1: Married?

11.1K 388 9
                                    

Seoul. 10:45 Am. KST.

Hujan membasahi kota Seoul.

Mata gadis itu tidak lepas dari air hujan didepannya, kakinnya sengaja ia ketuk-ketukan pada genangan air dibawah sepatu sneaker putih bergaris hitam tiga miliknya. Ia kini tengah meneduh di depan toko, melihat dari tulisan 'Di Jual' yang ada depan pitu, sudah dipastiakn bahwa toko itu adalah toko kosong.

Gadis itu berhenti, saat melihat sepasang sepatu hitam didepannya. Wajahnya mendongak menatap orang yang berdiri didepannya, gadis itu memiringkan kepalanya, mencoba melihat orang yang berada dibalik payung biru itu. Secara perlahan pun, orang itu mengangkat payung yang menghalangi wajahnya. Hingga keduanya bisa saling melihat sekarang.

mata itu menyipit seiring dengan bibirnya yang tertarik untuk mengulas senyum bahagia. "Jongin"

"Maaf membuatmu harus menunggu lama"

Soojung's Pov

"Maaf membuatmu harus menunggu lama" ada nada penyesalan dari kata-katanya.

"Maaf itu tidak cukup. Kau sudah membuat kaki-ku matirasa karena menunggumu lama" aku mendengus, lalu ikut masuk kedalam payungnya.

Aku tidak mendengar Jongin membalas kata-kataku,mendongak untuk melihatnya, Jongin menatapku dengan senyuman hangatnya. Oh astaga pipiku. Aku mengalihkan pandanganku, kupikir pipiku sudah semerah toamat sekarang. Kurasakan tangan besar jongin mengacak rambutku, lalu tertawa dengan nyaringnya.

"Ya!" Aku mem-pout kan bibirku tanda tak suka, tapi sebenarnya aku suka.

Pria itu. Kim Jongin, suka sekali membuat pipiku merah dengan perbuatannya. Aku merapihkan rambutku kembali, mencoba bersikap jengkel akan perbuatannya tadi, tapi gagal. Itu semua karena pipiku yang masih merona, aku mendengus kesal menyadarinya.

"Karena kau bilang kakimu matirasa, apa perlu aku gendong hm?"

Aku menoleh, dan terkejut saat mendapati wajahnya yang sangat dekat denganku. Ujung bibirnya tertarik saat melihat reaksiku tadi, Kim Jongin benar-benar!. Aku mendengus.

"jadi, bagaimana?" Jongin kembali bersuara, tatapannya tidak lepas dariku, dan jangan lupakan Smirk andalannya. Menyebalkan.

Berpikir sebentar, yeah~ memberikan sedikit pelajaran sepertinya tidak buruk. Aku tersenyum tipis, melipat kedua tangankku lalu menatap Jongin sengit.

"Geurae, tapi jangan menyesali keputusanmu sendiri­ -Kim-Jongin" ucapku dengan sedikit penekanan saat mengatakan namanya. (Baiklah)

"Sepertinya tidak akan" Jongin mengedipkan sebelah matanya padaku saat memberikan payungnya. Oh astaga pria ini.Aku mengambil alih payung birunya.

Jongin sedikit membungkukkan badanya, aku menaiki punggung tegap itu, lalu melingkarkan tangan kananku di bahunya, dan tangan kiriku kugunakan untuk memegang payung.dijarak sedekat ini, aku bisa mencium aroma parfum Jongin. Wanginya membuatku nyaman. Jongin memegangi kedua kakiku, lalu mulai menerobos derasnya hujan.

Kami−tidak, maksudku Jongin berjalan di trotoar, dan aku masih berada diatas punggungnya. Orang-orang menatap kami aneh saat berpapasan, atau saat kami melewati mereka yang berada di dalam toko ataupun caffe di pinggir jalan. Aku merasa malu, dan tanpa kusadari aku mengeratkan pelukanku pada bahu Jongin.

"Wae?" suara Baritonenya mengalihkan perhatianku dari pandangan orang-orang. (kenapa?)

"Kau malu?" lagi, Jongin bertanya padaku.

"Eo" aku menggumam, tapi sepertinya Jongin dapat mendengarnya.

Jongin membenarkan gendongannya padaku, aku tersenyum tipis. Hening. Tidak ada yang memulai pembicaraan diantara kami.

Married With a Stranger [SESTAL] RATED 🔞Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang