part 5

25K 1.1K 38
                                    

#skip

Empat bulan berlalu Haris masih bertugas mengawasi proyeknya di daerah perkampungan di Kalimantan.
Dan Tasya yang kini tengah liburan semester berencana untuk menyusul kakak angkatnya tersebut.

"Kamu yakin sayang mau nyusulin kakakmu?" tanya Alex ia sangat khawatir dengan putri angkatnya itu, mereka kini sudah di bandara mengantarkan keberangkatan Tasya.
"Yakin pah... Tasya pengen liburan di sana" ucap Tasya.
"Ya sudah hati-hati sayang jaga diri baik-baik salam buat kakak ya" ucap Nancy.
"Ya mah... Tasya masuk ya..." ucap Tasya, ia memeluk kedua orang tua angkatnya tersebut sebelum masuk ke bandara.

---

Pesawat yang membawa Tasya mendarat dengan mulus di bandara Syamsudin noor Kalimantan Selatan, Tasya masuk ke mobil yang telah menjemputnya untuk menuju perkampungan tempat proyek Haris, dan ia harus menempuh jarak yang cukup jauh untuk tiba di kampung itu.

Suasana pegunungan dan persawahan benar-benar memanjakan mata Tasya, sangat rugi baginya untuk tidak menikmati pemandangan yang tak didapatinya di kota Jakarta.

"Masih jauh ya pak?" tanya Tasya.
"Iya non masih jauh dan mungkin kita akan tiba malam hari" ucap supirnya.
"Gitu ya...." angguk Tasya.

Tepat pukul sepuluh malam Tasya tiba di kampung tempat sang kakak berada selama ini.

"Dek... kakak kangen banget" Haris memeluk Tasya dan mengecup keningnya menyambut kedatangan adiknya tersebut.

"Tasya juga kangen kak... Tasya gak nyangka jauh banget ternyata" ucap Tasya.
"Ya sudah masuk sana biar kakak yang bawa koper kamu" ucap Haris dan Tasya pun berlalu masuk ke dalam rumah kayu mungil itu.
"Kalau begitu saya langsung kembali saja ya pak Haris, besok sudah harus ada di kantor" ucap supir yang menjemput Tasya.
"Oh iya hati-hati pak terima kasih dan ini untu membeli rokok" ucap Haris, ia memberikan lima lembar uang seratus ribuan.
"Tidak usah pak ini terlalu banyak" ucap supir tersebut.
"Gapapa ambil saja buat keperluan anak bapak" ucap Haris memaksa.
"Kalau begitu terima kasih banyak pak Haris" ucap supir itu.

Haris masuk ke dalam rumah dengan membawa koper milik sang adik.

"Mandi dulu dek..." ucap Haris.
"Iya ini juga mau mandi" ucap Tasya, ia membuka kopernya yang tadi dibawa Haris dan mengeluarkan keperluannya.

Selesai mandi Tasya langsung masuk ke kamar sang kakak, ia memakai piama tanpa lengan yang biasanya ia pakai di rumah.

"Kak... Tasya bobonya di mana?" tanya Tasya.
"Ya di kamar ini sama kakak" sahut Haris.
"Berdua?" tanya Tasya.
"Iya berdua, kenapa? kamu ini kaya gak pernah tidur sama kakak aja" ucap Haris.
"Ya sudah kalau gitu Tasya bobo duluan ya..." Tasya berbaring di ranjang kayu itu, ia berusaha memejamkan matanya.

Tak lama Haris menyusulnya dan berbaring di sampingnya.

"Yuk bobo kakak juga ngantuk banget" ucap Haris ia berbaring disamping Tasya dan memeluk adiknya itu dari belakang.

Tanpa diketahui keduanya ada sepasang mata yang tengah mengintip dibalik jendela, orang tersebut memata-matai keduanya sejak melihat Tasya memasuki rumah.

Tokk...ttoookkk...tokkk... tokkk....

Tengah malam pintu rumah Haris digedor banyak orang, Haris dan Tasya bangun terkaget, begitu mendengar gedoran pintu tersebut. Haris segera bangun begitu pun dengan Tasya.

Haris dan Tasya membuka pintu dan melihat banyak orang berdiri di depab rumahnya.

"Ada apa ini?" tanya Haris heran.
"Nah ini dia.... hei orang kota anda kami terima di kampung kami bukan untuk berzina" ucap salah satu warga.
"Berzina?? siapa yang berzina?" ucap Haris bingung terlebih Tasya yang baru datang ia semakin dibuat kebingungan.
"Anda pak Haris, warga kami melihat anda memasukkan perempuan ini ke dalam rumah" ucap seorang warga lagi, warga lainnya sudah berteriak-teriak diluar rumah.
"Maaf sebelumnya, mungkin bapak-bapak ini salah paham, perempuan ini adalah adik saya yang baru datang dari Jakarta dia ingin liburan di sini" ucap Haris berusaha menjelaskan dan menenangkan massa yang sangat banyak meneriakinya.
"Kalau benar dia adikmu kenapa tidak melapor pada RT atas kedatangannya" ucap warga lainnya lagi.
"Sudah malam pak dan saya takut mengganggu" ucap Haris.
"Bohong.... mereka harus dinikahkan, sebelum mereka berbuat yang tidak-tidak di kampun ini" teriak warga dibelakang.
"Sabar.... bapak-bapak saya tidak bohong ini adik saya" ucap Haris, sementara Tasya sudah sangat ketakutan berdiri di belakang sang kakak angkat.
"Lihat apa pantas mereka dikatakan kakak beradik perempuan ini tidur dengan pakaian seperti ini" ucap lagi seorang warga menunjuk piama tanpa lengan yang dipakai Tasya.
"Ayo ikut kami kalian harus dinikahkan" seorang warga berusaha menarik Tasya.
"Pak... jangan main hakim sendiri" ucap Haris berteriak.
"Permisi.... maaf pak Haris warga sudah sangat marah dan saya mohon pengertian pak Haris untuk menenangkan warga, pak Haris harus menikahi perempuan ini" ucap pak RT yang baru saja datang.
"Tapi pak dia ini benar-benar adik saya" ucap Haris.
"Massa sangat marah pak Haris, saya mohon pengertiannya" ucap pak RT lagi.

Terpaksa akhirnya Haris mengalah, ia pikir tidak ada salahnya ia menikahi Tasya karena mereka tidak sedarah.

"Baiklah" ucap Haris pasrah akhirnya.
"Kak..." Tasya yang sudah banjir airmata menatap sang kakak tak menyangka kakaknya tersebut akan menuruti permintaan warga.
"Gak ada jalan lain dek..." ucap Haris yang mengerti tatapan Tasya.

Setelah mengganti pakaiannya dengan pakaian yang lebih sopan Haris dan Tasya menuju rumah pak RT, di rumah itu Tasya ditanya soal wali nikahnya dan ia dengan jujur mengatakan bahwa sudah tidak memiliki orang tua kandung, maka dengan mudah warga kampung menikahkannya dengan wali hakim.

Selesai pernikahan Haris dan Tasya kini kembali ke rumah mereka.

"Bagaimana kalau mama papa tau kak..." ucap Tasya menitikkan airmatanya, ia berbaring memunggungi Haris.
"Kakak gak tau Sya, kakak juga bingung" ucap Haris ia berbaring disamping Tasya sambil menerawang ke langit kamarnya.
"Tasya takut kalau mama papa akan marah sama Tasya" ucap Tasya yang semakin berlinang airmata.
"Jangan takut, untuk sekarang sebisa mungkin kita rahasiakan semuanya dari mama dan papa" ucap Haris, ia membawa Tasya ke pelukannya dan mengecup kening perempuan yang sekarang berstatus sebagai istrinya tersebut.
"Tasya ke sini mau liburan kenapa jadi seperti ini" ucap Tasya masih menangis.
"Sudah lupakan semuanya anggap tak pernah terjadi apa pun, ayo tidur" Haris memeluk Tasya erat memberikan ketenangan.

---

Tasya terbangun mencium aroma nasi goreng, dilihatnya Haris sudah tak ada lagi disampingnya.

"Pagi kak..." Tasya menyusul Haris yang ada di dapur.
"Sana cuci muka dulu kita sarapan bareng, sebentar lagi sarapannya siap" ucap Haris.

Tasya keluar dari kamar mandi yang terpisah dengan kamarnya. Ia segera duduk di kursi makan disamping Haris.

"Apa kamu masih ingin di sini setelah apa yang terjadi?" ucap Haris sambil menyuap nasi gorengnya.
"Ya Tasya masih ingin di sini, kalau pulang sama artinya Tasya membenarkan kalau Tasya bukan perempuan baik-baik, lagi pula kalau Tasya pulang sekarang takut membuat mama papa curiga" ucap Tasya.
"Baiklah kalau begitu... untuk hari ini kamu diam di rumah saja, kakak tinggal ke proyek dulu ya" ucap Haris ia mengecup kening Tasya.
"Ya hati-hati kak..." ucap Tasya, ia segera mengunci pintu setelah kepergian Haris.

Bersambung

Part selanjutnya bisa kalian baca di aplikasi KBM (on going).

Bisa juga kalian beli pdf-nya, chat ke whatsapp 082352214834 (TAMAT)

Atau bisa download ebook di playstore (TAMAT)

***

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Apr 12, 2022 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

PERKAWINAN RAHASIATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang