Part One.

82 10 5
                                        

"Van, anak kelas 10 nya cantik-cantik ya " Ujar seorang perempuan cantik berambut panjang bernama- Amanda Vivi yang sedang makan siang dikantin bersama teman cowoknya-Evan.

"Biasa aja sih" Evan, si lawan berbicara menanggapi kalimat Vivi dengan nada datar dan membuat Vivi merasa kesal dan mengacak-ngacak rambut Evan.

"Aduh Vinn, rambut gue jangan diacak-acak dongg ntar kalo gue ga ganteng lagi gimana"

"Percuma lu ganteng kalo ga dimanfaatin. Ga cari cewek, percuma."

"Gue udah punya cewe, nyokap gue. Cewe kesayangan dan cewe satu-satunya buat gue"

"Evan, lu tu butuh pacar. Lu udah segede ini masa ga ada cerita cinta nya sama sekali? Ga usah pacar deh, gebetan gitu atau lu suka sama cewek kek apa gimana. Gue pengen deh denger lu cerita tentang cewe yang lu taksir, bukan nyokap lu."

"Hahahaha iya iya ntar ya tunggu waktunya gue bakal cerita ke elu" ujar Evan sambil tertawa

Vivi hanya bisa memandang sahabat kecilnya itu dengan tatapan sabar, dan menghembuskan nafas pelan.

"Udah yuk balik kelas, panas banget nih kantin" ujar Evan, Vivi pun beranjak dari kursinya dengan Evan lalu melangkah bersama menuju kelas.

Banyak sekali anak baru kelas 10, yang curi-curi pandang ke arah Evan, bahkan tak sedikit juga yang terlihat memandang Evan dengan kagum, ada beberapa juga dari mereka yang terlihat bisik-bisik dengan temannya sambil menatap Evan dan Vina yakin mereka pasti berkata,

"Eh gila, cakep banget tuh cwok. Anak kelas berapa ya? Jurusan apa ya? Tapi cewek disebelahnya itu siapa ya? Buat kesel aja mana jalannya deket banget gitu"

"Gue bentar lagi pasti punya banyak haters" bisik Vivi, dan Evan terkikik pelan

"Lu bentar lagi famous Vin. " ujar Evan membuat Vivi mendelik dan menyubit lengan Evan hingga Evan meringkik kesakitan lalu mereka tertawa bersama membuat pemandangan yang menyebalkan bagi cewek-cewek yang mengidolakan Evan.

---
"Hallooo Sayangg" ujar seorang laki-laki bernama Timothy, dengan wajah tampan dan tinggi 178cm yang menggunakan seragam SMA nya sedikit berantakan.

"Kamu kemana kok aku tunggu dikantin ga muncul?" Tanya Vivi pada lelaki yang sudah dipacarinya selama 4bulan ini.

"Heheh iya maaf, tadi aku masih ngerjain tugas, kamu ke kantin sama Evan?" Ujar Othy sambil melirik ke arah Evan dengan tatapan 'terimakasih' dengan gaya imut.

"Jijik lu ah. Eh ntar sore main rumah gue yuk, kalian dicariin nyokap katanya kok udah jarang main rumah"

Othy melirik ke arah Vivi, "Gimana?"

"MAAAUUUU!!! GUE JUGA KANGEN SAMA MASAKAN NYOKAP LU"

"oke deehh, eh Van denger-denger anak barunya cantik-cantik ya" ujar Othy sambil melirik ke arah Vivi, memberikan kode.

Vivi mengangguk dan mengedipkan matanya, setuju.

"Gue ga minat cari cewek." Ujar Evan seakan-akan tau apa yang akan dikatakan Othy.

"Tadi Vivi udah bilang sama gue, jadi lu ga usah ngulang lagi. Males dengernya"

Othy dan Vivi bertatap-tatapan lalu tertawa bersama dan ber-high five ria.

"Udah mau masuk nih, balik kelas dulu yaa!! Van, jagain pacar gue ya"

"Ih males amat" Vivi pun menyubit lengan Evan yang membuat Evan melotot dan mengundang tawa Vivi dan Othy, setelah mengelus rambut Vivi dan pamit, Othy pun kembali ke kelasnya.

----
"Tante Saraahhh" ujar Vivi riang sambil memeluk Sarah - Ibu Evan.

"Ya ampun Vivii kamu udah gede yaa, kata Evan kamu pacaran sama Othy? Astaga tante ga nyangkaa lhoo!! Tapi tante seneng kalian udah cocok dari dulu kecill"

"Hahaha makasi Tanteee, Vivi kangen banget sama tantee"

"Iyaa tante jugaa, makan yuk? Kalian belom makan kan?"

Vivi, Evan, Othy menggeleng bersama lalu berjalan ke arah meja makan terlihat banyak sekali makanan yang tersedia dan itu membuat Vivi tak sabar untuk mencoba semuanya.

"Kamu makin ganteng ya Othy"

"Hahaha makasii tantee, tante juga kok keliatan muda terus sih tan?"

"Kamu inii bisa aja, makasi ya. Ayo dimakan"

----

"Udah jam segini pulang yuk, Vi?"

Vivi menatap jam tangannya dan terlihat kaget saat jam sudah menunjukkan pukul 18.14 p.m.

"Ga kerasa yaa tiba-tiba udah malem" ujar Sarah sedikit kecewa.

"Iya tan, Vivi sama Othy pulang dluan ya tan? ntar kapan" main lagi deh taann" pamit Vivi sambil berpelukan dengan Sarah,

"Duluan ya Tante"

"Iya, hati-hati ya Othy bawa montornya. Van, kamu anter mereka ke depan ya, mama mau nyuci piring dulu. Gapapa kan Vi, Ot?"

"Gapapa kok Tante" jawab Vivi dan Othy kompak.

Mereka bertiga pun berjalan ke halaman depan, Othy menaiki montornya disusul dengan Vivi dibelakangnya,

"Hati-hati yaaa byee" ujar Evan sambil melambaikan tangan, dan dibalas lambaian tangan oleh Vivi dan Othy setelah akhirnya mereka meninggalkan halaman rumah Evan.

Evan memasuki rumahnya lagi dan disambut pertanyaan dari Sarah,

"Kamu ga pengen cari pacar, Van? Mama belum pernah denger kamu nyebut cewe yang kamu suka atau denger kamu cerita ada cewek yang menarik buat kamu"

"Evan lagi pengen fokus sekolah Ma"

"Tapi masa kamu ga pernah tertarik sama cewe manapun?"

"Evan ke kamar dulu ya Ma" ujar Evan menghindari topik ini dan Sarah hanya bisa menghela nafas pelan sambil melihat anaknya dengan tatapan sedih,

"Maafkan Mama,Evan"

---

Evan termenung diatas tempat tidurnya, ia memandang langit-langit kamarnya dengan pandangan menerawang, lalu ia menghembuskan nafas berat dan menutupi wajahnya dengan bantal.

"Maafkan Evan, Ma. Evan belom siap buka hati untuk siapapun, Evan takut menyakiti hati wanita seperti Papa menyakiti Mama. Karna Evan tau tanpa Evan sadari, hati wanita itu akan terluka karna wanita sensitive. Evan belum siap Ma, Maaf." isak Evan pelan.

Evan tau betul bahwa Mamanya ingin mendengar cerita tentang masa remaja nya termasuk "asmara", namun bayangan perceraian kedua orangtuanya membuat Evan tak bisa mengabulkan keinginan mamanya itu.

Untuk saat ini.

You've reached the end of published parts.

⏰ Last updated: Oct 21, 2016 ⏰

Add this story to your Library to get notified about new parts!

My Stupid Fault Where stories live. Discover now