Chapter 4 : Tak Bisa

85 5 3
                                    

Greeek! greekk!
ada yang menelfon,
perlahan ku buka mata dari rasa ngatuk yang amat berat, ku menoleh ke belakang, tangan dika tak lagi memegang pinggangku
yang ada hanya pundaknya yang lumayan besar,

"ah semalam nyaman sekali." itu kata dalam benaku

Ku duduk dan mengakat telfon
tak disangka alaram yang kupasang seperti biasanya tak bisa membangunkanku, justru aku terbangun dengan panggilan masuk dari Win, ia ternyata Win yang menelfon pagi begini
ku masih ngatuk dan masih ingin melanjutkan tidur
dia mengingatkan bahwa aku jangan sampai lupa membawa flash yang berisikan anime yang dia minta,

disaat aku dan win masih berbicara aku tak sadar bahwa jam sudah pukul 06 : 00 pagi

ibuku udah lama bangun, sepertinya dia tidak tahu bahwa aku tidur bersama dika
aku lalu pergi keluar kamar untuk mandi, kulihat dika masih pulas tertidur, dia kelihatan sangat kelelahan

beberapa saat aku menoleh lagi pada wajah dika seakan masih tak percaya, bahwa ada orang baru yang sangat nyaman di ajak bicara di dalam rumah, biasanya aku hanya sendiri dan tak punya teman untuk bercerita selain pada key di setiap malam,
tunggu bagaimana kabar key?

Tak lama, karena ku kangen suara manisnya, aku menelfon dia, siapa tau dia sudah bangun,
aku tahu sih beda sejam waktu aku dan dia, jadi mungkin Key masih belum bangun

tak berapa lama..
"langittt, ohayou, kenapa.?"
ah suranya manis sekali, manja, sepertinya dia baru saja kubangunkan dari hibernasi
"gpp, kangen aja sama suara kamu."
kataku saat sambil duduk sudah dikamarku
"dasar gombal, udah mandi sana, udah jam berapa.? ini mama aku nanti marah kalo aku ketahuan telfonan, sudah ya."
ya, baru saja ku kangen, tapi ya sudah apa yang bisa di buat

"iyaa, semangat ya jangan lupa sarapan, obatnya juga."
ucapku seraya bergegas untuk mandi,

oh ya, sedikit bercerita tentang kekasihku itu, dia sering sakit sakitan ketika PMS tiba, sakit sih wajar ya, karna ku gak tahu menahu soal masalah wanita itu, yang ada dia pernah jatuh pingsan karena sakit yang dia rasakan beda katanya, lalu ketika dia kembali ke dokter, dia hanya diberi obat seadanya, dia selalu menyembunyikan sesuatu saat aku menanyakaan keadaanya.

06 : 25

akhirnya ku berangkat kesekolah dengan seragam khas anak SMA, apalagi kalau warna melagenda, putih abu-abu, dengan gaya rambut yang sedikit acak acakan dan tas gandeng berisi buku buku anak Ipa, pasti tau dong gimana beratnya. (hahahaha)

biasanya ku naik kendaraan umum kesekolah tapi pas pulang aku sering minta diantarkan teman sebangku itu, ia siapa lagi kalau bukan si Win vokalis sekolah.

06 : 45

tak butuh waktu lama kesekolah, karena sekolahku tak jauh dari rumah, ya memang menjadi alasnku sekolah disini karena dekat dari rumah, siapa sih yang senasib sepertiku.?

sekolahku itu punya dua pintu masuk dan 2 gerbang utama, akhir akhir ini sekolah meningkatkan perarturan untuk tidak terlambat saat apel pagi berlangsung, mereka mengunci gerbang kedua agar yang terlambat bisa dipisahkan,

ada beberapa yang lolos namun ada juga yang bernasib sial tepat seperti aku sekarang,
"ah sial banget" ucapku pas turun dari angkutan umum, apel pagi sudah dimulai dan sepertinya akulah orang pertama yang terkunci diluar,

10 menit berlalu, apel belum selesai, ku duduk dideretan paling depan orang terlambat, karena begitu cara kerjanya, yang terlambat sesuai kedatangan, jadi paling belakang yang paling datang telat.

tiba tiba, muncul sosok manusia yang dengan santainya datang kesekolah.

"langit, Hahaha." suara ketawa itu sangat menyebalkan, ya dia Zul, teman kelasku, dia cukup tinggi dan kurus, sepertinya dia habis membeli sesuatu dari warung didepan sekolah dan memamerkanya didepanku

You've reached the end of published parts.

⏰ Last updated: Aug 03, 2016 ⏰

Add this story to your Library to get notified about new parts!

Bestfriend or BoyfriendWhere stories live. Discover now