Chapter 32

874 133 17
                                    

Hembusan angin lembut yang menerpa kulit wajahnya, membuat kedua kelopak matanya terpejam selama beberapa saat. Entah mengapa rasanya begitu menyenangkan, ketika hembusan angin menyentuh setiap inci kulit wajahnya, seakan hatinya merasakan ketenangan batin. Kelopak matanya terbuka menampakkan lensa cokelat terang yang tengah menatap lurus ke arah hamparan laut biru yang begitu luas, ketika merasakan sepasang tangan yang melingkar di pinggangnya.




Carissa tersenyum samar, sambil diam-diam menghirup aroma tubuh Zayn yang beraroma musk itu. Jari-jari lentiknya menyentuh lengan kekar Zayn dengan perlahan, lantas mendongak menyaksikan wajah sempurna lelaki itu dari dekat, sementara yang dipandangi hanya tersenyum penuh arti. Gadis itu mengerjapkan matanya dua kali, lalu kembali menatap ke arah laut.




"What are you doing here?" Zayn berbisik tepat di telinganya





"Nothing, hanya ingin melihat laut." Carissa berujar pendek




"Hem.. begitukah?" Zayn mengangguk pelan, "Ada hal lain yang sedang kau pikirkan?"




"Huh?" Carissa mengerutkan dahinya lantas mendongak menatap wajah Zayn, yang hanya berjarak beberapa centi dari wajahnya. "Memangnya kau tahu apa yang sedang aku pikirkan?"




"Mungkin.." Zayn mengangguk samar lantas mengeratkan dekapannya, mata cokelat gelapnya menatap lurus hamparan laut biru dihadapannya




"Memangnya apa yang sedang aku pikirkan?"





"Well, kau tahu, Babe. Kau baru saja mendapatkan wedding flowers milik Yuki bukan?"



"Em-Hem, lantas?"



"Menurut analisaku, kau sedang memikirkan soal pernikahan kita nantinya." Zayn menaikkan sebelah alisnya, menatap Carissa dengan mata menyipit dan senyum menggoda



Carissa menahan napasnya. Apa Zayn baru saja mengajaknya untuk menikah? Oh astaga, yang benar saja. Hal itu tidak mungkin terjadi secepat ini kan? Bukan. Bukannya Carissa tidak mau menikah dengan Zayn, karena pada kenyataannya dia begitu ingin seperti Stefan-Yuki yang hubungannya berakhir dengan sangat manis. Dia berani sumpah, bahwa menghabiskan sisa hidupnya dengan Zayn adalah hal terakhir yang ia inginkan saat ini. Tetapi, ia belum siap jika harus menjalani semua itu sekarang.





Oh ayolah. Menikah bukanlah perkara yang mudah, bukankah pasangan yang ingin menikah harus benar-benar yakin dengan keputusannya? Menikah adalah tanggungjawab yang besar, dan mereka masih begitu muda. Mungkin Stefan dan Yuki juga sama mudanya dengan mereka, namun itu berbeda, Carissa bukanlah gadis pemberani dan nekat seperti Yuki -Well, tetapi bukan berarti dia penakut- hanya saja dia belum siap untuk menjalin komitmen yang lebih serius dengan Zayn.




Zayn terkekeh pelan, seakan dapat membaca pikiran gadisnya, lelaki itu membasahi bawah bibirnya sebelum akhirnya berbisik pada Carissa, "Calm down, baby girl. Aku tidak akan mengajakmu menikah secara tiba-tiba, seperti yang dilakukan Stefan pada Yuki."




Carissa terpengah. "Ap-Apa?"




"Apa?" Zayn menaikkan sebelah alisnya, menunduk, menatap Carissa yang langsung memalingkan wajahnya yang memerah




"Zayn?"




"Hem?"





"Bagaimana jika kita kembali? Disini dingin." Carissa meremas kedua telapak tangannya




"Kau kedinginan?" Zayn mengangkat dagunya dari puncak kepala Carissa, lantas membalikkan tubuh gadis itu, hingga kini mereka berhadap-hadapan




Everything Has Changed [COMPLETED]जहाँ कहानियाँ रहती हैं। अभी खोजें