MOZAIK 21

27K 1.6K 41
                                    

09 of August.
09.00PM

***

MOZAIK 21

Hati-hati dengan alur maju-mundur chapter ini.

***

Puluhan jam yang lalu.

Elijah mencengkeram lengan Sara dengan erat dan menarik gadis itu keluar rumah. Mereka masuk ke dalam mobil pria itu dan berjalan ke suatu tempat dalam keheningan.

Sara cukup syok dengan perlakuan dari ayahnya dan memilih untuk bungkam. Wajah elijah sendiri terlalu kaku dan fokus dengan pikirannya. Membuat perjalanan mereka begitu mencekam.

Sara mengenal jalan yang ia lalui. Rasa familier itu begitu kentara saat Elijah memasuki kompleks pemakaman umum di pinggiran kota.

Elijah memarkir mobilnya dan ingin keluar, tetapi ia menoleh ke arah Sara dulu.

"Aku yakin kau masih cukup ingat dengan tempat ini."

Sara mengingat lagi. Ia memandangi tempat itu dan sebuah memori terlintas dibenaknya. Dahulu sekali, mereka pernah memakamkan seseorang disini. Mereka yang berarti jamak. Artinya ia pernah kesini dengan orang lain sebelumnya, tetapi bukan dengan Ayahnya.

"Aku kesini dengan mère." Sara mengungkapkan. "kenapa ayah tahu tempat ini?"

Elijah menghela nafasnya. Dia turun dari mobil tanpa menunggu Sara. Pria itu berjalan cepat ke sebuah nisan dengan Sara yang mengekor dibelakangnya. Usai menemukan kuburan yang ia cari, dia langsung menengok ke arah Sara.

"Kau mengingatnya?" pancing elijah.

Sara berkedip, "tidak terlalu."

Elijah mendesah pelan. "Kau pasti mengenal keluarga Bernard."

Sara tercengang. Dia meneguk liurnya sendiri saat sang ayah mengucapkan hal itu.

"Kau mengenal mereka bukan?" tanya Elijah lagi.

Sara mengangguk. "Dia keluarga suamiku. Ibu mertuaku."

Ayahnya memegang pundak Sara dengan erat. Menatap wajahnya yang sembab.

"Sara, bagaimana kalau ternyata kau berkeluarga dengan Bernard?"

Saat itu jugalah wajah Sara langsung memucat dan seakan kakinya terbuat dari jelly karena begitu syok.

Dia...keluarga Bernard?

***

Waktu yang sama, sebelum penembakan terjadi.

Cameron menimang ponselnya di sebelah tangannya. Dokumen yang berserakan di meja pria itu semakin membuatnya sakit kepala. Bukan, bukan karena dokumennya sebenarnya. Tetapi karena informasi yang tercantum dalam dokumen itu.

"Tidak mungkin!" Dia berkata frustasi. Kedua tangannya kemudian mengusap wajahnya dengan tersiksa.

"Tidak mungkin gadis itu anak Julius!" Cameron membantahnya. Namun, tak dapat dipungkiri jika pria itu sudah lama hancur karena gadis itu.

Sara Rose.

Semua data tentang Sara ada didepannya. Dia hanya tahu ibunda Sara, namun tidak pernah tahu dengan keluarganya yang lain. Ia tidak pernah menyangka jika ibunya Sara juga yang memiliki kenangan indah bersama paman tirinya, Julius.

Heels, Tux And CurseTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang