terbiasa dan biasa saja dalam menjalani ini.

Sekarang di kamar rawatku ada mama, dan Kak Melati. Sejak kejadian waktu itu, aku memang jadi dekat dengan kak Melati. Dia yang selalu memotivasiku untuk sembuh. Memang dia adalah seorang mahasiswi kedokteran yang memang tengah praktek di rumah sakit ini. Jadi tidak heran jika setiap hari aku selalu bertemu kak Melati di sini.

"Kamu siap Vin?" tanya Kak Melati sebelum aku di bawa ke ke ruang operasi.

"Siap Kak," ucapku tersenyum.

"Kamu pasti bisa sayang. Mama akan selalu berdoa buat kamu." Mama  mencium keningku.

Setelah itu aku merasa perawat itu mendorongku menuju ruang operasi.

Setelah itu, aku merasakan tubuhku di pindahkan mungkin ke meja operasi.

"Are you ready?" tanya seorang dokter

Aku lalu mengangguk. Setelah itu, aku merasakan tubuhku di tusuk dengan jarum suntik. Mereka mulai membiusku. Lama-kelamaan kesadaranku hilang.

***

Ayleen POV

Aku masih ingat waktu pertama aku membawa Gavin kesini. Ke sebuah rumah sakit di Tiongkok. Saat itu Gavin dalam keadaan kritis. Dokter di Indonesia bahkan sudah angkat tangan dan mengatakan sudah tak ada lagi harapan yang tersisa. Tapi aku tidak percaya. Aku yakin Gavin mampu bertahan. Untuk itu aku memutuskan langsung menerbangkannya sendiri setelah mendapat informasi kalau disini memamg rumah sakit yang baik untuk kanker.

Setelah tiba disini, memang tak ada jauh berbeda. Gavin tetap tidak sadarkan diri hingga hampir enam bulan disini. Tapi aku tidak menyerah. Aku tahu Gavin itu anak yang sangat kuat. Keinginannya untuk sembuh sangat tinggi. Hingga suatu hari karena berkat Tuhan melalui tim dokter yang ada disini akhirnya Gavin sadar. Tapi ini adalah hal yang paling membuatku sedih..

Flashback.

Aku baru saja selesai melaksanakan sholat isya. Waktu aku hendak berdoa. Ku dengar ada suara orang bergerak dari tempat tidur Gavin. Ternyata dia sudah sadar.

"Ma ...." ucapnya parau

"Gavin, kamu bangun nak?" tanyaku.

Gavin lalu mencoba untuk duduk.

"Jangan sayang. Nanti slangnya copot." Aku menahannya agar tidak duduk.

Memang waktu mengalami koma, banyak sekali alat bantu pernafasan yang tertempel di tubuhnya.

"Mama kenapa matiin lampunya?"  aucapnya yang membuatku bingung.

"Maksud kamu apa sayang? Lampunya ga mama matiin."

"Maa, kenapa gelap? Aku ga bisa lihat apa-apa," ucapnya mulai meraba-raba yang di sekitarnya. Hingga beberapa kabel dan slang yang tertanam di hidungnya terlepas.

"Gavin,  jangan buat mama takut! Kamu kenapa?" Aku mulai panik. Aku benar-benar di buat takut.

"Ma ... aku ga bisa lihat," ucapnya mulai histeris.

Aku lalu menekan tombol di samping tempat tidurnya dan langsung memeluknya erat.

Tak lama dokter datang dan menyuntikkan obat penenang ke Gavin hingga dia kembali tertidur.

Hallo Gavin (Revisi)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang