2.

3.7K 191 0
                                    

***

Meski kebingungan dengan tingkah alvaro. Pelan aline berdiri menuruti permintaan alvaro.

matanya tetap memandang wajah kekasihnya. mencari kejelasan akan keanehan yang terjadi.

Bagaimana alvaro tidak mengenalnya hanya dalam kurun tiga bulan?
Hubungan mereka tidaklah seumuran jagung, Banyak hal yang sudah mereka lalui bersama. 2 tahun menjalin hubungan bukanlah hal sebetar. Rasanya mustahil alvaro melupakannya begitu saja.
Lagipula alvaro sangat mencintainya.
Begitupun dengan dirinya.
Saling mencintai adalah satu satunya alasan yanh mampu membuatnya bertahan menunggu alvaro siuman.

"Al? Kau tidak ingat siapa aku?" Tanya aline menunjuk dirinya.

titik bening dari pelupuk mata merahnya yang tadinya berhenti kembali luruh begitu alvaro menggeleng.

" kenapa kau bertingkah begitu membingungkan? kau tuli? atau kau bodoh??"

"Aku tidak mengenalmu!!" Bentak alvaro jengkel. Setelah itu bangun dari tidurnya dan mencabut selang infus yang berada di lengan kirinya.

"Di mana semua keluargaku??! di mana pacarku??!!!" Teriaknya frustasi.

Melihat tingkah brutal alvaro, aline  begitu panik. Cepat dia menekan tombol bel di atas ranjang alvaro.
Meminta pertolongan dokter.

Dokter kemudian datang dan memberikan suntikan penenang kepada alvaro yang terus saja histeris.
Beberapa menit setelah di suntik, alvaro kembali tertidur dan nafasnya kini mulai teratur.

"Aline..bagaimana keadaan al? Apa dia baik baik saja?" Tanya mama alvaro begitu membuka pintu dari luar. Di belakangnya mengikut beberapa anggota keluarga alvaro.

Aline menoleh menatap mama alvaro. Raut wajah perempuan itu begitu khawatir. Dan lebih tambah khawatir lagi saat menatap wajah aline yang pucat pasi.

Mama al kebingungan begitu calon menantunya itu menghambur kepelukannya sembari menangis.
Pelan dia  mengusap lembut rambut gadis itu. Tak terucap rasa terima kasihnya kepada gadis itu akan kesetiaannya kepada anaknya.

" sudahlah sayang..penantian kini sudah usai. al sudah siuman, tidak ada yang perlu di khawatirkan. semua ini tak lepas dari doa doa mu" ucapnya lembut.

"Al...al..." aline tidak dapat meneruskan kalimatnya karena rasa sakit yang di rasakannya setiap mengingat kalau al tidak mengenalinya.

"Ada apa sayang?" Tanya mama al sambil melepas pelukannya dan menatap aline. Entah kenapa nalurinya langsung mengerti kalau sesuatu telah terjadi.

"Al...tiidaakk mengenali ku maaa" ratap aline, dia melepas tangis yang sedari tadi di tahannya. dadanya sakit, seperti di tekan sesuatu yang berat.

Semua keluarga al yang ada di ruangan tersebut kaget mendengar perkataan aline

"Apa maksudmu aline?" Tanya mbak karin kakak al sekaligus istri dari om aline.

"Aku juga tidak tau kak, tapi ketika dia sadar dia tidak mengenaliku dan malah menyebut nama kiara" lanjut aline begitu sudah menguasai tangisnya. Dia menoleh menatap wajah al yang tertidur pulas.

"Oh god...bagaimana dia masih mengingat perempuan itu setelah di sakiti begitu dalam" mbak karin mengelus dadanya. Mendengar nama gadis itu saja selalu membuatnya ingin istigfar banyak banyak.

Dokter yang sedari tadi mengecek kondisi alvaro berbalik dan mendekat ke arah mereka.

"Bagaimana keadaan anak saya dok?" Tanya mama alvaro.

" Tuan alvaro telah melalui masa kritisnya, tinggal butuh pemulihan beberapa hari" Jelas dokter tadi.

"Tapi kenapa dia tidak mengenali tunangannya dok?" Tanya karin.

Sebelum Kau PergiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang