2

6K 426 14
                                    

Diruang tamu mereka mengobrol, bercanda layaknya seorang sahabat yg sudah lama kenal, padahal mereka kenal baru beberapa menit yang lalu.

"(Namakamu) mukanya imut ih kek anak kecil" ucap ojan.

kalau diliat-liat sih ada benernya juga. Pertama kali ngeliat wajah (namakamu) yg ada dalam pikiran kalian itu cantik, manis bahkan menurut Iqbaal lebih manis dari Zidny.

"Hm gua itu ikut kelas eklarasi so umur gua masih 15 tahun, tapi udah kelas 2 SMA" tutur (namakamu). Pantes wajah (namakamu) baby face.

"Lo cantik (namakamu)" bukan pertanyaan lebih tepatnya penyataan Iqbaal. (Namakamu) yg mendengar hanya bisa menahan rona merah dipipinya ntah lah bagaimana itu bisa terjadi tapi memang itu kebenarannya. Padalah dia sudah sering dibilang cantik oleh semua cowo bukan maksunya kepedean sih. Tapi ntah kenapa kalau Iqbaal yg ngomong itu rasanya beda.

Gatau Iqbaal sadar atau engga sama apa yg dia omongin, karna sedari tadi Iqbaal melamun lebih tepatnya memandangi wajah (namakamu).

"Asik dah Iqbaal"

"Uhuk uhuk keselek batu nih gua"

"Apaan? Enakan keselek kulit durian kali"

"Yee si dongo" begitulah celetukan yg ada disini semuanya kompak ngeledekin Iqbaal.

"Apaan sih Iqbaal ngomong kek gitu karna gua cewe jadi wajar aja gua cantik masa iya gua ganteng?" Kesal (namakamu)

"Asekkk dah (namakamu) belain Iqbaal" celetuk Renal

"Ih ga gt ka Renal" rengek (namakamu) bak anak kecil. Dan semua yg ada disitu tertawa termasuk Iqbaal.

***

"makan malam dulu yuk de" ajak Renald.

"Nanti ah bang, mau tidur dulu capek"

memang sejak semuanya nonton tv (namakamu) memilih masuk ke dalam kamar.

"Ih nanti sakit, kalo sakit kan abang juga yg repot"

"Oh jadi ga pengen nih direpotin sama gua?" kesal (namkamu) semebari menutup selimut sampai menutupi seluruh tubuhnya.

"Ihh ga gitu" frustasi Renal.

Kalau dibiarin kayak gini Renal sendiri bisa uring-uringan ga jelas dan tanpa sebab yg jelas.

"Ayo makan ih" menarik selimut yg memutupi tubuh (namakamu) dan menarik pergelangan tangan (namakamu).

"YA TUHAN (NAMAKAMU!" kaget. Satu kata kaget. Gimana ga kaget suhu tubuh (namakamu) benar-benar melebihi suhu tubuh orang normal.

"Apaan sih?" kesal (namakamu) karna tidur nya selalu saja terusik.

"Kamu sakit de, kita harus kerumah sakit sekarang tanpa penolakan!" tegas Renal karna Renal tau sedari dulu (namakamu) takut kerumah sakit lebih tepatnya sih takut akan jarum suntikan.

"GAK!"

mau (namakamu) menolak sekuat apa pun. Percuma. Renal tetap lah Renal. Semua yg di inginkan harus terjadi mau bagaimana pun itu caranya.

Dan nyatanya (namakamu) sudah berada digendongan Renal dengan kaki panjang nya yg melingkar dipinggang Renal.

Renal dengan segera keluar dari kamar (namakamu) hanya Renal yg boleh memasuki kamar (namakamu) hanya Renal seorang. Kecuali ada sesuatu yg mendesak.

Saat melewati meja makan yg sudah terpenuhi.Iqbaal lah yg pertama kali menyadari (namakamu) yg berada dalam gendongan Renal.

"Loh ka (namakamu) nya kenapa? Kok keliatan lemes gitu sih?" bingung Iqbaal.

Chegaste ao fim dos capítulos publicados.

⏰ Última atualização: Oct 25, 2016 ⏰

Adiciona esta história à tua Biblioteca para receberes notificações de novos capítulos!

USA x IDROnde as histórias ganham vida. Descobre agora