tiga

6.4K 874 35
                                    

Tubuh cewek itu kini menegang. Tangannya yang akan kembali mengetik dikeyboard laptop miliknya kini tergantung diudara. Bayangan masa lalu kini berputar diotaknya bagaikan sebuah film. Sadar akan dirinya yang mematung, cewek itu terkekeh walaupun terasa sumbang. "Iya. Lo masih inget aja," katanya, kemudian kembali menggerakan jari bergetarnya di keyboard laptop.

Ia harus fokus pada pekerjaan ini lagi. Ia tak boleh dibayangi oleh masa lalu lagi. Namun, tangannya bergetar dan hawa dingin seolah menguasai ruangan tersebut.

Prilly mengulum bibirnya, dan menggigit bibir bawahnya didalam. Matanya memincing, mencoba fokus namun tidak bisa.

"Gue tau sifat lo, Prill," kata Ali tiba-tiba, membuat tangan Prilly kembali diam dan malah terkulai lemas diatas keyboard laptopnya. "Gue tau ..., apa yang kali ini lo lakuin."

Prilly menghela napasnya. Ia menyerah. Cewek itu menoleh pada Ali yang menatapnya dengan intens dan mengintimidasi. Prilly kemudian terkekeh sumbang. "Lo ngomong apa, sih?"

Ali menghela napas panjang, dan menatap Prilly dengan mata sendunya. "Gue mohon, Prill. Dengan sikap lo yang selalu kayak gini, bikin gue dan Kakak lo terus ngerasa bersalah."

Prilly berdecak. Ia menatap Ali dengan tajam. "Plis, Li, kita tuh lagi belajar pelajaran hukum, bukan sejarah."

"Gue tau lo nahan itu semua, Prill ...," kata Ali, menatap kedalam manik mata Prilly dengan intens. "Gue tau lo sakit ..."

Prilly hanya tersenyum sinis. Ia membiarkannya. Membiarkan rasa bersalah itu hinggap didalam diri orang yang memanfaatkannya.

Prilly belum marah. Ia belum sedih. Ia hanya sakit hati, namun ia tidak dendam.

Ia hanya membiarkan orang-orang yang telah menyakitinya untuk melihat senyumnya. Senyum yang Prilly berikan benar-benar sebuah senyuman. Dan karna senyuman itulah, beberapa orang yang sudah memanfaatkannya terus merasa bersalah.

Prilly membiarkannya. Membiarkan rasa bersalah itu hinggap direlung hati beberapa orang yang menyakitinya.

Karna Prilly tahu ..., merasa bersalah lebih menyakitkan dibanding membalas dendamnya.

Dan Prilly ..., membiarkan rasa bersalah itu muncul dalam relung hati dua orang yang dicintainya.

"Gue tau lo marah. Gue tau lo udah ada di tahap sedih dan murka. Gue tau lo, Prill ..."

Prilly kembali tersenyum sinis lagi. Ia takkan menangis. Ia tak boleh menangis.

"Gue mohon, Prill ..., keluarin semua emosi lo. Kalo lo marah, lo teriak. Kalo lo sedih, lo nangis. Dan kalo lo benci sama orang-orang yang udah manfaatin lo, lo boleh membenci mereka. Jangan dipendem, Prill ..."

Prilly mengalihkan pandangannya. Ia melihat ke arah lain, tidak ingin menatap pada wajah sendu milik Ali.

Masa-masa itu kembali berputar dibenaknya. Masa yang kelam dihidupnya, dan membuat Prilly meruntuhkan pertahanannya dengan melemahkan dirinya.

Prilly ingat dengan jelas. Sangat ingat sampai ia tak bisa melupakan tiap-tiap potongan kenangan tersebut. Ia menoleh pada Ali, dan air matanya pun turun dari kedua kelopak matanya. "Gue pengen egois, Li. Gue pengen benci sama semua orang," katanya, kemudian menghapus sisa air mata dipipinya dengan kasar. "Gue bahkan pengen benci sama takdir. Yang gue pengen, gue hilang ingatan saat ini juga. Tapi ..., gue tau," jeda, Prilly terisak pelan. Kedua bola matanya tak henti mengeluarkan cairan bening. "Walau pun gue berharap kedua hal yang gue pengenin itu terwujud, gue gak akan bisa. Ingatan gue mungkin bakal ilang, tapi ..., gue gak akan bisa lepas dari dunia ini. Gue pengen benci sama kalian. Lo dan Kakak gue. Tapi ..., gue tau, benci sama orang lain itu malah bikin gue makin sakit. Malah bikin gue makin menderita," isakan Prilly makin kencang. Ia menutup wajahnya dengan kedua tangannya. Terus terisak disana. Menutup dunia kelamnya sekejap. Membiarkan air matanya terus keluar dari kedua kelopak matanya.

Rengkuhan seseorang membuat Prilly membeku. Ia membuka kedua telapak tangannya, dan mendapati dada bidang Ali yang terbalut kaos disana. "Sssttt, keluarin semuanya, Prill."

Sadar posisi ini sangat tidak baik, Prilly memberontak dari pelukan Ali. "Lepas, Li! Lepas!" serunya dengan sedikit terisak, namun pelukan Ali malah makin mengerat. "Lepasin gue, Ali!!"

"Enggak. Gue gak mau lepasin lo sebelum lo tenang."

Prilly terisak kencang, ia mendorong tubuh Ali dan terus memukul dada bidang didepan matanya kini. "Ali! GUE BILANG LEPAS!" teriaknya menggila. "Ali lepas, plis! Lo bilang gue harus ngeluarin emosi gue! GUE GAK MAU DISENTUH SAMA LO ITU TERMASUK DALAM EMOSI GUE, LI!"

"Gak. Gue gak mau, Prill ...," kata Ali, makin mengeratkan pelukannya. "Gue gak mau."

Prilly meraung. Ia makin menangis. Prilly kesal. Apa sih yang dipikirkan oleh Ali? Kenapa cowok itu memeluknya dengan sedemikian erat? Prilly terus menangis. Ia makin meraung. "Lepas, Ali ..., gue mohon ...," lirihnya, dan kembali terisak. Prilly kini melemah. Kedua tangannya terkulai disamping tubuhnya. Kedua matanya terpejam dengan lelah. "Gue bukan Kakak gue, Li ...," katanya dengan bisikan lirih. "Gue gak bisa nerima pelukan sembarang orang ..., apalagi pacar sodara gue sendiri ..."

Ali mendesis. Ia menggeram, dan menekan kepala Prilly lebih dalam ke dadanya. "Apa lo gak bisa denger, Prill?" tanyanya, kemudian kembali mendesis.

Prilly terdiam. Apa yang harus ia dengar? Mata Prilly yang terpejam kini terbuka, begitu pun telinganya yang ia buat menajam. Suara itu kan~

Detak jantung Ali.

"Lo masih gak bisa denger? Apa lo tuli?" tanya Ali, kemudian kembali mendesis.

Prilly hanya diam ditempatnya. Mematung tidak percaya disana.

"Apa lo gak denger suara detak jantung gue yang gak normal itu, Prill? Gue ...," jeda, Prilly dapat mendengar suara Ali saat cowok itu mengambil napas dengan berat. "Masih ada rasa sama lo, Prill."

Dalam hati, Prilly berdoa semoga itu adalah mimpi buruk.

______________________________________

Why cant you hold me in the street? Why cant I kiss you on the dancefloor?

Ada yang tau lirik lagu itu?

Hahahaha~

Ada yang mau ditanyain? Ada bagian yang paling kalian suka?

JANGAN LUPA VOMMENTNYA!!!!!!





















Instagram: nrshf.mara.s
Blogger: nurshifasf.blogspot.com
Yt channel: sf ling

BAM✔Tahanan ng mga kuwento. Tumuklas ngayon